Pendidikan

Cegah Stunting dengan Program Desa PELITA

Stunting atau disebut kerdil, ini sendiri merupakan gangguan pada pertumbuhan fisik dan pertumbuhan otak anak.

Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Ari Nugroho
Istimewa
Magister Ilmu Keperawatan (MKep) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) saat me-launching program Desa PELITA di Kelurahan Cokrodiningratan. Program ini akan dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2019. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Permasalahan stunting sampai saat ini masih cukup tinggi.

Saat ini, Indonesia sendiri menempati peringkat kelima di dunia terkait kejadian stunting pada balita.

Stunting atau disebut kerdil, ini sendiri merupakan gangguan pada pertumbuhan fisik dan pertumbuhan otak anak.

Untuk ciri stunting ini yakni tinggi yang tidak sesuai dengan usia anak, merupakan gangguan kronis masalah gizi.

Anak stunting dapat terjadi dalam 1000 hari pertama kelahiran.

Ada banyak faktor yang menyebabkan stunting ini, antaranya sosial ekonomi, asupan makanan, infeksi, status gizi ibu, penyakit menular, kekurangan mikronutrien, dan lingkungan.

Baca: Istri Pimpinan BUMN Ajak Remaja Putri di Sekitar Prambanan Cegah Stunting

Untuk mengurangi stunting, Magister Ilmu Keperawatan (MKep) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan pengabdian masyarakat dengan program Desa PELITA di Kelurahan Cokrodiningratan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2019.

Desa PELITA sendiri kepanjangan dari Desa Peduli Ibu dan Balita yang merupakan program pengabdian masyarakat tahun anggaran 2019 yang beranggotakan, Falasifah Ani Yuniarti, Nur Azizah Indriastuti, serta melibatkan mahasiswa program studi Magister Keperawatan program peminatan Keperawatan Komunitas.

Titih Huriah, Ketua program pengabdian masyarakat Desa PELITA mengatakan jika Kelurahan Cokrodiningratan merupakan satu kelurahan yang ada di jantung Kota Yogyakarta. Namun, masih terdapat anak yang menderita stunting.

"Sebagai upaya untuk melakukan pencegahan, kami mengabdi disini dengan menjalankan misi pencegahan melalui program Desa PELITA,” katanya.

Baca: DPRD Kota Yogya Siap Dukung Anggaran Pengentasan Stunting

Wujud dari kegiatan ini yakni dengan melaksanakan kelas ibu, sedangkan materi yang diberikan diantaranya tentang gizi ibu hamil, ASI dan MP ASI, gizi balita, serta imunisasi.

Titik menjelaskan jika untuk sasaran dari Program Desa PELITA ini yakni Ibu kader posyandu balita dan lansia serta ibu-ibu. Diharapkan dari program Desa PELITA ini dapat membantu pencegahan stunting.

"Kami mengajak kader serta ibu-ibu hamil atau yang memiliki anak balita untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Saya harap Desa PELITA dapat membantu masyarakat mencegah terjadinya stunting di kelurahan Cokrodiningratan,” ungkapnya.

Sementara itu, Narotama, Lurah Cokrodiningratan menerangkan jika pihaknya sangat mendukung adanya program ini.

Narotama berharap melalui program ini, permasalah stunting yang ada di kelurahannya dapat tertangani dengan baik.

“Saya berterimakasih dan mendukung program Desa PELITA ini. Di kelurahan kami memang masih ada beberapa anak yang menderita stunting. Kita terus melakukan usaha untuk mengurangi hal tersebut. Salah satunya bekerja sama dengan MKep UMY. Kami harap stunting akan ditangani dengan sangat baik,” katanya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved