Nasional
Mendarat di YIA, Rini Soemarno Borong Produk UMKM
Di bandara baru ini, ia memborong sejumlah produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dijajakan di area boarding lounge.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mendarat di Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo sebelum melawat ke Borobudur, Jawa Tengah, Senin (7/5/2019).
Di bandara baru ini, ia memborong sejumlah produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dijajakan di area boarding lounge.
Setidaknya, Rini merogoh kocek hingga sekitar Rp3 juta pada kesempatan itu.
Ia membeli sambel kering, gudeg, keripik pisang, dan kain lurik dari gerai UMKM DIY.
Selain itu, ia juga memborong beberapa lembar kain batik dari sebuah gerai ritel terkemuka di area terminal bandara tersebut.
• Dukung Akses Transportasi Kereta ke YIA, Tahun Ini PT KAI Rekontruksi Stasiun Kedungdang
"Gudegnya dari Yogyakarta, lainnya dari Kulon Progo. Memang tujuannya bagaimana usaha kecil dan menengah di daerah ini langsung terdampak kehadiran bandara ini,"kata Rini.
Rini dan rombongan kala itu mendarat di YIA menggunakan pesawat Citilink yang berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta.
Ia mengaku memang ingin mencoba penerbangan ke bandara baru tersebut.
Pendaratan menurutnya berjalan lancar dan halus tanpa kendala.
Saat ini, ada beberapa garbarata yang sudah dibangun dalam keluasan area terminal sekitar 12.000 meter persegi.
Dengan demikian , area terminal yang dioperasikan saat ini sudah cukup luas kendati bandaranya belum seluruhnya selesai dibangun.
• AP I Gratiskan Landing Fee dan Aviobridge di YIA
"Meskipun area bandara belum selesai sempurna, kami ingin mengoperasikannya. Alhamdulillah pendaratan berjalan lancar, landing halus, Insya Allah bisa untuk rute bar," kata Rini.
Rini menyebut, agar YIA tidak sepi seperti Bandara Kertajati di Jawa Barat, pihaknya menekankan pentingnya aspek kenyamanan untuk menarik penumpang datang ke bandara baru ini.
Apalagi, ada citra di masyarakat bahwa Bandara Adisucipto lebih dekat ketika mereka hendak datang ke Yogyakarta.
Hal ini perlu menjadi perhatian sekaligus ditangani dengan program kegiatan wisata yang menarik bagi turis domestik maupun mancanaegara.
Setelah pendaratan itu, Rini mengatakan pihaknya memang langsung menuju Borobudur.
Ini untuk mengetahui jarak tempuh dari Bandara YIA tersebut.
Ke depan, kereta api menurutnya jadi keharusan sebagai moda transportasi penunjang YIA sebagai bandara internasional.
• DPRD DIY Minta Percepatan Infrastruktur Jalur Darat Menuju YIA
"Kami di BUMN saat ini sedang bikin program supaya wisatawan nyaman datang ke Yogyakarta. Pembangunan jalur kereta juga sedang dalam proses karena butuh waktu," jelasnya.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo meyakini YIA akan mempercepat pembangunan di wilayahnya.
Mulai dari sektor ekonomi, sosial, dan juga pariwisata. Ini menjadi efek berlipat (multiplier effect) dari keberadaan bandara internasional tersebut kepada Kulon Progo.
Efek jangka pendeknya adalah penyerapan tenaga kerja untuk berbagai sektor pekerjaannya.
Sedangkan efek jangka menengah adalah pada sektor produksi olahan dengan hilirisasi produk Kulon progo yang bisa dipasarkan di dalam bandara atau sekitarnya.
"Bandara akan menggerakkan ekonomi masyarakat. Khususnya industri kecil sebagai penggerak ekonomi Kulon Progo," kata Hasto.(TRIBUNJOGJA.COM)