Kisah Tukang Becak
Kisah Wawan Mengayuh Becak dengan Satu Kaki dan Cerita Tentang Keputusan Amputasi
Meski kondisi fisik yang tak sempurna, hanya memiliki satu kaki, Wawan terlihat tetap bersemangat mengayuh becak
Setelah perawatan dia kembali menjalani aktivitas sebagai tukang becak.
Saat itu kondisinya belum puluh seratus persen.
Namun meski masih sakit, Wawan tetap nekad melakoni profesinya sebagai tukang becak.
Tuntutan sebagai tulang punggung keluarga memaksanya tetap menjalani profesi ini.
"Saya langsung kerja lagi, tapi masih terasa sakit. Sampai ada rombongan sedekah rombongan yang melihat, lalu saya ditawari untuk berobat," katanya.
Saat menjalani pengobatan, Wawan dirujuk menuju RSPAU Hardjolukito.
Amputasi
Namun dokter di sana menyarankan untuk mengamputasi kakinya.
"Dokter bilang kaki saya harus diamputasi, biar infeksinya gak menyebar sampai kemana-mana," jelasnya
Wawan mengakui bahwa dia tidak gentar ketika waktu itu disarankan untuk dilakukan tindakan amputasi.
"Yang penting saya bisa sembuh, jadi nggak ada rasa takut atau apapun saat itu," jelasnya.
Setelah amputasi dilakukan, Wawan sempat mendapatkan perawatan selama 16 bulan yang dibiayai oleh sedekah rombongan.
Pasca perawatan, Wawan masih melanjutkan profesinya sebagai tukang becak.
Wawan mengakui bahwa awalnya dulu dia sempat dibelikan kaki palsu untuk membantu aktivitasnya.
"Habis operasi dulu dibelikan kaki palsu sama sedekah rombongan, tapi sudah rusak 2 tahun yang lalu," cetusnya.