57 Detik yang Mencekam . . .
Kemungkinan besar tak hanya satu sesar saja yang aktif di Yogyakarta, melainkan ada empat sesar yang berkontribusi pada gempa tahun 2006 silam
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Apakah 'teror' ini sudah berakhir? belum.
Gempa susulan masih terjadi pada pukul 06:10 WIB, kemudian pukul 08:15 WIB dan pukul 11:22 WIB. Serta gempa-gempa kecil yang tak terhitung jumlahnya.
Suasana mencekam juga terjadi selang satu jam setelah gempa utama.
Ribuan masyarakat tumpah ke jalanan, mereka lari ke arah utara sambil berteriak 'air naik.....! air naik...!'.
Pikiranku langsung tertuju pada kejadian mengerikan di Banda Aceh, pada tahun 2004 yakni gempa disusul terjangan tsunami.
Benarkah akan terjadi tsunami?
'Tidak mungkin, tsunami tidak akan sampai sini," pikirku saat itu.
Namun untuk berjaga-jaga saya berdiam di lantai dua sambil terus merasakan getaran-getaran gempa.
Orang-orang lari dari arah selatan menuju ke utara. Sementara yang dari utara, juga lari menjauh menuju ke Selatan. Penyebabnya adalah kabar bahwa Gunung Merapi akan meletus.
Dapat dibayangkan bagaimana kacaunya situasi saat itu, ketika orang-orang dari utara dan selatan bertemu di tengah kota dalam kondisi panik.
'Teror' ini kami rasakan sampai malam hari. Dan kami justru tidak tahu tingkat kerusakan dan jumlah korban meninggal saat itu. Karena semua saluran komunikasi dan listrik putus. Kami terisolasi bahkan tidak bisa memberi kabar keluarga-keluarga kami yang berada di luar Jogja.
Kekuatan Gempa
Hari ini 27 Mei 2019, tepat 13 tahun lalu gempa yang menewaskan lebih dari 6000 orang ini terjadi
BMKG mencatat gempa itu berkekuatan 5,9 SR sementara USGS mencatat 6,2 SR.
Lokasi gempa menurut Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia terjadi di koordinat 8,007° LS dan 110,286° BT pada kedalaman 17,1 km. Sedangkan menurut BMG, posisi episenter gempa terletak di koordinat 8,26° LS dan 110,31° BT pada kedalaman 33 km. Itu di release sesaat setelah terjadi gempa.
