Pendidikan
Tigapuluh SMP di Kulon Progo Numpang Ujian di Sekolah Lain
Sebanyak 30 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kulon Progo harus menumpang ke sekolah lain untuk menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Sebanyak 30 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kulon Progo harus menumpang ke sekolah lain untuk menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Penyebabnya, fasilitas komputer yang kurang memadai.
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo mencatat UNBK pada 22-25 April 2019 ini diikuti 79 SMP/sekolah sederajat dengan 5.964 siswa peserta ujian.
Namun, dari jumlah itu hanya 49 sekolah yang bisa secara mandiri menggelar UNBK sedangkan 30 sekolah lain harus menumpang di tempat yang lebih memadai fasilitasnya.
"Mereka menumpang ke SMA, SMK, maupun MAN terdekat dan komputernya lebih memadai Sejauh ini tidak ada masalah muncul ketika sekolah menumpang ujian di sekolah lain," jelas Kepala Disdikpora Kulon Progo, Sumarsana, Senin (22/4/2019).
• Kulon Progo Tuan Rumah May Day 2019 DIY
Ia menyebut, jumlah sekolah yang menumpang ujian ini relatif menurun dibanding tahun lalu di mana ada 31 sekolah.
Dinas disebutnya terus mengupayakan peningkatan kualitas fasilitas komputer yang dimiliki sekolah melalui pengadaan unit secara bertahap setiap tahun.
Pihaknya optimistis jumlah sekolah yang bisa menggejar UNBK secara mandiri perlahan akan terus bertambah.
Terkait persiapan ujian bagi siswa, Sumarsana menyebut mereka sebelumnya sudah mengikuti latihan ujian secara rutin agar tidak gagap saat mengerjakan soal. Pihaknya juga mempersiapkan teknis pelaksanaan UNBK seperti berkoordinasi dengan PLN agar tidak ada pemadaman listrik saat ujian berlangsung.
"Sekolah juga kami minta menyiapkan genset untuk antisipasi," jelas Sumarsana.
• Kulon Progo Sudah Pemungutan Suara Ulang, KPU DIY Masih Tunggu Rekomendasi Bawaslu untuk Daerah lain
Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian SMP, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo, Sumarni mengatakan setiap tahun ada bantuan anggaran dari pememrintah untuk pemenuhan sarana dan prasarana sekolah.
Di antaranya Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kulon Progo.
Alokasi bantuan dana itu sedikit banyak memang turut mendongkrak kemampuan sekolah dalam penyiapan sarpras sehingga semakin banyak sekolah yang mampu menggelar UNBK secara mandiri.
Pada 2017 tercatat baru ada 15 sekolah dari total 81 SMP/Mts yang bisa melaksanakan UNBK secara mandiri.
Selang setahun naik menjadi 31 sekolah dan tahun ini kembali bertambah menjadi total 49 sekolah.
Di antara sekolah yang tahun ini bisa menggelar UNBK mandiri Sumarni adalah SMPN 1 Panjatan dan SMPN2 Lendah.
Di tahun sebelumnya, pihak SMPN 2 Lendah harus menyewa beberapa unit bus untuk mengangkut siswanya ke lokasi ujian di Pengasih dan bahkan dikawal polisi.
• Tingkat Partisipasi Masyarakat Kulon Progo di Pemilu 2019 Capai 86 Persen
"SMP Negeri kami usahakan bisa UNBK mandiri di 2020. Kalau yang swasta jadi tanggungjawab yayasan namun tetap ada bantuan dari pemerintah," kata Sumarni.
Pada tingkat Sekolah Dasar (SD), siswa juga mengikuti Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (ASBN) pada 22-24 April.
Ada 363 sekolah dengan 6.120 siswa peserta ujian tahun ini. Kepala Bidang Pembinaan SD, Disdikpora Kulonprogo, Suharyono mengatakan, UASBN digelar secara mandiri oleh tiap sekolah.
Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo sempat memantau pelaksanaan ujian akhir itu di SMP Negeri 1 Girimulyo dan SDN Tanjungharjo.
Ia berharap pelaksanaannya lancar dan siswa di Kulon Progo mampu menorehkan prestasi dengan nilai yang bagus. berharap, pelaksanaan UNBK dan UASBN berjalan dengan lancar.(TRIBUNJOGJA.COM)