Sleman
Kisah Para Ibu Mencari Tambahan dengan Menjadi Pelipat Surat Suara
Ini, menurut Angen, lebih singkat dibanding Pemilu 2014 yang membutuhkan waktu 3 minggu untuk melipat surat suara.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Suasana Gedung Olahraga (GOR) Pangukan yang biasanya sunyi menjadi riuh pada Rabu (20/03/2019) pagi.
Ratusan orang duduk lesehan di lapangan dalam ruangan GOR tersebut.
Duduk dalam formasi lingkaran, masing-masing tangan mereka tampak sibuk melipat berlembar-lembar kertas.
Itulah surat suara yang akan digunakan pada pelaksanaan Pemilu di 17 April 2019 mendatang.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman Trapsi Haryadi menyatakan proses pelipatan surat suara dimulai pada hari ini hingga 10 hari mendatang.
"Sebanyak 352 tenaga kami minta melipat 3,950,510 surat suara mulai hari ini," kata Trapsi ditemui di GOR Pangukan.
Baca: KPU Sleman: Surat Suara Didistribusikan pada H-3 Pencoblosan
Meski diawali dengan cuaca mendung di pagi hari, ratusan orang ini tampak bersemangat melipat kertas suara tersebut.
Suara-suara gesekan kertas terdengar menggema di gedung tersebut.
Sesekali diselingi dengan suara obrolan dan candaan para pelipatnya, sekadar untuk menghilangkan rasa bosan.
Angen Lasmini, salah satu tenaga di situ tampak begitu tekun melipat surat suara tersebut.
Tangannya pun tampak begitu lihai melipat kertas yang lebar tersebut.
Hanya dalam semenit, belasan surat suara sudah ia lipat.
Rupanya ini kedua kalinya Angen ikut menjadi pelipat surat suara Pemilu.
Pada Pemilu 2014 lalu ia juga ikut melipat surat suara untuk Kabupaten Sleman.
Baca: 352 Tenaga Dikerahkan Melipat 3 Juta Surat Suara Pemilu 2019 di GOR Pangukan Sleman
Angen menuturkan tidak sulit menjadi tenaga pelipat surat suara.
Apalagi ternyata salah satu tetangganya juga merupakan petugas dari KPU, yang mencari tenaga pelipat suara.
"Saya tinggal ngasih fotokopi KTP saja, beberapa tetangga saya juga ikut ini," kata ibu rumah tangga ini sambil menunjuk rekan-rekannya yang lain.
Warga Dusun Murangan VII, Triharjo, Sleman ini menyebut ada perbedaan antara surat suara Pemilu 2014 dan yang sekarang.
Perbedaan tersebut terutama dari teknis serta bahan kertasnya.
Menurut Angen, surat suara untuk Pemilu 2019 ini lebih mudah dilipat.
Garis penuntunnya pun terlihat jelas.
Rekan Angen dari dusun yang sama, Sri Sumarah juga menyatakan surat suara kali ini lebih mudah dan cepat untuk dilipat.
Secara ukuran pun juga lebih nyaman.
"Kalau yang dulu ukuran kertasnya lebih besar, lipatannya jadi lebih banyak," katanya.
Seperti ratusan rekannya yang lain, Angen dan Sri Sumarah bekerja untuk melipat surat suara mulai pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB.
Mereka juga diberikan waktu istirahat selama satu jam saat tengah hari.
Baca: KPU Gunungkidul Lakukan Simulasi Entry Data dan Pelipatan Surat Suara
Mereka pun akan melakukan aktivitas ini selama 10 hari ke depan.
Ini, menurut Angen, lebih singkat dibanding Pemilu 2014 yang membutuhkan waktu 3 minggu untuk melipat surat suara.
Meski demikian, Angen tetap senang menjalani pekerjaan tersebut.
Pasalnya, ia dipastikan mendapat imbalan lantaran menjadi tenaga pelipat surat suara.
"Kan lumayan sekali untuk menambah penghasilan," kata Angen sambil tertawa.
Namun, Angen tidak bersedia menyebut berapa nominal yang akan diterima.
Sebab ia sendiri juga tidak mengetahui dasar perhitungannya, apakah berdasarkan jumlah surat suara atau jumlah boks surat suaranya yang mampu ia lipat.
Satu boks surat suara sendiri berisi sekitar 500 lembar.
Sementara surat suara untuk Pilpres berisi sekitar 2000 lembar.
Angen sendiri cukup percaya diri bisa melipat surat suara yang banyak dalam sehari.
"Paling nanti sampai 10 kardus surat suara, bisa lah itu," katanya.(TRIBUNJOGJA.COM)