Terbuat dari Emas, Inilah Wujud Topeng Kematian Era Majapahit yang Pernah Ditemukan di Maguwoharjo

Topeng itu terbuat dari emas dengan memperlihatkan wajah seseorang. Topeng ditemukan di Dusun Nayan, Maguwoharjo

Editor: Mona Kriesdinar
tribunjogja
Kepala Museum Sonobudoyo Riharyani menunjukan foto topeng emas Nayan yang menjadi salah satu bagian dari koleksi museum yang hilang pada Agustus 2010. Foto diambil tahun 2016 lalu 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dikisahkan pada tanggal 2 April 1960, selepas hujan yang turun dengan lebatnya, Madiyono, Karsoutomo dan Amatrejo pergi menengok sawah dan akan menangkap ikan.

Namun, sungguh tidak diduga, tiga orang warga Dusun Nayan, Maguwoharjo, Sleman ini justru menemukan benda purbakala yang terbuat dari emas.

Tiga orang tersebut menemukan sebuah wadah atau tempat seperti periuk yang terbuat dari perunggu yang terpendam di bawah lumpur di sebuah tebing sawah desa mereka.

Ditemukan Reruntuhan Diduga Bekas Rumah Era Kerajaan Majapahit

Secuil cerita diatas adalah awal mula dari ditemukannya benda cagar budaya dari emas yang beberapa akhirnya hilang pada Agustus 2010 lalu.

Hal tersebut dituliskan oleh M Sukarto Kartoatmodjo pada sebuah jurnal Sonobudoyo tahun ke 1 nomor 9, Desember 1960.

Barang-barang yang ditemukan oleh warga Nayan tersebut adalah cincin, lembaran kertas emas, semacam patrem atau keris kecil, rantai dan sebuah topeng emas yang sampai saat ini belum diketahui keberadaanya.

Islam Eksis di Trowulan Sejak Masa Awal Majapahit. Inilah Bukti-buktinya!

Topeng dengan bentuk cembung dan bagian belakang melengkung ke dalam ini memiliki dimensi panjang 15 cm, lebar 10 cm dan berat 73 gram. Topeng tersebut membentuk wajah gemuk, dengan mata yang agak sipit dan hidung agak besar.

Kepala Museum Sonobudoyo Riharyani menunjukan foto topeng emas Nayan yang menjadi salah satu bagian dari koleksi museum yang hilang pada Agustus 2010.
Kepala Museum Sonobudoyo Riharyani menunjukan foto topeng emas Nayan yang menjadi salah satu bagian dari koleksi museum yang hilang pada Agustus 2010. Foto diambil tahun 2016 lalu. (tribunjogja)

Topeng tersebut memiliki bentuk mulut tipis dengan ujung bibir melengkung ke atas. Topeng tersebut juga memiliki kumis rambut bergelombang dan leher yang berlipat.

Beberapa hari kemudian tepatnya pada 8 April hingga 12 April 1960, Dinas Purbakala saat itu melakukan penggalian di sekitar temuan tersebut.

Ditemukan pecahan tembikar, kepingan talam, cincin, anting-anting, lembaran mas berukir, lempeng mas polos dan batu asahan atau wungkal dalam bahasa jawa.

Warga Temukan Situs Pemandian Kuno Diduga dari Zaman Majapahit

Masih bersumber dari tulisan di jurnal yang sama, disebutkan bahwa benda-benda yang ditemukan di dusun yang terletak tidak jauh dari Jalan Solo ini tidak memiliki tulisan atau goresan huruf yang menandakan kapan itu dibuat.

Apa yang ditemukan secara keseluruhan membentuk seperti boneka lelaki.

Temuan warga dusun Nayan tersebut sudah diidentifikasi oleh Sukarto Kartoatmodjo. Ia menduga boneka tersebut adalah sebuah lambang seorang yang sudah meninggal dunia. Atau disebut Sang Hyang Puspasarira.

Batu Berelief Sosok Lelaki Tua Berjenggot Itu Ditemukan Tak Sengaja di Makam Planden, Sleman

"Kemungkinan merupakan topeng kematian jang menggambarkan sematjam Sang Hyang Puspasarira, jang terkenal dengan djelas pada djaman Madjapahit dan bahkan hingga waktu sekarang (1960,red)," tulis Sukarto dalam ejaan lama bahasa Indonesia.

Jika dilihat dari bahan yakni bahan emas, diduga boneka tersebut dibuat untuk golongan bangsawan. Sementara itu Kepala Museum Sonobudoyo, Riharyani mengatakan tidak semua temuan di dusun Nayan hilang dicuri.

"Tidak semua yang ditemukan di Nayan ikut hilang," ujarnya dalam kesempatan wawancara 2016 lalu. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved