Kisah Khadaffi Gulingkan Kekuasaan Raja Idris Hingga Dikudeta dan Berakhir Mengenaskan
DTN mengumumkan jenazah Moammar Khadaffi, pemimpin nasionalis sosialis Arab Afrika itu dikubur di sebuah tempat rahasia di gurun
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Gerakan Perwira Merdeka yang dipimpin Khadaffi menilai itu saat tepat untuk melengserkan sistem monarki.
Operasi Yerusalem dilancarkan pada 1 September 1969. Kelompok Khadaffi menduduki bandar udara, pos polisi, stasiun radio, dan kantor pemerintahan di Tripoli dan Benghazi.
Khadaffi mengambil alih kendali atas barak Berka di Benghazi, sementara rekannya, Omar Meheishi menduduki barak di Tripoli, dan Jalloud merebut pertahanan udara di kota tersebut.
Khweldi Hameidi dikirim untuk menahan putra mahkota Sayyid Hasan ar-Rida al-Mahdi as-Sanussi. Pangeran itu dipaksa mencabut klaimnya sebagai pewaris tahta.
Pada hari kudeta tak berdarah itu pula Khadaffi mengumumkan pendirian Republik Arab Libya. Hari itu dikenang sebagai "Revolusi Putih", tetapi kemudian namanya diganti menjadi "Revolusi Satu September".
Ia mengumandangkan revolusi itu berarti "kebebasan, sosialisme, dan persatuan". Tahun-tahun selanjutnya, Khadaffi mengambil berbagai tindakan untuk mewujudkan hal-hal tersebut.
Sebagai pengusung Pan Arabism, Khadaffi memperkenalkan nasionalisme dan sosialisme Arab, sebelum ia memperkenalkan Teori Internasional Ketiga, ideology politik ala Khadaffi.
Namun awan hitam mulai menaungi langit Libya sejak 15 Februari 2011, ketika pecah demonstrasi di Benghazi. Massa menuntut Khadaffi mundur setelah 42 tahun berkuasa.
Pasukan pemerintah bertindak represif, dan memicu unjukrasa lebih besar di berbagai kota. Kelompok-kelompok militant anti-Khadaffi bermunculan.
Senjata mulai mengalir dari luar negara, menyusul Arab Spring yang menyapu Aljazair, Tunisia, dan Mesir. Unjuk rasa damai mulai berubah jadi konflik bersenjata.
Krisis politik ini memicu aksi sepihak sejumlah negara NATO, seperti AS, Prancis, dan Inggris. Mereka menetapkan zona bebas terbang untuk melemahkan Khadaffi.
Qatar dan Uni Emirat Arab mengirimkan tentaranya, mendukung kelompok-kelompok pemberontak. Dari udara jet-jet tempur AS, Prancis, Inggris membombardir kubu-kubu loyalis Khadaffi di sekitar Tripoli.
Libya terbelah-belah. Mahkamah Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Khadaffi dan anaknya Seif al-Islam, serta Abdullah Senussi.
Dewan Transisi Nasional (DTN) terbentuk dan jadi perwakilan Libya yang diakui barat. Agustus 2011, Liga Arab mengakui DTN.
Khadaffi dan kelompoknya semakin terpojok. Agustus 2011, kelompok pemberontak menguasai Tripoli dan sekitarnya yang semula basis terkuat Khadaffi.