Yogyakarta

Juru Kunci Merapi Sebagai Pelestari Budaya

Sebagai juru kunci Merapi, ia juga bertugas untuk memimpin upacara adat, misalnya Labuhan Merapi yang telah dilaksanakan pada 7 April kemarin.

Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
Tribun Jogja/ Alexander Ermando
Juru Kunci Merapi Kliwon Suraksohargo alias Mas Asih saat berbicara dengan para wartawan seusai prosesi Labuhan, Selasa (17/04/2018) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi masih terus mengeluarkan tanda-tanda keaktivannya.

Pada tanggal 13 April kemarin telah terjadi tujuh kali guguran lava ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur mencapai 900m.

Sedangkan aktivitas tertinggi pada pekan kemarin yakni pada tanggal 10 April di mana awan panas guguran meluncur 1900m ke arah Kali Gendol.

Semua informasi tersebut dapat mudah diketahui masyarakat melalui akun resmi BPPTKG.

Lalu bagaimana peran juru kunci Merapi saat ini?

Sepeninggal Mbah Maridjan, kini peran juru kunci berpindah ke anaknya yakni Mas Asih yang bergelar Masbekel Anom Suraksosihono.

Saat ini adalah masa-masa sibuk Mas Asih sejak ditetapkan menjadi juru kunci Merapi pada 2011 silam.

Baca: Merapi Hari Ini, Pantauan BPPTKG Aktivitas Gunung Merapi Hingga Minggu Pagi

Ditengah lajunya informasi mengenai informasi yang mudah diakses oleh mayarakat, khususnya yang tinggal di lereng Merapi, Mas Asih dengan rendah hati mengatakan bahwa kini juru kunci hanya berperan sebagai pelestari budaya.

"Saat ini, juru kunci itu pelestari budaya," ujarnya.

Namun demikian, di banyak kesempatan, ia terus memberikan pesan-pesan ke masyarakat, terutama di lereng Merapi untuk terus menjaga kelestarian alam.

Meski kini peran juru kunci bisa dibilang tergeser, namun Merapi tetap menjadi sumber kehidupan dan andalan bagi warga yang tinggal di lerengnya.

"Kita harus peduli dengan dalam, harus kita jaga. Tidak boleh merusaknya. Karena kita hidup membutuhkan alam, maka harus kita jaga sebaik-baiknya," pesannya.

Baca: Penuturan Juru Kunci Parangkusumo Tentang Ratu Kidul dan Jejak Tsunami Purba di Pantai Selatan

Dengan kondisi Merapi saat ini, ia pun selalu berkoordinasi dengan BPPTKG untuk menentukan langkah dalam memberikan arahan kepada warga lereng Merapi.

"Lihat kondisinya, kalau itu tidak membahayakan ya kita perlu peningkatan kewaspadaan saja. Kalau itu membahayakan ya lebih baik turun," tuturnya.

Sebagai juru kunci Merapi, ia juga bertugas untuk memimpin upacara adat, misalnya Labuhan Merapi yang telah dilaksanakan pada 7 April kemarin.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved