Runway NYIA Belum Sempurna, Kementerian Perhubungan Beri 7 Poin Mandatory

Runway NYIA dinilai Kementerian Perhubungan belum sepenuhnya rampung untuk memasuki tahap pengoperasian.

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
Tribun Jogja/ Singgih Wahyu Nugraha
Sejumlah pekerja tengah mengebut pengerjaan bangunan terminal penumpang New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon, Kulonprogo, Rabu (13/3/2019). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Landasan pacu (runway) New Yogyakarta International Airport (NYIA) dinilai Kementerian Perhubungan belum sepenuhnya rampung untuk memasuki tahap pengoperasian.

Ada sekitar tujuh poin temuan bersifat mandatory (perintah) dari hasil verifikasi kelayakan bandara itu di pekan lalu yang harus disempurnakan PT Angkasa Pura I sebelum bisa masuk ke tahap operasi minimum.

Project Manager Pembangunan NYIA PT AP I, Taochid Purnama Hadi mengakui adanya temuan hasil verifikasi tersebut dan bersifat mandatory, terutama soal kelengkapan airside dan perlunya dilakukan ujicoba sebelum dioperasikan.

Baca: 8 Langkah Mudah Quick and Fresh Make Up Look dari Emina Cosmetics

Di antaranya soal penyelesaian runway light (tata lampu landasan pacu), pengecatan marka, dan beberapa hal lain yang ia kurang hapal.

Namun begitu, menurutnya hal itu tidak menjadi masalah karena beberapa temuan itu memang dalam tahap pengerjaan oleh AP I.

Pihaknya akan segera menindaklanjuti temuan dari hasil verifikasi tersebut.

"Target penyelesaian seluruhnya tanggal 13 April. Mudah-mudahan ngga ada kendala cuaca. Kami sedang mengejar target dengan meningkatkan produktivitas. Jika hujan turun, otomatis akan menurunkan produktivitas," jelas Taochid, Minggu (7/4/2019).

Tanggal tersebut menurutnya adalah target internal AP I untuk mengejar beberapa pekerjaan lain yang harus dilakukan sebelum operasi penerbangan internasional di bandara baru itu dilakukan.

Adapun progres pembangunan NYIA secara keseluruhan untuk operasi penuh di akhir 2019 ini sudah mencapai sekitar 48-49 persen.

Baca: Bandara Baru NYIA Kulonprogo Bakal Berganti Nama Menjadi YIA

Setelah semua temuan itu diselesaikan pekerjaan dan perbaikannya, AP I berikutnya akan melaporkan tindaklanjutnya.

Taochid menyebut tidak ada verifikasi ulang dan nantinya tim Kemenhub hanya akan melakukan final check atas situasi di NYIA.

Selanjutnya, pada 23-24 April, NYIA direncanakan bakal menjalani simulasi atau uji coba pelayanan penerbangan penumpang di NYIA.

Pemeran penumpang dikerahkan dari beberapa titik keberangkatan di Yogyakarta menuju bandara NYIA serta berbagai proses lain hingga naik ke pesawat serta sebaliknya.

Informasi dihimpun, peresmian pengoperasian minimum NYIA bakal dilakukan pada 29 April 2019.

Namun begitu, Taochid mengaku belum bisa memastikannya meskipun disebutnya bahwa targetnya tetap akhir April ini.

"Untuk tanggal 29 belum pasti. Yang jelas, kalau mengacu Perpres targetnya adalah April 2019 dan Insya Allah April ini bandara internasional Yogyakarta akhir April ini akan dioperasikan. Terkait nama bandara, kami belum tahu posisi bolanya di mana. Silakan tanyakan ke Pak GM (General Manager Bandara Adisucipto) tentang hal ini," kata Taochid.

Baca: Pemda DIY Usulkan Perubahan Nama Bandara Jadi YIA

Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo mengatakan bahwa informasi yang didapatnya memang akhir bulan ini NYIA akan dioperasikan.

Pihaknya sebagai pemerintah di tingkat daerah hanya berusaha menyesuaikan saja dengan mengondisikan situasi di lapangan supaya program pemerintah pusat itu sukses hingga saat launching nanti.

Hanya saja, terkait penataan area pantai selatan NYIA yang dirancang sebagai kawasan sabuk hijau (green belt/green barrier) dengan penanaman pohon cemara untuk pelindung bandara tersebut menurutnya belum bisa dilakukan saat operasi minimum dilakukan nanti.

Masih ada problem penolakan warga yang harus diselesaikan terlebih dulu sembari membentuk nota kesepahaman (MoU) antara Pemkab Kulon Progo, Pura Pakualaman sebagai pemilik lahan, serta AP I.

"Kalau tanggal 28 atau 30 (NYIA) diresmikan, penanaman mungkin belum. Langkah kami ada MoU dulu antara tiga pihak ini. Pembangunan sabuk hijau itu keniscayaan tapi problemnya ada warga yang punya rumah dan tambak di sana. Tugas saya berkomunikasi dengan mereka maunya apa," kata Hasto.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved