Misteri Makam Planden
Arca Mungil Ini Bisa Bantu Menguak Misteri Candi Kuna di Bawah Makam Planden Sleman
Di Makam Planden, Minggir, Sleman ditemukan berbagai benda purbakala yang mengarah pada keberadaan sebuah bangunan besar yang terpendam di bawahnya
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Arca Mungil Ini Bisa Bantu Menguak Misteri Candi Kuna di Bawah Makam
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Mbah Hadi Mulyono duduk di kursi kayu reot di teras rumahnya. Ia melinting tembakau, menyulutkan api, menyesapnya dalam-dalam. Asap tebal menyembur dari mulutnya, membubung meruapkan bau wangi.
“Dulu ya ada banaspati, tapi entah sekarang di mana,” kata Mbah Mul, sapaan akrab petani warga Dusun Planden, Sendangrejo, Minggir, Sleman, Selasa (19/3/2019).
Siapa “banaspati” yang dimaksudkan Mbah Mul?
Melihat jejak tersisa di pagar makam mbah Soma di Planden, yang dimaksud banaspati kemungkinan besar pahatan kala makara. Ornamen wajah raksasa ini biasanya ditempatkan di atas ambang pintu candi sebagai simbol penolak bala.
Simak artikel menarik bertema 'Menelusuri Jejak Pu Kumbhayoni' :
Prasasti Pereng Kuak Tabir Siapa Penguasa Watak Walaing di Bukit Ratu Boko
Kisah Perang Sengit Kumbhayoni vs Rakai Pikatan Berebut Tahta di Era Mataram Kuno
Candi Barong Adalah Bhadraloka yang Dibangun Pu Kumbhayoni
Kisah di Balik Arca-arca Besar Maha Rsi Agastya dan Ganesha di Situs Gepolo Prambanan
Hasil Penelusuran untuk Mencari Dua Dusun Kuno di Antara Bukit dan Lembah di Selatan Ratu Boko
Di pagar makam Mbah Soma juga ada fragmen batu berukir kepala raksasa. Ukurannya tidak terlampau besar.
“Nggih, sama dengan yang di pagar itu. Cuma agak besar,” lanjut Mbah Mul yang siang itu mengenakan baju safari lengan pendek abu-abu kumal.
Lengan kanannya bahkan sudah robek. Celananya yang sepertinya satu stel dengan bajunya, tepercik lumpur. Mbah Mul saat ditemui sedang istirahat sepulang dari sawah.
“Dulu saya sendiri yang bangun makam Mbah Soma itu,” lanjutnya.
Karena ia tukang batu satu-satunya di dusun tersebut, Mbah Mul bekerja cepat membuat pondasi pagar, memasang batu-batu persegi yang banyak terdapat di sekitar lokasi.
“Saya tidak pakai batu lain selain yang sudah ada di makam itu,” katanya.
Baca juga:
Misteri Harta Karun Emas di Situs Wonoboyo Klaten, Siapakah Pemilik Benda-benda Menakjubkan Ini?
Batu-batu persegi, ada yang bertakik, berelief, dan batu kotak kasar itu menurut Mbah Mul sudah sejak lama teronggok di sekitar makam Mbah Soma.
“Mbah Soma sendiri yang menaikkannya. Banyak, dan ada batu gilang, arca, dan lain-lain,” bebernya.
“Ada juga batu bancikan padasan,” kata Mbah Mul yang bapaknya, So Pawiro, dulunya juru kunci makam Planden. Rumah keluarga Mbah Mul tepat ada di barat komplek makam, berbatasan tanah yang posisinya lebih rendah.
Baca juga:
Jejak Kejayaan Masa Silam: Inilah Deretan Harta Karun Emas dari Wonoboyo, Klaten
Bancikan padasan ini yang dimaksud diduga kuat yoni dan lingga. Deskripsi Mbah Mul menyebut batu itu kotak, ada lubang dan penutup di atasnya bulat. Batu itu juga punya leher seperti mulut ceret atau teko.
“Dulu makamnya itu lebih tinggi, seperti gumuk,” kata bapak dua anak yang sudah memiliki tiga cucu ini.
“Ada juga arca sosok perempuan bawa seperti kendi, ada lembu,” lanjutnya. Sayang, Mbah Mul tak ingat lagi benda-benda apa lagi yang pernah dilihatnya.
Tahun 1992 atau 1993, atau sudah sekitar 27 tahun lalu, benda-benda itu diangkut pergi.
“Kalau tidak salah ada dua truk. Katanya dibawa ke purbakala,” ungkap Mbah Mul yang berambut putih ini. Namun ia tidak tahu benar apa tidaknya dibawa ke purbakala.
Saat memasang batu-batu untuk pondasi dan pagar, Mbah Mul bekerja menggunakan naluri saja. Terutama saat memasang dua fragmen batu berelief sosok perempuan yang berdekorasi seperti relung dan sulur tanaman.
Harta Karun Masa Kuna Itu Masih Terpendam di Bawah Kuburan Dusun Krapyak
Kedua fragmen berelief itu dipasangnya simetris di kiri kanan pintu masuk makam Mbah Soma yang terpisah dan posisinya lebih tinggi ketimbang nisan-nisan lainnya. Termasuk hiasan kala Makara yang juga dipasangnya sederet di pagar sebelah kanan.
Indikasi Mbah Mul bekerja ala kadarnya juga terlihat dari batu berelief tupai atau musang, yang diletakkan di dasar pagar atau masuk bagian pondasi. Beruntung, batu berelief itu masih menghadap ke arah luar, sehingga bisa dilihat utuh.
Data artefak di Planden ini pernah masuk catatan peneliti asal Belgia, Veronique Myriam Yvonne Degroot, yang memetakan sebaran, arah, dan titik-titik keberadaan situs kuna candi-candi di Jawa. Ciri bangunan di Planden adalah Hindu.
Disebutkan di disertasinya di Universitas Leiden (2009), ada blok-blok batu persegi, dua yoni yang diregistrasi bernomer B890 dan B891. Kemudian ada fragmen batu berelief seperti karangan bunga, serta satu fragmen batu berelief tupai. Tidak ada catatan dan data temuan arca.
Cerita Penjaga Kuburan Kuno Tionghoa Kulon Progo Yogyakarta, Catatan Peradaban di Bumi Menoreh
Padahal dari cerita Mbah Mul, keberadaan arca dari Planden sulit dikesampingkan. Apalagi, saat ini masih ada arca yang lenyap bagian kaki dan kepalanya , tersimpan di rumah Dukuh Planden, Nuryanto. Arca mungil itu berukuran sekitar 60 cm.
Diduga arca itu Nandiswara, ornamen penting sebuah candi Siwa/Hindu, yang letaknya biasanya di kiri kanan pintu masuk candi induk. Arca yang selama bertahun-tahun tergeletak di luar makam Mbah Soma itu, demi keamanan, dipindahkan ke rumah Nuryanto awal Desember 2018.
Arca ini diyakini bisa membantu menguak misteri bangunan kuna di makam Planden. Nuryanto mengungkapkan, sebenarnya ada arca lain dari makam Planden yang kini disimpan kerabatnya di Semarang. Samar-samar ia hanya mengingat, arca itu juga kecil, dan sepertinya sisa di bagian kepalanya.
Seorang arkeolog yang tidak mau disebut identitasnya menduga bangunan kuna di Planden berukuran cukup besar jika dilihat dari temuan-temuan ukuran yoni, fragmen kala makara, antefik berelief yang diperkirakan perwujudan vidhyadara/vidhyadari itu.
Ornamen ini biasanya ada di bagian brahmaloka, yang sangat sakral di bangunan candi kuna.
“Ukurannya mungkin sebesar atau mendekati Candi Kedulan,” kata narasumber tersebut. Kemungkinan masih ada banyak bagian candi yang terpendam di bawah permukaan kuburan Planden.
Dilihat dari letak geografinya, Planden berada tak jauh dari sejumlah sungai besar yang berhulu di Merapi maupun Kali Krasak. Ada juga Kali Margokaton, yang cukup besar, mengular di sebelah utara Planden, menghilir ke Kali Krasak.
Sedimentasi atau kemungkinan banjir lahar dalam periode panjang, diduga telah mengubur wilayah Sleman bagian barat, termasuk Planden. Permukaan tanah sekarang jauh di atas permukaan tanah pada masa kuna Medang. (Tribunjogja.com/xna)