Dinas Lingkungan Hidup Bantul dan JPSM Gelar Karnaval Pakaian Daur Ulang
Karnaval yang digelar di sepanjang jalan Jenderal Sudirman tersebut menampilkan macam-macam mode pakaian yang terbuat dari daur ulang sampah.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Peringatan hari jadi ke-188 Kabupaten Bantul diramaikan dengan Recycle Fashion Carnival (RFC), Minggu (21/7/2019) sore.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul bekerjasama dengan Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM).
Karnaval yang digelar di sepanjang jalan Jenderal Sudirman tersebut menampilkan macam-macam mode pakaian yang terbuat dari daur ulang sampah.
"Tujuan dari kegiatan RFC ini untuk mengedukasi masyarakat dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan sampah menjadi karya seni," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bantul, Ari Budi Nugroho, saat ditemui di lokasi acara.
Melalui karnaval pakaian daur ulang, Ari berharap akan bisa membentuk cara pandang baru di masyarakat.
Sampah yang semula dianggap sebagai 'musuh' dan harus dibuang, mulai saat ini dianggap sebagai sahabat.
"Bahkan bisa menjadi sumber potensi ekonomi. Karena ternyata sampah bisa dibuat menjadi aneka macam kerajinan," tuturnya.
Karnaval pakaian daur ulang diikuti oleh 57 kelompok peserta.
Terdiri dari para pelajar sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas hingga masyarakat umum.
Mereka berjalan dengan titik start gapura masjid Agung Manunggal Bantul menuju lapangan Paseban. Berjarak sekitar 1.4 kilometer.
Para peserta menampilkan ragam kreasi pakaian terbaik yang terbuat dari limbah sampah.
Tampak ada yang membuat pakaian dari koran bekas, kardus, botol bekas, sedotan hingga kresek maupun plastik dari sisa pembungkus makanan.
Peserta terbaik nantinya akan mendapatkan hadiah thropy dan uang senilai Rp30 juta.
Bupati Bantul, Suharsono, turut hadir dalam kegiatan ini.
Ia mengapresiasi program dari DLH yang menurut dia Recycle Fashion Carnival mampu menampilkan sesuatu yang unik dan berbeda.
Daur ulang sampah menjadi kerajinan menurut Suharsono merupakan aksi nyata.
Langkah cerdas sehingga diharapkan mampu menginspirasi dan menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengelola sampah.
"Demi terwujudnya Bantul yang bersih, sehat, cerdas dan sejahtera," ujar dia. (*)