Bantul

Warga di sekitar TPST Piyungan Desak Tuntutan Segera Terpenuhi

TPST Piyungan di Kabupaten Bantul yang sempat tertutup sudah kembali dibuka sebagai tempat pembuangan sampah.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Kondisi TPST Piyungan, akses dermaga sudah bisa dilalui kendaraan truk pengangkut Sampah. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan di Kabupaten Bantul yang sempat ditutup sudah kembali dibuka sebagai tempat pembuangan sampah.

Namun demikian bukan berarti polemik telah berakhir. Warga setempat meminta sejumlah tuntutan segera dipenuhi.

"Ada lima poin yang diminta oleh warga. Namun baru satu poin yang dipenuhi, maka mohon empat poin lain segera ditindaklanjuti atau realisasikan," kata ketua pemulung Mardiko yang menjadi juru bicara warga sekitar TPST Piyungan, Maryono, Senin (15/4/2019).

Baca: Mendesak, Pemda DIY Siapkan Skema KPBU Untuk TPST Piyungan

Satu poin permintaan warga yang sudah terealisasi adalah pembangunan akses menuju dua dermaga.

Menurut Maryono pembangunan akses dermaga tersebut berdampak cukup signifikan karena truk pengangkut sampah dapat melakukan pembongkaran dengan lancar.

Tidak ada antrean panjang.

Benar kata Maryono, pantauan tribunjogja.com di lokasi, truk pengangkut sampah bisa lalu lalang melakukan pembongkaran sampah dengan lancar.

Akses dermaga sudah diurug dengan bebatuan dan tanah.

Kendati demikian, Maryono mengingatkan sebagai antisipasi jangka panjang ketika musim penghujan datang, pihak pengelola sebaiknya segera menyelesaikan pembuatan dermaga bagian atas supaya siap.

Ketika dermaga siap sehingga tahun depan bisa digunakan lebih lancar dan kondusif.

Lepas dari persoalan dermaga, Maryono juga menyampaikan ada empat tuntutan lain yang belum dipenuhi. Antara lain dana kompensasi per-KK kepada masyarakat.

"Dari awal pembuangan sampai sekarang tidak ada kompensasi," keluh dia.

Baca: Pemda DIY Siapkan Dokumen untuk KPBU TPST Piyungan

Selain itu, tuntutan yang diminta oleh warga adalah pembangunan drainase.

Kata Maryono ketika turun hujan banyak limbah sampah yang mengalir ke jalan dan perkampungan warga.

Kemudian, warga juga minta adanya penerangan jalan, dari jalan bawah hingga jembatan timbang.

"Dan minta juga aspalisasi atau corblok jalan kampung yang berlubang. Mohon itu semua segera direalisasikan," kata dia.

Ditutup

Permintaan warga memang dirasa cukup realistis.

Tribunjogja.com pernah datang ke TPST Piyungan sesaat setelah turun hujan.

Jalan kampung becek, kotor dan bau. Lalat terlihat beterbangan dimana-mana.

Maryono mengatakan ketika permintaan tidak dipenuhi, bisa saja TPST Piyungan kembali ditutup.

"Ya namanya warga masyarakat, kalau cuma diberi bau dan limbah, kan, tidak mau. Kalau memang tidak dipenuhi akan ditutup lagi. Supaya ada pengelolaan baik. Kami harap bisa dikabulkan," ujar Maryono.

Baca: Pembuangan di TPST Piyungan Diperkirakan Normal pada Pekan Depan

Ketua DPRD DIY Yoeke Indra Agung Laksana sempat melakukan peninjauan langsung ke lokasi pembuangan sampah Yogyakarta, Sleman, Bantul itu.

Menurut dia, kedatangan ke TPST Piyungan untuk menindaklanjuti hasil pertemuan antara dirinya dengan pihak pengelola.

Ketua DPRD DIY Yoeke Indra Agung Laksana (Memakai masker) menanyakan perkembangan TPST Piyungan kepada Kepala Seksi Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah Balai Pengelolaan Sampah TPST Piyungan, Imam Sugiyono
Ketua DPRD DIY Yoeke Indra Agung Laksana (Memakai masker) menanyakan perkembangan TPST Piyungan kepada Kepala Seksi Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah Balai Pengelolaan Sampah TPST Piyungan, Imam Sugiyono (TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin)

Yoeke berpendapat persoalan yang ada di TPST Piyungan seperti bom waktu.

"Sekarang ini mungkin lancar, tidak becek. Tapi begitu hujan, akan becek," kata dia.

Sebab itu, sebagai Ketua Dewan Daerah Istimewa Yogyakarta pihaknya ingin memastikan sejauh mana permintaan warga sudah dilaksanakan oleh pihak pengelola.

Menurut dia, empat permintaan warga yang telah disampaikan sebaiknya bisa segera bisa dikaji, dirumuskan dan kemudian ditindaklanjuti.

"Dalam memenuhi itu apabila dari Dinas Pemprov mengalami kendala anggaran, kami dari Dewan siap membackup," kata Yoeke.

Baca: DLH Gunungkidul Tolak Sampah Luar Daerah Akan yang Masuk ke TPST Wukirsari

Sementara itu Kepala Seksi Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah Balai Pengelolaan Sampah TPST Piyungan, Imam Sugiyono mengatakan terkait masalah dermaga dan pemeliharaan jalan kampung saat ini masih dalam proses lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP) di Kepatihan. Prosesnya masih terus berjalan.

"Baru pemasukan penawaran, insya Allah diakhir bulan April sudah ada pemenang. Tinggal bulan Mei sudah dilaksanakan," terang dia.

Pembangunan dermaga sendiri, menurut Imam dianggarkan senilai Rp 350 juta.

Dermaga tersebut nantinya dibangun dengan lapisan bawah batu kosong, kemudian agregat baru kemudian dicor beton setebal sekitar 40 centimeter.

"Panjang Dermaga dari bibir jalan sampai pembongkaran sekitar 10 meter. Lebarnya juga 10 meter. Bisa untuk papasan dua truk," jelas imam.

Sementara untuk jalan kampung kata Imam telah dianggarkan senilai Rp 500 juta.

Anggaran tersebut digunakan hanya sebatas pemeliharaan jalan.

Tidak untuk pengaspalan total.

"Karena anggarannya kecil. Hanya pemeliharaan saja untuk mentutup lubang yang ada di jalan," katanya.

Adapun permintaan warga mengenai pembangunan talud, drainase, serta pengadaan penerangan jalan, kata Imam bukan merupakan wewenang dirinya.

"Yang jelas Talud dan drainase itu ke PU [Dinas Pekerjaan Umum]. Kalau listrik ke PLN," sanggah dia.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved