Pendidikan

Disdikpora DIY Klaim PPDB Sistem Zonasi Tahun Ini Dirasa Lebih Baik dari Tahun Sebelumnya

Penerapan PPDB sistem zonasi bukan hanya cocok diberlakukan di daerah perkotaan, namun juga di kabupaten lain seperti Gunungkidul maupun Kulonprogo.

Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Noristera Pawestri
Kepala Disdikpora DIY, Kadarmanta Baskara Aji 

TRIBUNJOGJA.COM - Penerapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menggunakan sistem zonasi di DIY tahun ini dirasa lancar dan jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menerangkan, penerapan sistem zonasi tahun ini berjalan sesuai dengan yang sudah dijadwalkan.

"Saya kira ada beberapa peningkatan layanan. Dalam perjalanannya juga lebih baik, lalu yang paling penting bahwa semua Peserta Didik yang ikuti PPDB online mereka bisa mendapatkan layanan PPDB tanpa pengecualian. Untuk yang tidak diterima kita juga bantu menawarkan sekolah yang terdekat dengan zonanya, walaupun bukan pilihannya di awal," ungkapnya pada Tribunjogja.com.

Lemari Lila Padukan Kain Batik dan Desain Kasual

Aji mengungkapkan, penerapan PPDB sistem zonasi bukan hanya cocok diberlakukan di daerah perkotaan yang notabene lebih banyak penduduknya, namun juga di kabupaten lain seperti Gunungkidul maupun Kulonprogo.

"Di Gunungkidul pun rata-rata anak lebih suka kalau belajar di sekolah yang lebih dekat dengan mereka. Sementara kalau masih ada sebagian masyarakat yang ingin anaknya sekolah di luar zonanya masih bisa kita wadahi dengan jalur prestasi," terangnya

Untuk menyikapi sekolah yang lebih banyak terkonsentrasi di satu titik yang ada di Kota Yogyakarta pihaknya tidak hanya melakukan penghitungan zona saja.

Sebab jika dilakukan hanya menggunakan zona maka peserta didik yang rumahnya paling dekat dengan sekolah akan diuntungkan.

Sedangkan yang jauh akan merasa dirugikan.

Pengumuman PPDB, Seluruh SMA di Kota Magelang Terisi 100 Persen

"Di kota tidak ada masalah. Dulu saat kita membuat sekolah belum mempertimbangkan lokasi, sekarang ini banyak sekolah terkonsentrasi di sekolah tertentu. Tapi karena cara kita menghitung zona tidak semata karena jarak, ya tentunya tidak ada masalah. Kita membagi zonanya menjadi zona sekolah tertentu, saya itu menjadi berkeadilan," ungkapnya.

Menurutnya, saat ini masyarakat memang sudah harus berpikir bahwa sekolah dimana saja memiliki layanan maupun standar pelayanan yang sama.

Karena saat ini kualitas sekolah-sekolah negeri sudah cukup seimbang.

"Notabene sekolah-sekolah terutama yang Negeri sudah cukup bagus dan seimbang antara sekolah satu dengan yang lain. Untuk akreditasi, layanan, standar pelayanan minimal sudah sama. Maka kalau kita berikan alternatif kepada masyarakat tentang zonasi tidak semata prestasi, saya kira ini akan membuat pendidikan menjadi lebih merata," katanya.

Lebih lanjut, Aji menerangkan jika sistem zonasi ini sangat menguntungkan jika dilihat dari efisien waktu, anak tidak akan bangun terlalu pagi serta anak akan lebih memiliki waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan hal lain.

PPDB SMA, Ada Wilayah Tak Miliki Sekolah, Sekda Jateng: Perlu Pembangunan Sekolah

Selain itu dari sisi pembiayaan, anak tidak perlu harus kos, terjebak macet dan mengeluarkan BBM terlalu banyak untuk mengantar anak sekolah.

Berkenaan dengan evaluasi, menurutnya sebagian masyarakat menginginkan sistem zonasi masih dilanjutkan untuk tahun-tahun berikutnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved