Pusaka Tombak Kyai Manggolo Murti dan Songsong Makutha Dewa Dijamas di Puncak Suroloyo

Sendang Kawidodaren tempat jamasan Pusaka Tombak Kyai Manggolo Murti dan Songsong Makutha Dewa yang merupakan peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Penulis: Andreas Desca | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM | Andreas Desca Budi Gunawan
Sendang Kawidodaren tempat jamasan Pusaka Tombak Kyai Manggolo Murti dan Songsong Makutha Dewa yang merupakan peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Minggu (1/9/2019) 

Grebeg gunungan inilah yang menjadi pertanda bahwa prosesi jamasan dan kirab sudah selesai.

Kedua pusaka ini pun dibawa kembali ke sebuah gedung yang memang difungsikan untuk penyimpanan pusaka.

Bupati Kulonprogo H. Sutedjo yang turut hadir dalam Prosesi Jamasan dan Kirab Budaya, turut melaksanakan prosesi jamasan terhadap pusaka Tombak Kyai Manggolo Murti.

Seusai juru kunci melakukan ritual jamasan untuk pertama kali di Sendang Kawidodaren, Bupati Kulonprogo H. Sutedjo lalu diperkenankan untuk turut melaksanakan ritual jamasan.

Awalnya Bupati yang lebih akrab disapa Tedjo ini, mengusapkan jeruk ke kedua sisi pusaka.

Setelah itu dilanjutkan dengan pembasuhan pusaka menggunakan air sendang yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Bupati Kulonprogo yang ditemui tribunjogja.com seusai prosesi jamasan memberikan keterangan mengenai prosesi adat ini.

"Dapat turut melakukan Jamasan terhadap pusaka peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan hal yang sangat langka," tuturnya.

"Tidak semua orang bisa ambil bagian dalam prosesi ini, jadi saya sangat bersyukur bisa melakukan ritual jamasan pusaka ini," pungkasnya.

Warga Nglipar Gelar Kirab Pusaka

Peringati 1 Muharram, Warga Nglipar Gelar Kirab Pusaka, Minggu (1/9/2019).
Peringati 1 Muharram, Warga Nglipar Gelar Kirab Pusaka, Minggu (1/9/2019). (TRIBUNJOGJA.COM / Wisang Seto Pangaribowo)

Masyarakat kabupaten Gunungkidul mengelar acara kirab pusaka, kurang lebih ada 100 pusaka yang dipamerkan dalam festival tosan aji kali ini, dan terdiri dari berbagai bentuk pusaka mulai dari tombak, payung, dan cemeti.

"Disini yang ikut pameran ada Tombak kyai Umbul Katon, Tombak Korowelang, Payung Agung, dan Cemeti Amuk,"kata Dewan Budaya Kecamatan Nglipar, Muryanta.

Pusaka tersebut dikirab berkeliling desa dengan para abdi dalem Keraton Yogyakarta dengan dikawal prajurit lombok abang, menuju pasarean Ki Ageng Damarjati, atau Sunan Tremboyo.

Yang pertama kali menjamasi pusaka pada kegiatan kali ini daalah dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Karena menurut kepercayaan masyarakat setempat tidak boleh ada yang mendahului pihak keraton dalam menjamasi pusaka.

"Untuk kuras gentong nanti juga akan dilakukan. Hal ini sesuai dengan yang dilakukan para pendahulu kami," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved