Kisah Haru Tukang Becak di Beringharjo, Wawan Mengayuh Becak dengan Satu Kaki Demi Keluarga

Namun ada yang berbeda dengan becak tersebut. Dua buah kruk alias alat bantu jalan untuk penyandang disabilitas digantung di sisi kanan becak.

Editor: Rina Eviana
Kompas.com/Yustinus Wijaya Kusuma
Kisah Haru Tukang Becak di Beringharjo, Wawan Mengayuh Becak dengan Satu Kaki Demi Keluarga 

Kisah Haru Tukang Becak di Beringharjo, Wawan Mengayuh Becak dengan Satu Kaki Demi Keluarga

TRIBUNJOGJA.COM -Di tengah keramaian geliat Pasar Beringharjo dan pasar buku bekas, serorang pria mengenakan kaus lusuh dan celana panjang cokelat tampak duduk di kursi becak menanti penumpang.

Namun ada yang berbeda dengan becak tersebut. Dua buah kruk alias alat bantu jalan untuk penyandang disabilitas digantung di sisi kanan becak. 

Rupanya, sang pengayuh becak adalah penyandang disabilitas. Ya, tukang becak bernama Wawan itu mengayuh becak dengan satu kaki.

Rambut yang mulai putih tersapu lembut semilir angin di tengah teriknya matahari. Becak hijau ini berhenti di seberang Taman Budaya Yogyakarta (TBY), tepat di bawah pohon yang teduh.

Sesekali, matanya terpejam, karena semilir angin yang membuatnya mengantuk. Namun, setiap kali ada orang berjalan melintas, wajah pria ini tampak sumringah dengan langsung menyapa dan menawarkan jasa antar dengan becak. Ia pun tak putus asa untuk terus menawarkan jasanya.

Padahal, dari pagi sampai siang, ia belum mendapatkan satupun penumpang. "Nama saya Wawan Setiawan.

Wah hari ini masih sepi mas," ujar Wawan Setiawan saat ditemui Kompas.com di tempat mangkalnya di seberang TBY, Jumat (2/8/2019).

 Kruk penyangga kaki tersebut ternyata untuk membantunya berjalan. Kaki kanan Wawan sudah diamputasi.

Kisah Haru Tukang Becak di Beringharjo, Wawan Mengayuh Becak dengan Satu Kaki Demi Keluarga
Kisah Haru Tukang Becak di Beringharjo, Wawan Mengayuh Becak dengan Satu Kaki Demi Keluarga (Kompas.com/Yustinus Wijaya Kusuma)

Namun, meski dengan keterbatasan fisik, pria 48 tahun ini tetap semangat mencari nafkah dengan menjalankan profesinya sebagai tukang becak.

Setiap kali mengantar penumpang, Wawan mengayuh becaknya dengan kaki kirinya. Becaknya pun sama sekali tidak dimodifikasi. "Kalau ngayuh becak dengan satu kaki. Ya berat, tapi tidak masalah, karena sudah terbiasa mas," ungkapnya.

Meski mengayuh dengan satu kaki, Wawan mengaku mengaku masih sanggup untuk mengantar dua penumpang sekaligus.

Bahkan, ia mampu membawa penumpang saat melintas jalan menanjak di Kota Yogyakarta. Profesi sebagai tukang becak ini ditekuninya sejak 1990.

Sebelum di Yogya, Wawan menarik becak di Magelang, Jawa Tengah. Sampai tidur di becak demi keluarga Wawan memutuskan menjadi tukang becak, karena tidak ada pilihan lain. Sebagai kepala keluarga, ia harus memenuhi kebutuhan hidup.

Terlebih, saat ini ia harus menghidupi istri dan anaknya yang berusia 2 tahun. Selain itu, dirinya juga harus membayar rumah kontrakan yang ditinggalinya bersama keluarga.

Wawan mengontrak di daerah Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Setiap bulan, wawan harus membayar sewa Rp 600.000.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved