Kisah Tukang Becak
Kisah Wawan Mengayuh Becak dengan Satu Kaki dan Cerita Tentang Keputusan Amputasi
Meski kondisi fisik yang tak sempurna, hanya memiliki satu kaki, Wawan terlihat tetap bersemangat mengayuh becak
Kaki palsu tersebut menurut Wawan sangat membantu dirinya dalam menjalankan profesi sebagai tukang becak.
"Kaki palsunya sebenarnya sangat membantu, saya bisa jalan normal seperti biasa. Ya walaupun untuk mengayuh rasanya sedikit aneh," tuturnya.
Tak mau merepotkan
Pria yang sejak kecil telah dituntut untuk mandiri ini mengaku akan terus bekerja walaupun kondisinya tidak seperti dulu lagi.
"Pedoman saya itu bisa bekerja sendiri tanpa merepotkan orang lain, yang penting kerjaan saya halal," ujarnya.
"Saya dari kecil sudah jualan koran, jualan minuman di bus-bus, apapun itu saya kerjakan," imbuhnya.
Saat ditemui tribunjogja.com Wawan tiba-tiba didatangi oleh seorang ibu dan anaknya, yang membawakannya sebuah pisang dan jeruk untuk dimakannya.
Terdengar tariakan 'bapak', dari mulut mungil anak tersebut saat menghampiri Wawan yang tengah duduk dalam becaknya.
"Itu bukan anak saya, saya cuma bantu merawat saja. Sebenarnya itu anak teman saya, tapi sekarang sudah meninggal," jelasnya.
Wawan menceritakan bahwa dia selama ini membantu memberikan sedikit uang yang didapatkannya untuk kebutuhan anak tersebut.
"Kasian, bapaknya sudah nggak ada. Nggak ada yang perduli juga sama mereka," ujarnya.
Saat ditanya kesehariannya, Wawan mengakui bahwa dia tidur di becaknya.
"Sehari-hari saya tidur di becak ini, kalo kangen sama pakdhe baru pulang kerumah," tuturnya.
Penghasilan tak tentu
Wawan juga menceritakan jika sekarang penghasilannya tidak menentu.