Istri Dianiaya, Ditucuti Hingga Digunduli Suami Setelah Menolak Joget di Depan Tamu
Dalam video yang menyebar viral, Asma Aziz mengaku telah dianiaya sang suami lantaran menolak joget di depan teman-temannya
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Istri Dianiaya, Ditelanjangi Hingga Digunduli Suami Setelah Menolak Joget di Depan Tamu
TRIBUNJOGJA.com, LAHORE - Asma Aziz, seorang perempuan asal Lahore, Pakistan viral di media sosial setelah ia mengunggah video mengungkap perlakukan kejam suaminya.
Dalam video yang tersebar pekan lalu itu, Asma mengaku dianiaya hingga digunduli oleh sang suami.
Lewat video itu pula, Asma meminta pertolongan.
Adapun dalam persidangan yang digelar pada Senin (1/4/2019), hakim pengadilan Shahid Zia memerintahkan Mian Faisal, pelaku yang merupakan suami korban untuk kembali ke dalam penjara sambil menunggu laporan medis tentang dugaan cidera yang diderita korban.
Istri Tikam Alat Vital Perempuan Pasangan Main Suaminya Setelah Mereka Threesome
Suami Paksa Istrinya Selundupkan 28 Paket Sabu Dibungkus Kondom, Diserahkan Saat Sidang di PN Sleman
Demi Cinta, Gadis Remaja Terjerat Utang 7 Rentenir untuk Modali Pacar Beli Motor
Sementara Faisal sendiri bersikeras ingin diberikan kesempatan untuk menceritakan peristiwa itu terlebih dahulu.
Ia sendiri menyatakan siap untuk dihukum, namun ia meminta pengadilan untuk mendengar dahulu penjelasannya.

"Anda telah menjadi advokat bagi Asma selama seminggu terakhir ini, sekarang berikan saya waktu satu jam untuk menjelaskan apa yang terjadi. Aku akan menerima hukuman apa pun yang diberikan," jelas Faisal kepada media di pengadilan.
Asma sendiri dihadirkan dalam persidangan itu. Ia didampingi pengacaranya di mana ia mendesak pengadilan untuk menjebloskan sang suami ke penjara.
Ia menjelaskan bahwa suaminya itu kerap kali memaksa dia untuk menari di depan teman-temannya.
Beberapa kali dengan terpaksa ia pun menuruti perintah tersebut.
Namun, kali ini dia menolak hingga berujung pada penganiayaan.
Penyelidikan kasus dugaan penganiayaan itu baru dilakukan tiga hari setelah kejadian, tepatnya setelah Asma muncul dalam sebuah video yang diunggah di media sosial.
Dalam video itu, Asma menuduh bahwa suami dan teman-temannya telah mempermalukannya dengan melucuti semua pakainnya kemudian menggunduli rambutnya.
Tak hanya sampai di situ, Asma juga dipukuli dengan menggunakan pipa.

“Dia melepas pakaianku di depan karyawannya. Para karyawan memegangi saya ketika dia mencukur rambut saya dan membakarnya," katanya dalam video.
Ia merinci bahwa saat itu sang suami membawa dua orang temannya ke rumah mereka.
Kemudian mereka pun memaksa Asma untuk menenggak minuman keras. Setelah itulah, Faisal memaksa Asma untuk menari di depan teman-temannya.
"Faisal mulai mengikat kaki dan menyiksa saya ketika saya menolak perintah itu," ungkapnya.
Asma juga menyebutkan teman-teman sang suami yang hadir pada saat kejadian itu Rashid, Amjad, dan Farzana
Asma mengatakan bahwa Faisal sebenarnya baik dan penuh kasih terutama pada masa-masa awal pernikahan mereka, empat tahun lalu.
Namun kebahagiaan itu hanya berlangsung selama enam bulan, lantaran Faisal diakuinya mulai berubah.

Ibu tiga anak ini berkata bahwa dia mulai memukulinya - terutama setelah minum alkohol - dan sering mengundang teman-temannya untuk pesta di rumah mereka.
Dalam rekaman yang menyebar viral itu, Asma yang menangis merinci bagaimana dia melarikan diri dari rumah sehari setelah penganiayaan yang dituduhkan dan berhasil sampai ke kantor polisi.
Tetapi dia mengatakan petugas menolak untuk mendaftarkan kasusnya karena dia tidak bisa membayar suap.
Lebih lanjut Asma menuding bahwa polisi pun menolak memberikannya pengantar pemeriksaan medis.
“Polisi menuntut uang tunai untuk pemeriksaan medis. Saya tidak punya uang tunai untuk membayar mereka, "katanya. "Bagaimana dan dari mana aku bisa membayar mereka?" ungkap Asma.
Sehingga jalan satu-satunya adalah meinta bantuan kepada publik, lantaran Asma sendiri mengaku sudah yatim piatu.
Adapun setelah melihat video viral, Shireen Mazari, Menteri Hak Asasi Manusia di kabinet Perdana Menteri Imran Khan, menulis di Twitter bahwa pihaknya telah memperhatikan dan memerintahkan penangkapan dua pria - suami Asma, Mian Faisal dan pegawainya Rashid Ali.

Pakistan Today melaporkan bahwa mereka sudah diserahkan ke polisi pada hari Kamis dengan penahanan fisik selama empat hari.
Penjelasan polisi
Juru bicara kepolisian Punjab Nabila Ghazanfar mengatakan kepada ARY News bahwa penyelidikan tingkat tinggi telah dibuka untuk memeriksa insiden itu.
Sementara korban telah ditempatkan di bawah perlindungan polisi.
Hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa Asma menderita sejumlah memar di lengan kirinya, memar dan bengkak di kedua pipinya, luka di tangannya, kemerahan dan berair di mata kirinya. Ia juga menderita pusing dan muntah .
Menurut laporan sebagaimana dilansir DawnNewsTV, tidak ada kemungkinan bahwa Asma telah mengarang cidera itu.
Sehingga ia pun dianjurkan untuk menjalani rontgen di kepala dan tangannya serta dianjurkan untuk memeriksakan diri ke spesialis optik, ortopedi, dan neurologis.
Dalam sebuah tweet pada hari Kamis, Amnesty International Asia Tenggara menyambut baik penuntasan kasus itu.
Apalagi berdasarkan data Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan, dilaporkan bahwa ada lebih dari 2.500 kasus kekerasan terhadap perempuan yang diajukan di Pakistan tahun lalu.
Pada 2016, Pakistan berada di peringkat 150 dari 153 negara dalam indeks Women, Peace and Security The Georgetown Institute.
Data mengatakan bahwa lebih dari seperempat (27 persen) wanita mengatakan bahwa mereka telah mengalami kekerasan dalam rumah tangga. (*)