Kelola Sampah: Jakarta Rp 3,7 Triliun, Surabaya Rp30 Miliar, Mana yang Lebih Baik?

Ternyata, TPA yang sudah melakukan pengelolaan sampah dengan baik sekaligus tidak berbau, salah satunya ada di Surabaya. Tepatnya TPA Benowo.

Editor: iwanoganapriansyah
Kompas.com/Risky Andrianto
Sejumlah alat berat beroperasi di lokasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang. 

TRIBUNJOGJA.COM - Kota Surabaya dan Ibu Kota Jakarta akhir-akhir ini menjadi sorotan media tentang cara mereka tangani sampah-sampahnya. Pasalnya, kedua kota ini adalah dua kota metropolitan besar yang jadi barometer di Pulau Jawa.

Melansir dari Kompas.com, Jakarta keluarkan dana untuk kelola sampah sebesar Rp 3,7 triliun. Jumlah dana ini jelas tidak sedikit, apalagi jika dibandingkan dengan Surabaya yang hanya Rp 30 miliar.

Persoalan sampah Jakarta dan Surabaya ini bermula dari kunjungan kerja anggota Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD DKI Jakarta, Bestari Barus ke Surabaya.

Saat rapat bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani. Bestari menyampaikan anggaran pengelolaan sampah di Jakarta menghabiskan dana hingga Rp 3,7 triliun.

Sontak Bu Risma kaget dengan jumlah itu, karena Surabaya hanya gunakan Rp30 miliar untuk pengelolaan sampah.

Kriteria TPA Ideal

Sebenarnya, mana yang lebih baik pengelolaan sampah antara Jakarta dan Surabaya?

Agus Supriyanto Kepala Seksi Bina Retail, Direktorat Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menjelaskan bagaimana kriteria TPA yang ideal pada sebuah acara comunnity gathering bertajuk “Bersama Ciptakan Kebaikan untuk Bumi” yang diprakarsai oleh National Geographic Indonesia dan Danone-Aqua.

Ilustrasi - Petugas menggunakan alat berat meratakan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Ilustrasi - Petugas menggunakan alat berat meratakan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) (ANTARA/Oky Lukmansyah)

Menurut Agus, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang baik itu memiliki konsep control landfill, sampah yang datang harus di tutup mulai jangka 3 sampai 7 hari maksimal, dan tidak bau.

"Syarat TPA tidak bau itu sampahnya harus sedikit, saat ini kami selalu mendorong pemerintah daerah untuk melakukan upaya pengurangan sampah, bukan penanganan sampah," jelasnya.

"Jika sampah yang masuk ke TPA itu tidak banyak, maka kualitas pengelolaan sampah di TPA bisa dicapai," tambah Agus Supriyanto, yang kerap di sapa Puyi.

Volume Sampah

Lantas, seberapa besar jumlah sampah yang masuk ke TPA Bantar Gebang (Jakarta) dan TPA Benowo (Surabaya)?

DKI Jakarta dengan jumlah penduduk sebanyak 10,4 juta orang, memproduksi sampah sebesar 7.500 ton setiap harinya.

Dari data yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, sebanyak 60 persen sampah itu diambil dari permukiman, 29 persen dari kawasan komersial, dan 11 persen dari fasilitas umum.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved