Cerita Menegangkan Ketika Soeharto Lewati Lembah Para Sniper

Dalam penerbangan dari Zagreb-Sarajevo, Soeharto sama sekali tidak mengenakan rompi pengaman, dan helm.

Editor: Mona Kriesdinar
IST
Soeharto ketika mengunjungi Bosnis pada 1995. 

Untuk memastikan keamanan Pak Harto, Benny kemudian memeriksa rute yang akan dilalui menuju Istana Huis Ten Bosch.

Rute itu ternyata rawan oleh ancaman tembakan sniper dari jendela-jendela bangunan sepanjang jalan dan adanya perempatan lampu merah yang rawan oleh aksi penyergapan bersenjata.

Hasil inspeksi itu kemudian dirapatkan oleh Benny bersama para agen rahasia dan aparat keamanan Belanda.

Intinya Benny meminta agar jendela-jendela di bangunan sepanjang jalan yang dilintasi Presiden Soeharto dijaga ketat, demikian pula perempatan lampu merah yang akan dilintasi juga harus disterilkan.

Tapi para agen rahasia dan aparat keamanan Belanda ternyata menolak permintaan Benny.

Akibatnya, karena merasa diremehkan, Benny pun mengamuk dan mendamprat para keamanan Belanda itu sambil menggebrak meja.

"Kami hanya punya satu Soeharto! Apakah Anda bisa menjamin keselamatannya...!?" bentak Benny dalam bahasa Belanda seperti dikutip dalam buku "Benny Moerdani Yang Belum Terungkap."

Sebagai agen rahasia (intelijen) Benny memang dikenal mahir berbahasa Jerman, Belanda, Inggris, China, dan Bahasa Korea.

Para agen Belanda hanya bisa ketakutan berhadapan dengan Benny yang merupakan veteran perang RI dalam Perang Kemerdekaan dan Operasi Trikora melawan pasukan Belanda itu.

Tapi Benny tidak bisa berbuat banyak karena sedang berada di negara lain.

Apalagi pemerintah Belanda sendiri ternyata tidak begitu menyukai Pak Harto.

Namun, kekhawatiran Benny ternyata terbukti.

Suatu malam 31 Agustus 1970, sebanyak 33 anggota RMS bersenjata menyerbu Wisma Duta, rumah Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda.

Mujur Duta Besar RI,Taswin Natadiningrat yang pensiunan Letnan Jenderal lolos dari serbuan.

Atas aksi bersenjata anggota RMS yang ternyata tidak bisa dicegah oleh aparat keamanan dan agen rahasia itu, pemerintah Kerajaan Belanda pun sangat malu.

Intelijen Belanda sendiri menjadi sadar bahwa apa yang disampaikan oleh Benny sambil marah-marah ternyata benar.

Rombongan Presiden Soeharto yang berkunjung ke Istana Huis Ten Bosch pun kemudian mendapat pengawalan sangat ketat dan kunjungan tidak meggunakan kendaraan darat, melainkan helikopter.(*)

--

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Cara Para Pengawal Lindungi Soeharto dari Ancaman Sniper, Benny Moerdani Tak Bisa Berbuat Banyak

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved