Mengintip Progres Bandara NYIA Kulonprogo - Pengerjaan Dikebut hingga Persiapan Penerbangan Perdana

Bandara NYIA Kulonprogo dipastikan sudah bisa didarati pesawat berbadan sempit (narrow body aircraft) dalam lima hari ke depan.

Tribun Jogja/ Singgih Wahyu Nugraha
Sejumlah pekerja tengah mengebut pengerjaan bangunan terminal penumpang New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon, Kulonprogo, Rabu (13/3/2019). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Mengintip progres pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon, Kulonprogo.

Pengerjaan Bandara NYIA Kulonprogo hingga saat ini terus dikebut.

Bandara NYIA Kulonprogo dipastikan sudah bisa didarati pesawat berbadan sempit (narrow body aircraft) dalam lima hari ke depan.

Baca: Seluruh Dunia Melarang Terbang Pesawat 737 MAX, Boeing Siap Bekerja Sama

Hal itu menyusul sudah rampungnya konstruksi dan pengaspalan lapis awal landasan pacu (runway) bandara tersebut.

Project Manager Pembangunan NYIA PT Angkasa Pura I, Taochid Purnama Hadi mengatakan progres pembangunan NYIA untuk menghadapi masa operasi minimum penerbangan internasional April nanti sudah mencapai sekitar 82 persen.

Citra udara kondisi terkini di sekitar fasilitas landasan pacu NYIA, Maret 2019
Citra udara kondisi terkini di sekitar fasilitas landasan pacu NYIA, Maret 2019 (Dok AP1)

Sedangkan secara keseluruhan untuk mengejar operasional penuh (full operation) progresnya sudah sekitar 37 persen.

Baca: Rencana Operasional Bandara NYIA Kulonprogo Masih Tunggu Keputusan Kemenhub

Baca: Lima Hari Lagi, NYIA Sudah Mampu Didarati Pesawat

Fasilitas airside (sisi udara) serta landside (sisi darat) NYIA saat ini sudah hampir rampung terbangun seluruhnya.

Pada sisi udara, landasan pacu sepanjang 3.250 meter berikut dua buah paralel taxiway (jalur landas hubung pesawat) berikut rapid exit, hingga apron (area parkir pesawat) sudah selesai dibikin dan tinggal penyempurnaan.

Demikian juga sisi darat, gedung terminal penumpang seluas 12.920 meter persegi dan sebuah bangunan masjid besar sedang menjalani penyempurnaan interior dan eksteriornya.

"Runway malam ini sudah tertutup aspal semua kemudian masuk layer pertama dan dalam lima hari ke depan layer kedua setebal 7,35 centimeter sudah selesai. Itu sudah bisa menerima beban dari peawat narrow body seperti Boeing 737 dan Airbus A320 seperti di Bandara Adisucipto Yogyakarta,"jelas Taochid, Rabu (13/3/2019).

Pada saat masa operasi terbatas nanti, apron NYIA mampu menampung hingga 9 unit pesawat secara bersamaan di depan terminal internasionalnya.

Jumlah ini sudah mendekati kapasitas apron dan parking stand bandara Adisucipto yang terbatas hanya 11 buah pesawat.

Citra udara kondisi terkini di sekitar fasilitas landasan pacu NYIA, Maret 2019
Citra udara kondisi terkini di sekitar fasilitas landasan pacu NYIA, Maret 2019 (Dok AP1)

Sedangkan NYIA ketika sudah beroperasi penuh yang ditargetkan berjalan pada akhir tahun ini bisa menampung hingga 23 pesawat.

Baca: Tunjang NYIA, Progres Stasiun Wojo Capai 80 Persen

"Nanti ada dua gate yang dioperasikan. Itu sudah memadai untuk penerbangan internasional. Untuk kenyamanan dan keselamatan penumpang, area pekerjaan yang masih berjalan akan kami pagari dan manuver alat dibatasi sehingga tidak mengganggu pelayanan pada pengguna jasa," imbuh Taochid.

Pekerjaan lain yang tengah dikebut antara lain pemasangan instrumen pendukung.

Di antaranya seperti marka landasan pacu, sistem elektronika bandara, konter check-in penumpang, konter imigrasi, apron approaching light, dan lainnya yang bersifat penunjang.

Fasilitas Penunjang

Taochid menyebut, area underpass (jalan bawah tanah) dari Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang berada di bawah area bandara juga harus sudah dirampungkan oleh pelaksana pembangunan saat operasi minimum bandara nanti.

Sedangkan untuk menara air traffic control (ATC) atau pemandu lalu lintas udara saat ini sudah masuk tahap topping off atau pengecoran terakhir sebelum masuk ke tahap pekerjaan arsitektural.

Progres pembangunan terminal internasional NYIA hingga awal Februari 2019.
Progres pembangunan terminal internasional NYIA hingga awal Februari 2019. (Dok AP 1)

Sedangkan untuk operasi April nanti, Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) rencananya akan menggunakan modular tower yang ditempatkan di sisi barat untuk sementara waktu hingga menara permanen selesai dibangun dan diverifikasi.

Tacohid menyebut, bandara baru ini juga sudah memiliki three letter code (kode) yang sudah terdaftar di ICAO (International Civil Aviation Organizatio) yakni YIA.

Baca: New Yogyakarta International Airport Dikebut Kejar Target Operasi, Underpass NYIA Capai 25 Persen

Sedangkan untuk nama resmi bandara masih menunggu keputuan dari Kementerian Perhubungan meski sebelumnya sudah ada masukan agar namanya tetap NYIA, serupa nama kode proyeknya saat ini.

Pada Maret ini, sedianya juga ada tim dari Kemenhub yang bakal melakukan penilaian lapangan atas kelayakan operasi bandara tersebut.

Menteri BUMN Rini Soemarno meninjau proyek Pembangunan NYIA di Temon, Kulon Progo, Kamis (21/2/2019).
Menteri BUMN Rini Soemarno meninjau proyek Pembangunan NYIA di Temon, Kulon Progo, Kamis (21/2/2019). (Tribun Jogja/Singgih Wahyu Nurgoho)

Hasil penilaian itu menjadi dasar untuk mengetahui kapan operasi minimum NYIA bisa dilakukan.

"Nanti tergantung hasil penilaian Kemenhub. Bisa mandatory (melalui perbaikan terlebih dulu) atau ada rekomendasi (dioperasikan sambil perbaikan). Kami berusaha menyelesaikan semua standar operasinya,"kata Taochid.

Tetap Bernama NYIA

Saat meninjau proyek pembangunan NYIA, Januari 2019 lalu, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X memang menghendaki agar bandara baru itu tetap menggunakan nama NYIA.

Bandara itu tidak perlu identitas lain, semisal mengambil nama pahlawan nasional.

Apalagi, jika pemakaian nama itu berpotensi memunculkan adanya pro-kontra di tengah masyarakat.
.
"Namanya ya NYIA itu saja. Enggak ada (yang lain). Daripada nanti ada yang setuju dan ngga setuju,"kata Sultan.

Baca: Hasto Siap Temu Dialog dengan Pengusaha Pantai Selatan NYIA

Baca: Tunjang NYIA, Progres Stasiun Wojo Capai 80 Persen

Penggunaan nama NYIA ketimbang lainnya menurut Raja Kasultanan Yogyakarta itu dengan pertimbangan bahwa singkatan nama itu akan muncul dalam daftar kode bandara yang dianut secara internasional seperti halnya tertera dalam boarding pass.

Maka itu, kode yang didaftarkan untuk bandara baru ini harus baru dan belum terpakai di daerah atau negara lain.

"NYIA kan jelas belum dipakai. Nanti nyebutnya kan juga bukan NYIA, tetap Jogja. Bandara JF Kennedy juga tetap menyebutnya New York Airport," kata Sultan.

Stasiun Wojo

Sampai dengan saat ini, progres pembangunan stasiun Wojo sudah mencapai 80 persen.

Nantinya, stasiun Wojo ini akan digunakan untuk menunjang bandara baru, New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang direncanakan akan diresmikan pada April mendatang.

Baca: Travel Hemat ala Backpacker, Ini 10 Kota Termurah di Eropa

Eko Budiyanto, Manager Humas PT KAI (Persero) Daop 6 Yogyakarta, menerangkan jika sampai dengan saat ini progres perbaikan Wojo sudah mencapai 80 persen, dan direncanakan akan selesai pada 31 Maret 2019 mendatang.

Dia juga mengatakan, nantinya ketika stasiun Wojo sudah selesai dibangun, maka giliran stasiun Kedundang yang juga akan dibangun.

Petugas dari PT KAI Persero sedang meninjau perbaikan stasiun Wojo beberapa saat lalu.
Petugas dari PT KAI Persero sedang meninjau perbaikan stasiun Wojo beberapa saat lalu. (Humas PT KAI Persero Daop 6)

"Progres sudah 80%, tanggal 31 Maret mudah-mudahan bisa selesai. Sekarang sudah kelihatan stasiunnya. Wojo dulu, Kedundang nanti setelahnya," ungkapnya.

Eko menerangkan, saat ini pihaknya sedang melakukan penambahan rel, yang sebelumnya hanya dua ditambah satu menjadi tiga rel.

Kemudian, ada pembangunan ruang tunggu, ruang ticketing, mushola, toilet, area jalan menuju ticketing maupun jalan yang ada di depan stasiun.

Armada Railclinic yang terparkir di jalur 1 stasiun Wojo dipenuhi oleh masyarakat yang ingin berobat, Sabtu (19/12/2016). Setelah dibuat dan diluncurkan, armada kesehatan pertama di Indonesia milik PT KAI yakni Railclinic akhirnya dioperasikan. Stasiun Wojo di Purworejo mendapat kesempatan perdana menikmati layanan ini.
Armada Railclinic yang terparkir di jalur 1 stasiun Wojo dipenuhi oleh masyarakat yang ingin berobat, Sabtu (19/12/2016). Setelah dibuat dan diluncurkan, armada kesehatan pertama di Indonesia milik PT KAI yakni Railclinic akhirnya dioperasikan. Stasiun Wojo di Purworejo mendapat kesempatan perdana menikmati layanan ini. (TRIBUN JOGJA/Rento Ari Nugroho)

Untuk petugas sendiri, nantinya juga akan ada penambahan, baik petugas yang berjaga di bagian ticketing, office boy, parkir dan yang lainnya.

"Kalau petugas tidak masalah, kita sudah siap semuanya. Untuk petugas yang diperlukan kita menyesuaikan, tambahan yang pasti ada. Nanti kan ada layanan yang baru, yang tadinya tidak ada hanya stasiun operasional. Dulu tidak ada naik turun penumpang, sekarang ada penjualan tiket," jelasnya. (*/Tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved