Pengakuan Tukang Gali Sumur Temukan Arca Ganesha, Tangan Gemetar Saat Kali Pertama Mengangkat
Penemuan Arca Ganesha di Dusun Kwagean, Desa Krenceng, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri menjadi tontonan puluhan warga
Pengakuan Tukang Gali Sumur Temukan Arca Ganesha, Tangan Gemetar Saat Kali Pertama Mengangkat
Penemuan Arca Ganesha di Dusun Kwagean, Desa Krenceng, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri menjadi tontonan puluhan warga. Malahan warga menyiapkan kotak sumbangan sukarela di pintu masuk lokasi penemuan arca, Minggu (16/7/2019).
.
.

ARCA Ganesha ini pertama kali ditemukan oleh Supriyanto (45) pekerja penggali septic tank di rumah Nursamsu. Rumah Nursamsu telah dipasang pondasi, kemudian dibuatkan
lubang septic tank.
Awalnya Supriyanto menggali lubang septic tank serta memasang dua bis beton.
Namun cangkul yang digunakan menggali pada kedalaman sekitar 2 meter kemudian mengenai
batu bata berukuran besar.
Selanjutnya batu bata kuno dengan ukuran tebal 8 cm dengan panjang dan lebar masing-masing 20 cm.
Kondisi batu bata ini sudah banyak yang pecah.
• Terungkap Video Asusila Jangan Kasih Nyala Blitz-nya Terbongkar Saat Razia Ponsel Siswa
Saat batu bata kuno itu diangkat kemudian ditemukan Arca Ganesha dalam kondisi miring tertimbun di antara tumpukan pecahan batu bata.
Selanjutnya dengan tangan gemetaran Supriyanto mengangkat Arca Ganesha dengan ukuran tinggi 30 cm dan berat sekitar 8 kg.
Arca Ganesha terbuat dari batu andesit ini kondisinya masih utuh.
"Saat pertama kali melihatnya sempat kaget dan merinding,"
"Malahan saat arca saya angkat, tangan saya juga gemetaran ketakutan," ungkapnya.
Supriyanto mengaku sudah sering menggali sumur, namun baru pertama kali menemukan arca yang diduga peninggalan sejarah.
"Baru kali ini saat menggali tanah saya menemukan arca," ungkapnya.
Sementara Nursamsu, pemilik rumah mengungkapkan, menyusul penemuan Arca Ganesha untuk sementara penggalian septiteng rumahnya telah dihentikan.
Apalagi petugas dari Pemkab Kediri yang menangani peninggalan benda bersejarah telah datang melihat kondisi arca.
"Sudah ada petugas bernama Pak Eko yang telah memeriksa kondisi arca," jelasnya.
Selain itu pondasi rumahnya juga telah dipasang police line di sekitar lokasi penemuan arca. N
amun warga yang penasaran banyak yang mendekat untuk melihat kondisi arca.
"Sesuai rencana penemuan Arca Ganesha bakal diteliti petugas dari Balai Peninggalan Cagar Budaya Trowulan," tambahnya.
Sementara Arca Ganesha berikut pecahan batu bata kuno masih ditumpuk di dekat lubang galian septiteng.
Malahan ada warga yang berinisiatif memberi bunga dan membakar dupa.
Sementara Ny Lilis istri pemilik rumah mengaku sebelum penemuan arca sempat bermimpi rumahnya yang baru mulai dibangun ramai didatangi banyak orang.
Belakangan mimpinya terbukti rumah yang baru dipasang pondasi banyak didatangi orang yang ingin melihat temuan Arca Ganesha.
Arca Ganesha Malang
Archa Ganesha di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo kini sudah menjadi aset milik Pemkot Batu.
Sebelumnya benda cagar budaya itu dimiliki oleh pihak swasta perseorangan.
Pemiliknya semula memilih menyerahkan ke Pemkot Batu untuk dirawat.
Nurat Kasi Sejarah Purbakala Dinas Pariwisata Kota Batu mengatakan meskipun sudah menjadi aset budaya Pemkot Batu, ada kendala untuk perawatan.
Hal itu dikarenakan masih belum ada pernyataan yang menetapkan kalau itu adalah benda cagar budaya.
"Beberapa waktu lalu kami bertemu dengan pemilik Archa itu, kami memberikan solusi kalau bangunan itu kan berada di tanah milik dia. Namun kami kesulitan merawat
karena bukan berada di tanah milik Pemkot Batu," kata Noerad saat dihubungi, Minggu (3/2/2019).
Setelah diserahkan ke Pemkot Batu ternyata masih menemukan adanya kesulitan.
Ia menjelaskan kalau Pemkot Batu harus memiliki tim ahli cagar budaya yang menetapkan benda itu sebagai cagar budaya. Bukan lagi Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB).
Archa Ganesha itu berada di tengah-tengah ladang sawah di Desa Torongrejo.
Bahkan akses menuju ke sana sangat sulit, hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua saja.
Kondisi jalannya juga masih penuh bebatuan. Jarak menuju ke sana memakan waktu sekitar 10 menit saja.
Namun tidak perlu khawatir ada petunjuk papan kecil sebagai petunjuk arah menuju archa itu.
"Karena untuk melakukan perawatan benda pusaka itu butuh Perda juga. Kami tidak bisa asal-asalan mengeluarkan anggaran untuk perawatan jika tidak ada dasar hukumnya,"
imbuhnya.
Sudah ada Perda yang mengatur cagar budaya, yaitu Perda Nomor 1 tahun 2014, tentang pelestarian cagar budaya.
Sementara Plt Kepala Dinas Pariwisata Batu, Imam Suryo menambahkan memang untuk melakukan perawatan terhadap cagar budaya harus sesuai dengan penetapan yang menyatakan
kalau itu adalah cagar budaya.
Perawatan yang dimaksud itu seperti pengecatan.
Dikatakannya kalau dari 150 objek yang diduga cagar budaya, di antaranya 14 objek milik desa. Dan 21 objek milik yayasan.
Serta sisanya milik pribadi yang banyak belum diketahui.
"Itu masih belum kami data semua, target kami setiap tahunnya 7 sampai 8 bangunan itu kami punya datanya," kata Imam.
Karena tidak memiliki tim ahli cagar budaya, Pemkot Batu bekerja sama dengan tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan.
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Pemkot Batu Kesulitan Kelola Cagar Budaya Arca Ganesha, Padahal Sudah Diserahkan Pemilik Tanah,
https://suryamalang.tribunnews.com/2019/02/04/pemkot-batu-kesulitan-kelola-cagar-budaya-arca-ganesha-padahal-sudah-diserahkan-pemilik-tanah?page=all.