Kriminal

Guru Honorer di Magelang Tega Bunuh Bayinya yang Baru Lahir, Dikubur di Kebun Belakang Rumah

Pihaknya pun langsung melakukan penyelidikan, dan Senin (15/4/2019) kemarin, makam bayi berhasil ditemukan dan dibongkar.

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
istimewa
Wakapolres Magelang, Kompol Eko Mardiyanto (kiri) disertai Kasatreskrim Polres Magelang, AKP Bayu Puji H, menunjukkan cangkul dan cethok yang digunakan pelaku untuk mengubur bayinya, dalam jumpa pers di Mapolres Magelang, Selasa (16/4/2019). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Oknum guru honorer, MR (26), warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, tega membunuh bayi perempuan yang baru dilahirkannya.

Bayi tak berdosa itu diduga dibekap hingga meninggal dunia, lalu dikuburkan di kebun bambu di belakang rumahnya.

Bayi tersebut diduga hasil dari hubungan gelap pelaku dengan seorang pria.

Wakapolres Magelang, Kompol Eko Mardiyanto, mengatakan pengungkapan kasus tersebut bermula dari informasi masyarakat bahwa terdapat penguburan bayi di Desa Tanjungsari, Windusari.

Pihaknya pun langsung melakukan penyelidikan, dan Senin (15/4/2019) kemarin, makam bayi berhasil ditemukan dan dibongkar.

Anak SD Perkosa Siswi SMA Hingga Lahirkan Bayi Prematur, Ini Fakta yang Diungkap Polisi

Kecurigaan mengarah kepada pelaku, MR yang tinggal tak jauh dari lokasi penemuan.

Dari pemeriksaan petugas kepolisian, MR akhirnya mengaku telah melahirkan bayi pada Minggu (24/3/2019), sekitar pukul 01.00 WIB. Hari sebelumnya, Sabtu (23/3/2019), MR merasakan kontraksi pada pukul 19.30.

Baru sekitar pukul 01.00 dini hari, ia melahirkan bayi tersebut.

"Setelah kami lakukan pemeriksaan, pelaku mengaku telah melahirkan bayi tersebut. Ia melahirkan sendiri. Saat bayi itu keluar, ia mendiamkan orok bayi tersebut tanpa diberikan pakaian. Diduga ada upaya kekerasan hingga bayi meninggal. Bayi tersebut kemudian dibungkus menggunakan sarung," ujar Eko, Selasa (16/4/2019) dalam jumpa pers di Mapolres Magelang.

Pelaku pada keesokan harinya, Senin (25/3/2019) siang, sepulang dari pelaku mengajar, ia memakamkan bayinya di kebun bambu di belakang rumahnya.

Dengan beralatkan cangkul dan cethok, ia mengubur bayinya di liang sedalam 50 sentimeter.

Bayi sudah keadaan meninggal dunia.

"Sepulang dari mengajar, pelaku memakamkan bayinya di kebun bambu belakang rumahnya dengan menggunakan cangkul dan cethok. Dia mengubur sendiri dengan kedalaman 50 cm,” kata Eko.

Dikatakan Eko, pelaku tega menghabisi nyawa darah dagingnya sendiri dan menguburnya di kebun belakang rumah, lantaran malu karena bayi tersebut lahir dari hubungan gelap pelaku dengan seorang pria.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved