Yogyakarta
Hotel Bintang Tiga dan RS Internasional Belum Ada, Maskapai Asing Belum Mau Mendarat di Bandara YIA
Meski demikian, Pandu menjelaskan, saat ini pihaknya tengah membangun hotel yang berada di dalam kawasan airport.
Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Belum tersedianya fasilitas pendukung seperti Hotel minimal Bintang Tiga dan Rumah Sakit berkelas Internasional menjadi salah satu syarat yang diberikan oleh maskapai asing agar mau mendarat di Bandara Internasional Yogyakarta.
Hal ini dikemukakan oleh Pelaksana Tugas Sementara Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Agus Pandu Purnama usai rapat kerja bersama DPD RI Perwakilan DIY, Selasa (13/8/2019).
"Setiap penerbangan menanyakan apakah ada hotel bintang tiga, apakah ada rumah sakit internasional, tapi itu kan domainnya ada di pemerintah bagaimana menyiapkan RUTR supaya investor bisa segera melaksanakan pembangunan," katanya kepada media.
• Desember 2019, Hotel Bintang Tiga Berdiri di Bandara YIA
Meski demikian, Pandu menjelaskan, saat ini pihaknya tengah membangun hotel yang berada di dalam kawasan airport.
Rencananya akan ada dua hotel bintang tiga yang berada di kawasan terminal dan airport.
Untuk yang berada di dalam terminal akan mampu menampung sebanyak 70 kamar.
Sedangkan yang di luar, jumlah kamar akan diperbanyak.
"Ini untuk mengakomodir aircrew yang harus bermalam di bandara sebagian juga untuk penumpang," tegasnya.
Sementara itu, terkait fasilitas hotel berbintang yang ada di luar kawasan bandara, Pandu menyebut tanggung jawab berada di pemerintah.
Saat ini pihaknya belum mengetahui bakal adanya investor yang membangun hotel di kawasan tersebut.
"Karena adanya bandara internasional harus dibarengi investasi besar juga di luar bandara, termasuk investasi hotel dengan skala yang lebih besar," bebernya.
• Polemik Tol Bandara Jadi Catatan Raker DPD RI DIY
Sementara itu Senator Afnan Hadikusumo menambahkan untuk masalah fasilitas rumah sakit internasional saat ini telah ada rumah sakit swasta yang bakal membangun di sekitar bandara baru.
Lokasinya pun sesuai dengan persyaratan bandara yakni tak lebih dari 5-10 kilometer dari bandara.
"Saat itu kebetulan yang siap dan punya lahan dari PKU Muhammadiyah dan saat ini sudah dalam proses pembangunan," bebernya.
Pihaknya berharap dengan adanya bandara baru dan sejumlah fasilitas umum lainnya mampu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.