Mahasiswa UNY Rancang Smartoblin, Alat Bantu untuk Kemandirian Tuna Netra
Alat yang diberi nama Smart Toilet for Blind People (Smartoblin) ini telah disesuaikan dengan kebutuhan penyandang tunanetra.
Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merancang alat bantu tuna netra guna meningkatkan kemandirian aktivitas di kamar mandi.
Kelompok mahasiswa ini terdiri dari Raden Budi Santoso Prodi Pendidikan Teknik Elektro, Ikhsan Sahida Prodi Pendidikan Teknik Mekatronika dan Wahyuni Amilya Prodi Pendidikan Luar Biasa
Latar belakang penciptaan alat ini berangkat dari sejumlah kasus terjadinya penyandang tuna netra saat beraktivitas di kamar mandi.
Kecelakaan di kamar mandi yang dialami para penyandang tuna netra ini pun sering kali diabaikan.
Adanya lantai licin, stop kontak yang dekat dengan air, dan tidak adanya pegangan toilet menjadi salah satu penyebab kecelakaan saat di kamar mandi.
Bagi tunanetra sendiri, akses mobilitas di kamar mandi sangatlah penting, apalagi berhubungan dengan keselamatan dan kemandirian.
Satu di antara caranya yakni dengan menyediakan kemudahan berupa petunjuk seperti rangsangan auditoris, visual, kinestetik, rangsangan taktual, aroma dan suhu.
Alat yang diberi nama Smart Toilet for Blind People (Smartoblin) ini telah disesuaikan dengan kebutuhan penyandang tunanetra.
Raden Budi Santoso menerangkan, output Smartoblin yang dihasilkan berupa audio atau suara yang akan mengarahkan penyandang tunanetra dalam beraktivitas di kamar mandi.
"Informasi yang akan diterima oleh tunanetra berupa notifikasi bunyi speaker tentang peruntukan kamar mandi untuk laki laki atau perempuan, informasi letak peralatan di kamar mandi dan informasi kondisi lantai apakah licin atau tidak," terangnya.
Budi menyampaikan, Smartoblin ini dirancang portable, sehingga mudah untuk digunakan di berbagai model kamar mandi.
Wahyuni Amilya menerangkan tujuan dari pengembangan alat ini sendiri yakni untuk memudahkan tuna netra dalam akses mobilitas di kamar mandi dalam kehidupan sehari-hari. Dia menerangkan jika sebelumnya Smartoblin telah diujicobakan di SLB Yaketunis Yogyakarta.
Menurut Ikhsan Sahida, sistem elektronis yang digunakan pada Smartoblin ini meliputi sensor PIR terletak pada dinding kamar mandi, sensor infrared terletak pada dinding bagian dalam, sensor rain FC-37 terletak pada lantai dan rangkaian mikontroller (arduino) serta power supply sebagai sumber tegangan terletak pada dinding bagian luar.
Cara kerja alatnya, saat tuna netra meraba-raba dinding maka sensor 1 akan mendeteksi objek tersebut dan meneruskan signal ke arduino lalu diproses menjadi output suara melalui speaker dan memberikan informasi.
"Potensi hasil yang bisa dikembangkan dari alat ini adalah dapat diimplementasikan lebih luas, karena alat yang dikembangkan tidak terikat oleh model kamar mandi manapun, selain itu juga memberikan solusi kemandirian mobilitas teman-teman tuna netra di kamar mandi sehingga teman-teman tuna netra tidak perlu merasa khawatir ke kamar mandi meskipun tidak didampingi oleh orang awas," ungkapnya
Sebelumnya, karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Karsa Cipta tahun 2019. (*)