Suami Gugat Istri Minta Kembali Seluruh Uang Biaya Anak yang Ternyata Hasil Perselingkuhan
Seorang pria melayangkan gugatan kepada istrinya dengan meminta kembali seluruh uang yang telah dikeluarkan untuk membiayai anak mereka.
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Sepanjang persidangan 11 hari, Pengadilan Tinggi Singapura mendengar paparan bagaimana Khoo membunuh Cui Yajie, seorang insinyur WN China berusia 31 tahun, pada 12 Juli 2016.
Dia kemudian membawa tubuhnya ke tempat terpencil di Lim Chu Kang dan membakarnya selama tiga hari sampai tidak bagian tubuhnya yang tersisa.
Hanya saja, tidak ada pembunuhan yang sempurna. Polisi menemukan beberapa helai rambut korban di tempat pembakaran, sebuah kait bra dan potongan-potongan kain hangus dari gaunnya.
Ini adalah kasus kedua dalam sejarah hukum Singapura sejak 1966, pelaku dihukum karena pembunuhan tanpa adanya bukti mayat.
Pria yang sudah menikah ini banyak berbohong selama hubungan mereka yang kemudian menjadi motif untuk mengakhiri hidup kekasihnya.
Kepada sang kekasih, Khoo mengaku masih lajang dan bahwa dia memiliki perusahaan binatu atau laundry tempat dia bekerja.
Dia juga menipu Cui untuk memberinya Sin $ 20.000 atau sekitar Rp 200 juta yang dia klaim akan digunakan untuk “investasi emas”.
Penuntutan yang dipimpin oleh Wakil Jaksa Agung Hri Kumar Nair telah meminta hukuman seumur hidup bagi Khoo, menulis dalam dakwaan "penghilangan absolut atas mayat ... memberi gambaran kebiadaban atau kebrutalan serangan oleh pelaku".
Hakim Audrey Lim tidak memvonisnya hukuman maksimal, yakni hukuman mati, karena tidak ada bukti pria itu melakukan tindakan brutal terhadap korban atau sengaja untuk membunuh orang lain.
Hakim Lim berkesimpulan bahwa Khoo membunuh Cui dengan motif untuk membebaskan diri dari tekanan keuangan dan ancaman yang diajukan korban kepadanya.
Khoo membunuh korban setelah terjadi pertengkaran keduanya di dalam mobil BMW milikny di Gardens by the Bay, karena korban mengancam akan mengungkapkan kebohongannya kepada bosnya.
Dalam kesaksiannya, Khoo mengaku dalam kondisi panik dan bingung pada saat itu, namun hakim Lim mengatakan bahwa dia tidak kehilangan kendali saat meraih lehernya dan mencekiknya.
Namun demikian, dia mengatakan pada hari Senin bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Khoo telah berencana untuk membunuh Cui hari itu.
Dia “kemungkinan tidak mengetahui” niat Cui untuk menghadapi bosnya dan telah memutuskan untuk membawanya ke Gardens by the Bay untuk menenangkan wanita itu, katanya.
“Tidak ada bukti bahwa ia melakukan (pembunuhan) secara brutal. Saya menyimpulkan bahwa dia menekan lehernya dengan kuat dan dapat menyimpulkan berapa lama dia melakukannya,” kata Hakim Lim kepada pengadilan, seperti dilansir TribunBatam.id dari Today Online.