Suhu Udara Dingin di Wilayah Yogyakarta, BMKG Beri Penjelasan dan Imbauan

Suhu udara di Yogyakarta terasa dingin dalam beberapa hari terakhir, berikut penjelasan BMKG.

Editor: Muhammad Fatoni
kompas.com
ilustrasi 

Suhu udara di Yogyakarta terasa dingin dalam beberapa hari terakhir, berikut penjelasan BMKG.

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Suhu udara di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya memang terasa lebih dingin dalam hari beberapa hari terakhir.

Suhu udara dingin tersebut terutama sangat terasa pada pagi hari serta pada malam hari, dimana angin dan suhu udara sungguh terasa dingin.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta pun memberikan penjelasan terkait fenomena tersebut.

Hadapi Udara Dingin, BMKG Berikan Imbauan ke Masyarakat

Suhu Dingin Menerpa DIY, BMKG Sebut Ada 3 Penyebab

BMKG juga memaparkan penyebab suhu udara di wilayah Yogyakarta yang terasa dingin beberapa hari terakhir.

Apa penyebab suhu udara dingin belakangan ini, BMKG punya penjelasannya berikut ini, disertai imbauan dan tips agar terhinda dari penyakit maupun hipotermia serta kemungkinan dan dampak

Berikut beberapa penyebab mengapa suhu udara terasa dingin menurut penjelasan Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Cuaca BMKG Staklim Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa.

Berdasarkan informasi dihimpun Tribun Jogja, BMKG Yogyakarta mengatakan setidaknya ada tiga penyebab udara dingin yang berlangsung beberapa waktu belakangan ini.

Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Cuaca BMKG Staklim Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa menjelaskan, mengapa suhu udara terasa dingin, ada 3 penyebab udara dingin beberapa waktu belakangan ini.

Berikut penjelasan lengkapnya :

1. Angin Monsoon Australia

Salah satu penyebab udara dingin akhir-akhir ini adalah pengaruh atau dampak angin monsoon Australia.

"Pertama, karena adanya pergerakan massa udara dari Australia, di mana udaranya dingin dan kering. Angin yang bertiup melewati Indonesia ini juga disebut sebagai Monsoon Dingin Australia," jelas Sigit melalui keterangan tertulisnya pada Jumat (21/06/2019).

Ilustrasi pergerakan angin dan suhu udara dingin
Ilustrasi pergerakan angin dan suhu udara dingin (via kompas.com dan HiTekno.com/Dinar Surya Oktarini)

2. Sedikit Awan

Penyebab kedua yang semakin membuat udara dingin adalah sedikitnya awan.

Menurut Sigit, jika biasanya sinar matahari yang masuk ke bumi bisa tertahan oleh awan, kali ini terbuang kembali ke luar angkasa.

Akibatnya, panas yang biasanya juga tertahan turut hilang.

3. Kemarau

Terakhir, mengingat saat ini mulai musim kemarau, kandungan air di dalam tanah dan di udara menjadi rendah.

Hal tersebut dibuktikan dengan rendahnya kelembaban udara, menyebabkan suhu dingin yang kering.

Penjelasan BMKG Yogyakarta Penyebab Udara Dingin Akhir-akhir Ini

Mengapa Suhu Udara DI Yogyakarta Terasa Dingin? Berikut Penyebabnya Menurut BMKG

Menurut Sigit kondisi udara dingin akan berlangsung hingga Agustus mendatang. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta mencatat dari pantauan lima hari terakhir, suhu udara di Yogyakarta berkisar 18-20°.

"Pada pantauan 5 hari terakhir ini saja, suhu udara paling rendah berkisar antara 18 hingga 20 derajat Celcius," kata Sigit.

Sigit Hadi Prakosa menjelaskan adanya suhu udara dingin tersebut disebabkan adanya pergerakan massa udara dari Australia dengan membawa massa udara dingin dan kering tersebut ke Asia melewati Indonesia atau disebut dengan Monsoon Dingin Australia.

Selain itu, suhu dingin di DIY juga disebabkan adanya tutupan awan yang relatif sedikit dan pantulan panas dari bumi yang diterima dari sinar matahari tidak tertahan oleh awan, tetapi langsung tertuang dan hilang ke angkasa.

"Kandungan air di dalam tanah menipis, kandungan uap air di udara juga rendah, yang dibuktikan dengan rendahnya kelembaban udara," terangnya pada Tribunjogja.com.

Sigit menerangkan jika kondisi tersebut akan berlangsung hingga Agustus mendatang.

Imbauan BMKG

Dampak suhu udara dingin terhadap manusia tampaknya tetap perlu diperhatikan dan diwaspadai agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

BMKG menjelaskan, masyarakat harus waspada terhadap adanya potensi peningkatan penyakit pernafasan yang disebabkan oleh virus/bakteri.

Masyarakat juga harus mewaspadai kulit dan bibir yang menjadi kering, mimisan serta hipotermia.

"Jika paparan udara dingin terus berlangsung, akan terjadi penurunan suhu tubuh atau hipotermia," ungkapnya.

ILUSTRASI
ILUSTRASI (StaklimJogja)

Sigit juga mengimbau agar pada malam hari masyarakat memperhatikan beberapa hal berikut ini :

- Gunakan pakaian/selimut yang tebal,

- Gunakan krim/pelembab kulit supaya tidak terlalu kering,

- Makan cukup dan minum minuman hangat

- Mencukupi cairan agar tidak dehidrasi

- Suhu pendingin udara ruangan tidak terlalu rendah.

"Sangat disarankan untuk menggunakan pakaian atau selimut tebal untuk menjaga suhu tubuh," jelas Sigit.

Sigit juga mengatakan udara dingin ini berpotensi memunculkan sejumlah gejala pada tubuh manusia.

Pertama adalah kulit menjadi kering serta mimisan.

Selain itu, ada potensi peningkatan penyakit pernafasan yang diakibatkan oleh virus atau bakteri.

"Paparan udara dingin juga bisa menyebabkan terjadinya hipotermia alias penurunan suhu tubuh," ujar Sigit.

(*/Alexander Ermando/Siti Umaiyah/ Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved