Kisah Khadaffi Gulingkan Kekuasaan Raja Idris Hingga Dikudeta dan Berakhir Mengenaskan

DTN mengumumkan jenazah Moammar Khadaffi, pemimpin nasionalis sosialis Arab Afrika itu dikubur di sebuah tempat rahasia di gurun

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Wikimedia Common
Moammar Khadaffi 

Liga Arab dan NATO Dukung Penghancuran Libya dan Pendongkelan Khadaffi

TRIBUNJOGJA.COM –  Tokoh ini dikenal sebagai Muammar Muhammad Abu Minyar Gaddafi atau Khadafi. Seorang Kolonel Angkatan Darat yang memimpin Libya selama 42 tahun.

Dalam bahasa Arab ditulis sebagai Mu’ammar al-Qadzdzafi. Ia juga kerap dipanggil Abu Ammar, putra seorang penggembala kambing dari suku Badui (Beoduin atau Badawi).

Ia dilahirkan di sebuah tenda gembala di Qasr Abu Hadi, desa kecil di luar kota Surt, bagian utara Libya yang berbatasan dengan Teluk Sidra.

Keluarganya berasal dari kelompok suku kecil yang tak berpengaruh yang disebut Qadhadhfa, bagian suku Berber dengan budaya yang terarabisasi.

Mengenal Libya, Permata dari Afrika Utara dan Khadafi yang Dijungkalkan

Anak Muammar Khadafi Disiksa di Tahanan

Abdullah al Sanusi, Kepala Mata-Mata Khadafi Ditangkap

Khadafi Tewas di Tanah Kelahirannya

Besar dan dewasa di tengah suasana perang, Khadaffi sempat bersekolah di Sabha, Fezzan, Libya selatan. Di sekolah menengah ini ia bersentuhan dengan guru-guru Mesir.

Gelegak Pan Arabism dikenalnya dan sangat mempengaruhi kehidupannya kelak. Gamal Abdul Nasser, pemimpin Mesir jadi tokoh idolanya.

Khadaffi muda memimpin aksi-aksi unjuk rasa menggelorakan semangat Arabism, menyasar kelompok-kelompok pendukung monarki dan kolonialis barat.

Ia melanjutkan kuliah di Universitas Libya di jurusan sejarah, namun putus di tengah jalan. Khadaffi bergabung ke akademi militer kerajaan di Benghazi.

Sifat Khadaffi yang pemberontak, anti imperialis membuatnya cepat dikenali dan sangat menonjol. Saat itu akademi militer Libya dilatih perwira-perwira Inggris.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Khadaffi diam-diam membentuk grup kecil progresif revolusioner dalam tubuh militer.

Sebagai perwira muda yang berbakat ia dikirim ke Inggris, mengikuti pendidikan militer di Beaconsfield, Buckinghamshire.

Kursus instruktur perhubungan di Army Air Corps Bovington Camp, Dorset, ia ikuti tuntas. Meski sebatas desas-desus, Khadaffi sempat mencicipi Akademi Militer Sandhurst.

Di tanah airnya, Raja Idris I yang memimpin monarki absolut Libya mulai dirongrong. Ia tak disukai karena terlalu rakus pada kekayaan Libya, sewenang-wenang, dan pro-barat (Israel).

Pada pertengahan 1969, Raja Idris I pelesiran ke luar negeri untuk menghabiskan musim panas di Turki dan Yunani.

Gerakan Perwira Merdeka yang dipimpin Khadaffi menilai itu saat tepat untuk melengserkan sistem monarki.

Operasi Yerusalem dilancarkan pada 1 September 1969. Kelompok Khadaffi menduduki bandar udara, pos polisi, stasiun radio, dan kantor pemerintahan di Tripoli dan Benghazi.

Khadaffi mengambil alih kendali atas barak Berka di Benghazi, sementara rekannya, Omar Meheishi menduduki barak di Tripoli, dan Jalloud merebut pertahanan udara di kota tersebut.

Khweldi Hameidi dikirim untuk menahan putra mahkota Sayyid Hasan ar-Rida al-Mahdi as-Sanussi. Pangeran itu dipaksa mencabut klaimnya sebagai pewaris tahta.

Pada hari kudeta tak berdarah itu pula Khadaffi mengumumkan pendirian Republik Arab Libya. Hari itu dikenang sebagai "Revolusi Putih", tetapi kemudian namanya diganti menjadi "Revolusi Satu September".

Ia mengumandangkan revolusi itu berarti "kebebasan, sosialisme, dan persatuan". Tahun-tahun selanjutnya, Khadaffi mengambil berbagai tindakan untuk mewujudkan hal-hal tersebut.

Sebagai pengusung Pan Arabism, Khadaffi memperkenalkan nasionalisme dan sosialisme Arab, sebelum ia memperkenalkan Teori Internasional Ketiga, ideology politik ala Khadaffi.

Namun awan hitam mulai menaungi langit Libya sejak 15 Februari 2011, ketika pecah demonstrasi di Benghazi. Massa menuntut Khadaffi mundur setelah 42 tahun berkuasa.

Pasukan pemerintah bertindak represif, dan memicu unjukrasa lebih besar di berbagai kota. Kelompok-kelompok militant anti-Khadaffi bermunculan.

Senjata mulai mengalir dari luar negara, menyusul Arab Spring yang menyapu Aljazair, Tunisia, dan Mesir. Unjuk rasa damai mulai berubah jadi konflik bersenjata.   

Krisis politik ini memicu aksi sepihak sejumlah negara NATO, seperti AS, Prancis, dan Inggris. Mereka menetapkan zona bebas terbang untuk melemahkan Khadaffi.

Qatar dan Uni Emirat Arab mengirimkan tentaranya, mendukung kelompok-kelompok pemberontak. Dari udara jet-jet tempur AS, Prancis, Inggris membombardir kubu-kubu loyalis Khadaffi di sekitar Tripoli.

Libya terbelah-belah. Mahkamah Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Khadaffi dan anaknya Seif al-Islam, serta Abdullah Senussi.  

Dewan Transisi Nasional (DTN) terbentuk dan jadi perwakilan Libya yang diakui barat. Agustus 2011, Liga Arab mengakui DTN.

Khadaffi dan kelompoknya semakin terpojok. Agustus 2011, kelompok pemberontak menguasai Tripoli dan sekitarnya yang semula basis terkuat Khadaffi.

Khadaffi mundur ke Surt, tanah kelahirannya. Tinggal Distrik Walid dan Sheba yang jadi kubu perlindungannya.

Pada 20 Oktober 2011, Khadaffi bersama putranya, Moatassem al-Khadaffi, mencoba keluar dari Distrik Surt, berusaha pindah ke Lembah Jarret.

Konvoi besar terdiri lebih kurang 20 kendaraan itu dihancurleburkan jet-jet tempur NATO. Sisanya cerai berai menyelamatkan diri ke sebuah proyek properti.

Mereka terus diburu milisi Misrata. Khadaffi lari sembunyi di sebuah saluran air dalam keadaan terluka. Ia segera ditemukan masih dalam keadaan hidup.

Penangkapan Khadaffi ini direkam lewat video telepon seluler yang lalu viral. Kepala Khadaffi berdarah, dan ia terlihat mengiba-iba pada para penangkapnya.

Sepucuk pistol tampak teracung ke perutnya, dan sesudah itu rekaman video berhenti. Khadaffi kemudian dikabarkan tewas.

Lima hari kemudian, DTN mengumumkan jenazah Moammar Khadaffi, pemimpin nasionalis sosialis Arab Afrika itu dikubur di sebuah tempat rahasia di gurun.

Hingga hari-hari ini, Libya, negeri makmur permata hitam dari Afrika Utara itu masih tercerai berai.(Tribunjogja.com/ Aljazeera/Wikipedia/berbagai sumber/xna)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved