Jejak Pengembaraan Bujangga Manik

Medang Kamulan Itu Benar-benar Pernah Ada di Sebelah Timur Purwodadi

Memasuki wilayah Jawa bagian tengah, Bujangga Manik menelusuri daerah (lurah) Barebes (kini Brebes) di sebelah kiri dan Gunung Ageung di kanan

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNNEWS
Warga Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus melakukan penggalian pondasi bangunan yang diduga merupakan sisa konstruksi kerajaan Medang Kamulan di areal persawahan setempat, Rabu (14/10/2015). Diperkirakan, panjang bangunan tersebut mencapai satu kilometer. 

Lepas dari Prawata, ia memasuki desa Pulutan (sekarang sebelah barat Purwodadi), sebelum mencapai Medang Kamulan. Penyebutan nama Medang Kamulan oleh Bujangga Manik ini menunjukkan nama kerajaan atau daerah kuna itu benar-benar ada.

Di Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, ada sebuah dusun bernama Medang, yang dipercaya pernah jadi pusat kerajaan Medang Kamulan. Jejak kekunaan di daerah ini sangat kuat. Balai Arkeologi Yogyakarta akhir Maret 2019 melakukan penelitian dan ekskavasi situs di Dusun Medang ini.

Warga Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus melakukan penggalian pondasi bangunan yang diduga merupakan sisa konstruksi kerajaan Medang Kamulan di areal persawahan setempat, Rabu (14/10/2015). Diperkirakan, panjang bangunan tersebut mencapai satu kilometer.
Warga Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus melakukan penggalian pondasi bangunan yang diduga merupakan sisa konstruksi kerajaan Medang Kamulan di areal persawahan setempat, Rabu (14/10/2015). Diperkirakan, panjang bangunan tersebut mencapai satu kilometer. (TRIBUNNEWS)

Dari Medang, resi itu berjalan ke selatan menuju lurah Gegelang setelah menyeberangi Sungai Wuluyu. Sungai ini sekarang disebut Bengawan Solo. Jadi Gegelang ada di sebelah selatan sungai terpanjang di Jawa ini, dan kandidat terkuat lokasinya di dekat Madiun.

Gegelang juga kemungkinan nama sama untuk Glang-glang pada masa kuna. Daerah ini berbatasan dengan wilayah Ngurawan atau Urawan di barat daya Madiun sekarang. Dari Gegelang, Bujangga Manik menyusuri utara Gunung Wilis sebelum menyeberangi sungai Cangku (kini Kali Madiun).

Tak ada lagi nama disebutnya, hingga ia menyeberangi Ci-Ronabaya. Inilah nama kuna Kali Brantas. Ia hanya mengatakan melewati Daha, yang dimaksud tentu daerah, bukan nama kotanya yang terletak jauh di selatan. Ia mencapai Pujut, tempat ia menyeberangi sungai besar itu.

Pujut disebut dalam prasasti Tambangan bertarikh 1359 Masehi, sebagai nama tempat yang memliki tambangan untuk penyeberangan.

Lokasi persis tidak diketahui, namun menurut penyelidikan van Stein Callenfels dan van Vuuren, Pujut tak jauh dari jembatan Brantas di Kertosono sekarang.(Tribunjogja.com/xna)  

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved