Yogyakarta

28 April 2019, AP I Boyong Penerbangan Internasional ADS ke NYIA

Operasi penerbangan internasional di Bandara Adisucipto Yogyakarta rencananya akan diboyong ke bandara baru di Kulon Progo pada 28 April 2019.

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Perkembangan pembangunan NYIA di Temon, Kabupaten Kulon Progo. Foto diambil 15 April 2019. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Operasi penerbangan internasional di Bandara Adisucipto Yogyakarta rencananya akan diboyong ke bandara baru di Temon, Kabupaten Kulon Progo pada 28 April 2019 mendatang.

Setidaknya ada empat penerbangan yang akan beroperasi di New Yogyakarta International Airport (NYIA) tersebut ketika menjalani operasi penerbangan perdananya di 29 April.

Juru Bicara Proyek Pembangunan NYIA PT Angkasa Pura I, Agus Pandu Purnama mengatakan boyongan penerbangan internasional itu akan dilakukan setelah penerbangan terakhir (last flight) di 28 April malam.

5 Tempat Wisata Alam di Kulonprogo, Mulai dari Kalibiru Hingga Kebun Teh Nglinggo

Ditandai dengan pemindahan peralatan custom, imigration, dan quarantine (CIQ) berserta segala komponennya di Adisucipto menuju NYIA.

Adapun penerbangan internasional terakhir itu sesuai jadwal adalah sekitar pukul 19.35.

"Di bandara baru sudah disiapkan sistemnya sehingga mereka (pihak yang terlibat untuk operasi penerbangan) tinggal bawa server saja. Tidak ribet dan besok paginya sudah penerbangan di bandara baru," kata Pandu yang juga General Manager Bandara Adisucipto tersebut, Rabu (17/4/2019).

Rencananya, operasi penerbangan di bandara baru yang diusulkan bernama resmi Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (BIY/YIA) tersebut ada empat jadwal dalam sehari.

Yakni dari Silk Air dan Air Asia mulai pukul 06.00 sampai 18.00 dengan penerbangan pertama adalah jurusan Kuala Lumpur, Malaysia.

Pandu menyebut, jadwal ini menyesuaikan operasi penerbangan internasional yang sudah ada di Adisucipto.

Terkait sistem navigasi penerbangan dan pengaturan lalu lintas pesawat, Pandu menyebut menara Air Traffic Control (ATC) sudah tersedia.

Menara modular sudah berdiri sejak beberapa bulan lalu di sisi barat fasilitas sisi udara (airside) dan telah diujicoba.

Adapun menara permanen dalam proses pembangunan di sisi timur.

Progres Bandara NYIA Kulonprogo Jelang Operasional Minimum pada Akhir April 2019

Meski begitu, menurut informasi yang diterimanya dari pihak Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI/AirNav Indonesia), menara ATC permanen itu bisa digunakan pada saat pengoperasian perdana NYIA.

"LPPNPI mengusahakan tower baru ini bisa diaktifkan di 29 April. Jadi, ada semangat yang besar sekali untuk secepatnya menyelesaikan sehingga bisa segera digunakan," kata Pandu.

Project Manager Pembangunan NYIA PT AP I, Taochid Purnama Hadi mengatakan untuk menyambut operasi penerbangan internasional di NYIA pihaknya masih akan melakukan uji coba beberapa komponen penunjang.

Di antaranya, sistem announcing (pengumuman untuk pengguna jasa) di bagian terminal penumpang dan mengajukan sertifikasi garbarata.

"Untuk airside sudah siap semua. Rambu, marka, dan lampu-lampu sudah terpasang," kata Taochid.

Sedangkan terkait area sabuk hijau (green belt/green barrier) pelindung bandara di pantai selatan, pihaknya masih menunggu pihak terkait seperti Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sebagai regulator tata ruang serta Pura Pakualaman sebagai pemilik lahannya.

Ia berharap sabuk hijau itu sudah terbangun secepatnya atau setidaknya pada Mei nanti.

Ia menyebut ketiadaan sabuk hijau saat dimulainya operasi minimum untuk penerbangan internasional di NYIA tidak akan mengganggu aktivitas penerbangan.

"Sejauh ini kita terus memonitor dan tidak menganggu penerbangan," kata Taochid.

Operasikan NYIA, AP I Siapkan Komite Keselamatan dan Keamanan Bandara

Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo mengatakan pihaknya akan mulai fokus menata ruang pantai di selatan NYIA untuk dijadikan kawasan sabuk hijau pelindung setelah ajang Pemilu 2019 ini.

Draft nota kesepahaman (MoU) untuk penggunaan dan penataan lahan itu menurutnya sudah disusun dan tinggal ditandatangani pihak terkait seperti Pemkab Kulon Progo, AP I, dan juga Pura Pakualaman.

Dia berharap sebelum Presiden Joko Widodo datang meresmikan operasi perdana NYIA penanaman pohon cemara untuk sabuk hijau itu bisa dilakukan.

"Kalau dia minggu lagi datang, saya berharap sudah ada penanaman, menandai bahwa kita serius untuk menangani itu. Teknis penanaman tidak terlalu prinsip karena bisa dilaksanakan dalam waktu singkat," kata Hasto.

Sabuk hijau itu disebutnya sangat penting untuk mitigasi bencana di kawasan bandara dan sekitarnya.

Maka itu, pihaknya meminta dukungan dan pengertian dari warga atas rencana penataan lahan di kawasan itu.

Ia menegaskan bahwa rencana ini bukan untuk menyengsarakan warga dan penataan itu tetap akan mengakomodir kepentingan masyarakat di sekitar.

"Kita tidak ingin menelangsakan atau menelantarkan warga. Kami tetap ingin mengakomodir pemikiran mereka. Tapi satu yang perlu diingat, mitigasi bencana ini sangat penting," kata Hasto. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved