HUT RI
Asal-usul Panjat Pinang yang Ikonik di Moment HUT RI, Memori Masa Lalu
Panjat pinang adalah lomba tradisional yang populer pada perayaan HUT kemerdekaan Indonesia. Asal-usul Panjat Pinang yang Ikonik di Moment HUT RI
Selain itu, penebangan besar-besaran hanya untuk acara hiburan sekali setahun itu tidak seimbang dengan nilai lingkungan.
Karena pertumbuhan pohon pinang cenderung lambat.
Sebatang pinang baru layak ditebang untuk keperluan perlombaan setelah ia berusia 30 tahun.
Hanya dari batang pinang setua itu bisa dibuat tiang lomba berukuran ideal, yakni tinggi antara 8-12 meter dan diameter 43 - 60 centimeter.
Masalah lain yang ditimbulkan yaitu belum tentu seluruh batang pinang yang ditebang laku terjual dan digunakan.
Pertumbuhan pohon pinang cenderung kalah cepat dengan permintaan konsumen.
Dengan lomba panjat pinang HUT RI dari Sabang sampai Marauke, bayangkan saja berapa banyak batang pinang yang ditebang dan membusuk secara sia-sia karena tidak laku terjual.
Melalui penelusuran Kompas.com pada arsip harian Kompas, pada tahun 1970-an batang pinang di DKI Jakarta masih banyak dipasok dari daerah sekitar Ibu Kota, seperti Bogor, Citayam dan Pondokgede.
Namun sejak awal 1980-an batang pinang di momen HUT kemerdekaan Indonesia harus didatangkan dari daerah-daerah yang jauh seperti dari Sukabumi, Purwakarta, Serang dan Lampung.
Bahkan kini pemasok batang pinang, apalagi hanya untuk lomba panjat pinang HUT RI, dapat dibilang cukup sulit dan harganya pun menjadi mahal.
Kelangkaan ini diperparah dengan kurangnya usaha peremajaan dan pembudidayaan pohon pinang.
(*/ Tribunjogja.com )
 
• HUT RI ke-74, Kisah Perjuangan yang Tak Banyak Orang Tahu, Tiang Bendera hingga Naskah Proklamasi
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sisi Gelap Tradisi Panjat Pinang di Hari Kemerdekaan Indonesia


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											