Dua Orang di Yogyakarta Dijemput Polisi Bersebo

Warga pun tidak boleh masuk untuk melihat kejadian, sementara warga yang sudah telanjur di dalam tidak boleh keluar.

TRIBUNJOGJA.COM - Warga Prawirodirjan, Gondomanan, Yogyakarta, Sabtu (13/4) mendadak heboh.
Banyak polisi mendadak memenuhi salah satu gang yang berada di Jalan Prawirodirjan, Yogyakarta.

Warga pun tidak boleh masuk untuk melihat kejadian, sementara warga yang sudah telanjur di dalam tidak boleh keluar.

Seorang warga Prawirodirjan, Mohammad Faisal (33) mengatakan, sebelum puluhan polisi datang, sempat terjadi kegaduhan. Ia sempat mengira bahwa telah terjadi pencurian.

"Kejadian itu sekitar pukul 09.15 ada suara gaduh, saya keluar. Saya lihat ada yang diamankan, dimasukkan ke mobil box. Ada dua orang. Ya saya tahunya itu ada pencurian," katanya saat ditemui di Prawirodirjan, kemarin.

"Lalu sekitar pukul 11.00 ada puluhan polisi yang masuk. Mungkin sekitar 50-an, semua penuh kok. Wajahnya ditutupi, pake sebo. Setelah itu saya baru tahu kalau yang diamankan adalah AM (37), tetangga saya," sambungnya.

Rumah Faisal memang tidak jauh dari rumah AM (37), dan kebetulan dia berada di rumah, sehingga tahu kejadian tersebut.

Ia menjelaskan, polisi juga masuk ke rumah AM. Dari rumahnya ia mendengar suara gaduh. Ia menduga polisi melakukan penggeledahan di rumah tetangganya itu.

"Saya cuma dengar ada suara, sepertinya rumahnya digeledah. Tidak dengar instruksi apa-apa, polisinya diam. Cuma warga tidak boleh masuk, dan warga yang sudah telanjur di dalam tidak boleh keluar," jelasnya.
Ketua RT 43, Dwi Santoso (49) mengaku hanya diminta untuk mematikan CCTV yang ada di sekitar masjid di gang.

"Saya tidak tahu juga, saya nganter anak ujian, sampai di rumah sudah penuh polisi. Saya tidak ikut (penggeledahan), kan saya nganter anak. Cuma tadi saya suruh mematikan CCTV, terus saya minta tolong pengurus masjid," ujarnya.

Dwi, begitu ia akrab disapa, tak mau menduga-duga kenapa Agus dan rekannya diamankan petugas. "Kita prinsip nggak mau gegabah masalah itu. Karena kita juga (masih) mencari informasi yang benar dulu," jelasnya.

"Kebetulan ini kan kami hanya dimintai keterangan-keterangan yang berkaitan dengan kebiasaannya (AM) di wilayah sini bagaimana. Terus dia (AM) punya keluarga di sini sama siapa, seperti itu saja," lanjutnya.
Ibu AM yakni Kty mengaku lemas dan kaget karena ada banyak polisi yang datang ke rumahnya. Ia tak tahu mengapa rumahnya digeledah polisi.

"Sudah lemas saya, semua digeledah, lemari dibongkar, katanya sih tidak apa-apa. Handphone saya diambil, ada rekening, dan jaket yang dibawa. Tetapi itu jaket anak saya. Sama polisi tetap dibawa, katanya untuk bukti kalau survei ke rumah,"ungkapnya.

Ia pun tidak tahu alasan anaknya dibawa polisi. Selama ini ia tidak melihat gelagat aneh anaknya. Anaknya bekerja di sebuah bengkel. Ia berharap anaknya bisa segera kembali ke rumah.

"Pengennya anak saya cepat pulang, karena saya tidak tahu kesalahannya apa. Anak saya itu biasa kok,” katanya.
Menurut pantauan Tribun Jogja, rumah AM (37) masih cukup ramai hingga sore hari. Beberapa warga masih berkumpul di depan rumah AM.

Sekitar 16.34, istri AM, anak AM, dan adik AM terlihat pulang diantar mobil polisi. Saat ditanya mengenai keberadaan suaminya, dia menjawab tidak tahu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved