Yogyakarta
Permasalahan Sampah Kian Mendesak, ORI DIY Lakukan Pantauan
Permasalahan sampah di Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul beberapa hari ini kian memperihatinkan akibat ditutupnya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (T
Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Permasalahan sampah di Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul beberapa hari ini kian memperihatinkan akibat ditutupnya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan.
Terkait hal tersebut, Ombudsman RI (ORI) Perwakilan DIY mendatangi kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY dan TPST Piyungan pada Kamis (28/3/2019).
Budhi Masthuri, Ketua ORI Perwakilan DIY menjelaskan jika sebenarnya dari 2014 sudah ada peringatan mengenai kapasitas TPST Piyungan yang hampir over kapasitas.
Budhi juga menjelaskan jika ketika pihaknya ke lapangan, kondisi jalan yang ada juga sudah rusak, sedangkan untuk di TPST sendiri, tumpukan sampah sudah menggunung dengan peralatan yang juga sangat minim.
Baca: WALHI Soroti Standarisasi Angkutan Sampah
"Sejak 2014 sudah ada warning, bahwa TPST itu hampir over kapasitas, mestinya sekarang memang sudah over kapasitas. Sehingga solusinya bisa ekstensifikasi dengan perluasan lahan maupun intensifikasi. Kami ke lapangan, di Piyungan itu jalannya berlumpur, becek dan memang tumbukan sampah seperti itu, alat berat juga minim. Ada bantuan alat berat dari provinsi itu pun gampang rusak," terangnya.
Dia mengatakan jika ketika ke lapangan, dari Pemda sudah mulai melakukan pengerasan dermaga yang digunakan untuk jalan truk salah agar bisa masuk ke tengah dan membuang sampah.
Selain itu, dari Pemda juga sudah merencanakan adanya upaya pengerasan jalan yang direncanakan akan dimulai pada bulan April mendatang.
"Solusi baru jangka pendek pengerasan dermaga untuk truk sampah bisa masuk ke tengah dan membuang sampah di tengah. Jangka panjang upaya pengerasan jalan sedang dalam proses mungkin April akan dimulai," ungkapnya.
Baca: Tumpukan Sampah di Bantul Capai 400 Ton
Budhi menjelaskan jika masalah sampah ini sudah benar-benar sangat memprihatikan dan ketika tidak ditangani serius akan menjadi bom waktu
"Yang pasti masalah sampah ini masalah serius karena setiap saat orang produksi sampah. Oleh karena itu, sudah saatnya pemerintah provinsi memberikan perhatian yang serius terhadap masalah ini," terangnya.
Dia menjelaskan jika reaksi dari warga selama beberapa hari ini memang karena truk yang mengangkut sampah sudah sedemikian rupa panjang antriannya dengan kondisi jalan yang becek.
Anak-anak pun ketika ke sekolah harus menggunakan sepatu boot agar tidak kotor.
"Warga bereaksi seperti itu karena memang 4 hari antrian truk itu sedemikian rupa panjang dan kondisi jalan becek. Harapan warga sederhana dan sangat mungkin dipenuhi pemerintah daerah dalam waktu dekat, dan mudah-mudahan dapat perhatian yang serius. Kalau dibiarkan juga, permalasahan sampah di Bantul, Sleman dan Kota menjadi sangat serius," katanya.
Baca: Pemilahan Sampah Jadi Solusi TPST Piyungan Jangka Menengah
Lebih lanjut, Budhi menerangkan jika saat permasalahan sampah tidak cukup hanya penambahan tempat pembuangan sampah, namun juga dari pangkalnya dengan memberikan kesadaran ke masyarakat untuk mulai memilah sampah.
"Bagaimana membangun kesadaran dari warga untuk mulai memilah sampah. Kedua, di Undang-undang, warga dapat membangun kelompok warga yang konsen mengelola sampah dan pemerintah wajib memfasilitasi, baik pelatihan dan pendanaan, dan itu porsinya kabupaten/kota," ungkapnya
Sementara itu, R Sutarto Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY membenarkan jika pihaknya saat ini sedang melakukan pengerjaan dermaga, namun tidak bersifat permanen dan hanya untuk keadaan darurat.