Tips
Penyebab dan 5 Tips Berhenti Mengorok
Mengorok bagi sebagaian orang sudah dianggap biasa, lalu bagaimana kalau menurut pandangan dunia kesehatan? Bagaimana agar kita berhenti mengorok?
Penulis: Fatimah Artayu Fitrazana | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Sebagian dari kita menganggap jika mengorok adalah kebiasaan tidur biasa, mungkin juga pertanda kelelahan, atau malah standar tidur nyenyak.
Namun, bagi sebagian lainnya, mengorok dianggap mengganggu dan tidak dapat membuat orang lain tidur pulas karena suaranya yang keras.
Lalu, sebenarnya mengapa kita bisa mengorok?
Tribunjogja.com mengutip dari laman Healthline.com, mengorok terjadi ketika udara mengalir lewat tenggorokan di saat kita sedang bernapas dalam kondisi tidur.
Hal tersebut menyebabkan jaringan-jaringan yang rileks di tenggorokan menjadi bergetar dan menyebabkan suara dengkuran.
Mendengkur juga bisa jadi tanda beberapa kondisi serius, misalnya saluran udara tersumbat, kegemukan, masalah struktur mulut, hidung, atau tenggorokan, dan kurang tidur.
Berikut lima tips berhenti mengorok:
1. Kurangi berat badan
Jika kita termasuk yang memiliki berat badan berlebih, jagalah pola makan dan rajin berolahraga. Cara ini bisa membantu untuk mengurangi jumlah jaringan di tenggorokan, yang mungkin jadi penyebab kita mendengkur dengan keras.
2. Tidur menyamping
Tidur terlentang kadang-kadang menyebabkan lidah bergerak ke belakang, yang kemungkinan dapat menghalangi aliran udara melalui tenggorokan. Sementara tidur menyamping, memungkinkan udara mengalir dengan lebih mudah dan mengurangi frekuensi dengkuran kita.
3. Tinggikan bagian kepala
Untuk mengurangi dengkuran dan menjaga saluran udara tetap terbuka, cobalah untuk meninggikan bagian kepala di kasur sekitar empat inci.
4. Hindari minum alkohol sebelum tidur
Usahakan untuk tidak mengonsumsi alkohol setidaknya dua jam menjelang tidur. Alkohol dapat mengendurkan otot-otot tenggorokan, menyebabkan dengkuran.
5. Berhenti merokok
Merokok adalah kebiasaan yang tidak sehat dan dapat memperburuk dengkuran kita. Jika sulit untuk berhenti sendiri, coba ikut terapi berhenti merokok.
( Tribunjogja.com | Fatimah Artayu Fitrazana)