Kriminalitas
Menyamar Jadi Jamaah Lelaki, Copet Gondol 7 Ponsel di Acara Pengajian di Sleman
Ia memanfaatkan kondisi berdesak-desakan, sembari tangannya menyambar barang-barang berharga milik jamaah perempuan.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Seringnya ada kejadian jamaah pengajian kehilangan ponsel dan dompetnya membuat Polsek Godean mengetatkan penjagaan.
Alhasil, petugas Unit Reskrim Polsek Godean menangkap seorang copet perempuan yang menyamar jadi jamaah laki-laki dalam pengajian akbar di Sidomoyo Godean, Sabtu (29/6/2019) kemarin.
Tersangka adalah DP (26) warga Kasihan Bantul.
Saat beraksi ia menyamar dengan menggenakan kemeja koko putih dan peci putih layaknya jamaah laki-laki.
Saat dilakukan penggeledahan, petugas menemukan tujuh ponsel dan sebuah dompet hasil mencopet.
• Kampoeng Mataraman Olah Hasil Bumi Warga Jadi Berbagai Menu Menarik
Kanit Reskrim Polsek Godean, AKP Darban yang mewakili Kapolsek Godean, AKBP Herry Suryanto menjelaskan, meski perempuan namun tersangka ini cukup lihai dalam beraksi.
"Tersangka ini datang sekitar pukul 19.00 dan satu jam kemudian kita berhasil amankan. Dalam satu jam saja dia sudah mendapatkan tujuh ponsel dan satu dompet," jelasnya Senin (1/7/2019).
Tersangka menyasar kerumunan warga yang tengah berjalan ke lokasi pengajian.
Ia memanfaatkan kondisi berdesak-desakan, sembari tangannya menyambar barang-barang berharga milik jamaah perempuan.
"Saat itu berdesak-desakan, para jamaah yang semua perempuan tidak terasa ketika dirogoh saku atau tasnya oleh tersangka," paparnya.
DP tak bisa mengelak, ketika polisi meminta panitia untuk mengumumkan berita kehilangan dan korban yang merasa barangnya hilang berbondong-bondong ke Polsek Godean untuk mengidentifikasi barang yang dicuri tersangka.
• Komplotan Pencuri Tabrak Mobil Polisi saat Beraksi di Yogyakarta, Polisi Lepas Tembakan
"Ternyata benar, ponsel dan dompet itu milik jamaah di sana," ucapnya.
Petugas pun melakukan pendalaman kasus, dan mendapat keterangan bahwa ini bukan pertama kalinya DP beraksi.
DP ini mendapat ilmu mencopet dari almarhum ayahnya.
"Jadi dia diajarkan mencopet dari bapaknya. Dulu kalau mencopet berdua. Tapi bapaknya juga sempat berpesan untuk tidak mencopet di wilayah Jogja," bebernya.
Sasaran tersangka adalah event-event besar seperti sedekah laut di Cilacap, pacuan kuda di Kebumen, saat pasar malam di Solo.
Setelah ayahnya meninggal lima tahun lalu, ia pun beraksi sendiri.
"Kalau dari keterangannya, tersangka ini sudah mencopet sejak masih SMP," imbuhnya.
Sementara itu, tersangka DP mengaku mencopet untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Anak ke 10 dari 13 bersaudara ini dalam kesehariannya membantu kakaknya berjualan buah di pasar.
Ia mengaku melanggar larangan bapaknya untuk mencopet di wilayah Yogyakarta.
• Komplotan Pencuri Innova Lintas Provinsi Hanya Butuh Waktu 6 Menit untuk Bawa Kabur Mobil
"Mencopet buat hidup. Karena saat itu ramai, jadi ke sana (ke pengajian*red)," ujarnya saat diinterogasi petugas.
Sementara itu Kapolsek Godean, AKBP Herry Suryanto, membenarkan bahwa pihaknya sering mendapat pelaporan warga yang menjadi korban pencopetan.
Dan karena besarnya acara saat pengajian akbar kemarin, maka pengamanan pun dilakukan secara ketat dengan melibatkan personel Polres Sleman, Polsek Godean, dan dibantu Banser.
"Pengalaman yang sudah-sudah, sewaktu pengajian berlangsung banyak kejadian pencurian atau pencopetan. Biasanya HP atau uangnya hilang," jelas Kapolsek.
Berdasarkan pengalaman tersebut, Kapolsek memerintahkan anggotanya untuk melakukan pengamanan secara tertutup di kerumunan para jamaah.
Pengamanan tertutup yakni menyebar anggota yang tidak mengenakan pakaian dinas kepolisian.
Atas perbuatannya, DP pun diganjar pasal 362 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara. (*)