Kuota Beasiswa Bidikmisi dan Mahasiswa dari Keluarga Miskin Ditambah
Pemerintah menargetkan menambah kuota beasiswa untuk mahasiswa dari latar belakang ekonomi miskin hingga hampir dua kali lipat
Harus ditambah
Pengamat pendidikan tinggi Edy Suandi Hamid berpendapat, bentuk skema bantuan tidak perlu dipermasalahkan. Tujuan utama harus menambah jumlah akses mahasiswa miskin agar bisa kuliah. Kesempatan kuliah bisa mengeluarkan mereka dari jebakan kemiskinan turun-temurun.
Meskipun begitu, ia mengutarakan pentingnya kesadaran tidak menuntut persyaratan akademik yang terlalu tinggi bagi anak miskin agar bisa mendapat beasiswa.
Kondisi keluarga dan lingkungan yang tidak mendukung dalam memberi pengajaran berkualitas sudah menghalangi mereka memperoleh capaian prestasi ketika masih bersekolah.
“Beri mereka kesempatan sesuai kemampuan masing-masing. Tidak harus pada perguruan-perguruan tinggi top, yang penting bisa memberi mereka kesempatan mendapat atau pun mengembangkan pekerjaan yang lebih baik,” kata Edy.
Dari segi pengawasan dan evaluasi, ia menjelaskan bahwa setiap perguruan tinggi memiliki sistem sendiri.
Setiap program studi pasti menginginkan mahasiswanya bermutu sehingga mereka akan memastikan ada pembinaan bagi mahasiswa yang prestasinya belum mencapai standar minimal. Terhadap mahasiswa miskin, ada pendampingan ekstra yang diberikan.
Skema Baru
Pada tahun 2020, pemerintah menyediakan skema baru berupa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Nasir menjelaskan, siswa SMA sederajat yang memiliki KIP ketika diterima kuliah akan langsung dimasukkan ke program Bidikmisi.
Kepemilikan KIP meniadakan keperluan pemeriksaan latar belakang mahasiswa untuk memastikan dia memang berasal dari keluarga miskin. (Kompas.ID/Laraswati Ariadne Anwar)