Kulon Progo
Pemkab Kulon Progo Tangani Stunting Secara Sistematis dan Terstruktur
Upaya penanganan stunting di Kulon progo telah berlangsung sejak 2017 seiring adanya program dari pemerintah pusat.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting (anak tumbuh pendek) di Kulon Progo terus dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
Tak hanya terfokus pada 1000 hari pertama kehidupan anak, upaya tersebut juga dilakukan bagi para remaja putri.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Pemkab Kulon Progo, Jumanto mengatakan upaya penanganan stunting di Kulon progo telah berlangsung sejak 2017 seiring adanya program dari pemerintah pusat.
• Kampoeng Mataraman Olah Hasil Bumi Warga Jadi Berbagai Menu Menarik
Saat ini, komitmen pencegahan stunting telah datang dari beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) bersama pemerintah kecamatan dan desa.
"Mulai dari 1.000 hari pertama kelahiran anak akan kita pantau," kata Jumanto dalam workshop penyamaan persepsi pendampingan perguruan tinggi pada program pencegahan dan penanggulangan stunting di Kulon Progo, Jumat (28/6/2019) di Kompleks Pemkab Kulon Progo.
Jumanto mengatakan, selain itu juga juga dilakukan pembinaan dan penyuluhan tentang stunting kepada setiap calon pengantin yang akan menikah.
Pembinaan ini dilakukan sejak dari tingkat KUA, Puskesmas, dan Kecamatan.
• Pemenuhan Gizi Sejak Dalam Kandungan Bisa Cegah Bayi Stunting
"Juga ada penyuluhan tentang reproduksi dan stunting di lingkungan sekolah-sekolah," kata Jumanto.
Pada 2019 ini, lokus intervensi terintegrasi stunting di Kulon Progo menyasar 10 desa di lima kecamatan.
Di antaranya Nomporejo, Tuksono, Karangsari, Sendangsari, Donomulyo, Kebonharjo, Sidoharjo, Gerbosari, Ngargosari, Pagerharjo.
Adapun wilayah tugasnya meliputi 7 puskesmas yakni Puskesmas Galur 2, Sentolo 2, Pengasih 1, Pengasih 2, Nanggulan, Samigaluh 2 dan Samigaluh 1.
Langkah pencegahan stunting sekunder di 1000 Hari pertama Kehidupan (HPK) di Kulon Progo mencakup suplementasi tablet tambah darah pada remaja putri, promosi gizi seimbang, penyediaan nakses pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) di Puskesmas, dan pemberian edukasi gizi remaja.
• Cegah Stunting dengan Program Desa PELITA
Narasumber dalam workshop tersebut, Toto Sudargo dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta mengatakan bahwa mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo karena menangani masalah stunting dengan penuh semangat dan sistematis serta ada konvergensi antar OPD.
Pada level desa, kecamatan, puskesmas, kabupaten dan provinsi saling mendukung sehingga penanganan stunting di Kulon Progo berjalan sukses.
“Bupati dan jajarannya sangat berkomitemen dengan permasalahan stunting hingga muncl Perbup yang akan menjadi ketetapan permanen dan terstruktur. Dukungan dan program-program penanganan stunting di Kulon Progo menjadi contoh dan barometer untuk perbaikan stunting di Indonesia. Dari Kulon Progo akan ditiru oleh seluruh OPD di Indonesia,” kata Toto.(*)