Travel

Air Terjun di Atas Awan, Secuil Keindahan di Lereng Gunung Sumbing Magelang

Delimas menawarkan keindahan air terjunnya yang masih alami yang berada di ketinggian 1.200 mdpl, tepat di bawah lereng Gunung Sumbing.

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri
Curug Delimas, salah satu surga tersembunyi di lereng Gunung Sumbing. Air terjun ini terletak di Dusun Kuadaan, Desa Girimulyo, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Jika punya rencana berjalan-jalan ke Magelang, jangan lupa memasukkan Curug Delimas ke daftar kunjungan wisata.

Delimas menawarkan keindahan air terjunnya yang masih alami yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, tepat di bawah lereng Gunung Sumbing.

Tempatnya sendiri cukup mudah ditemukan, terletak di Dusun Kuadaan, Desa Girimulyo, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.

Kurang lebih 30 menit waktu tempuh dari Kota Magelang dengan berjalan ke arah Bandongan.

Baca: On Trend: 6 Gaya Mix and Match Koleksi Terbaru Gaudi Clothing

Begitu sampai di lokasi wisata, pengunjung langsung disambut hawa sejuk di kawasan lereng Gunung Sumbing yang masih asri dan penuh dengan hutan dan pepohonan.

Dari kejauhan, terlihat papan berukuran raksasa bak Hollywood, bertuliskan 'Delimas'.

Untuk masuk ke obyek wisata ini cukup membayar Rp 10ribu per orang, dengan parkir kendaraan sepeda motor Rp 3ribu dan mobil Rp 10.000, ditambah seribu rupiah, wisatawan sudah ditanggung asuransi selama berwisata di Delimas.

Perjalanan pun dimulai. Di Delimas, terdapat tiga air terjun yang memiliki tingkat.

Dua air terjun yang berada di tingkat atas, dan satu air terjun yang berada di bagian bawah.

Semua lokasi tak terlalu jauh, dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki di jalan setapak berundak yang menurun. 

Jalan menuju curug benar-benar masih alami, di sekitar masih tumbuh rimbun pepohonan.

Pengunjung juga melewati sebagian kebun cabai dan sayuran warga.

Baca: Yatin Pejuang Lingkungan asal Magelang, Melawan Penambang Hidupkan Ratusan Mata Air Lereng Merapi

Di setiap sudut, ada gazebo-gazebo dengan tempat duduk jika lelah berjalan.

Kurang lebih 10 menit untuk menuju Curug.

Lokasi pertama di dua air terjun yang berada paling atas. Keduanya memiliki tinggi 20 dan 25 meter.

Pengunjung terlebih dahulu melewati satu gazebo peristirahatan di sebelah kiri, lalu spot selfie ayunan, kemudian melewati jembatan kecil terbuat dari bambu.

Di bawahnya, mengalir sungai kecil yang mengalir deras.

Buih-buih air jatuh mengenai bebatuan besar dan kecil di kolam yang terbentuk alami, terpercik di tubuh dan wajah, memberi perasaan segar dan puas setelah berjalan menuju lokasi curug.

Sebuah batu raksasa yang berada tepat di pinggir kolam menjadi sudut foto yang paling banyak diincar.

Di sebelah air terjun yang pertama, juga ada satu curug yang serupa dengan ketinggian 25 meter.

Baca: Aksi Njegur Kali di Kota Magelang, Warga Ramai-Ramai Bersihkan Sungai Manggis

Curug kembar istilahnya, karena bentuknya yang sama, tingginya yang sama, juga airnya sama-sama bermuara dari mata air Gunung Sumbing

Di tengah kedua curug itu berdiri Musala kecil.

Di sana, sebagian warga mengambil air di sana yang dipercaya berguna untuk pengobatan.

Di kedua curug kembar ini, pengunjung pun boleh mandi atau sekedar bermain air.

Setelah puas berfoto-foto ria di dua curug atas, pengunjung dapat beralih ke curug yang ada di bawah.

Ada papan penunjuk tepat sebelum keluar, tinggal berjalan sedikit lagi menuruni tebing melalui jalan tanah berundak, sampailah di curug ketiga.

Curug ini yang paling tinggi diantara ketiga curug.

Tingginya mencapai 40 meter.

Baca: Pemkot Magelang Kembangkan Destinasi Baru, Pasar Seni Magelang

Suasana sejuk begitu terasa di curug yang terakhir.

Tempatnya yang berada di lembah, membuat tempat ini sunyi.

Bahkan kicauan burung, sampai daun bergesekan terdengar di sela suara derasnya air yang berjatuhan.

Di tempat ini juga banyak sudut swafoto yang cocok untuk tema-tema petualangan, foto pasangan dan lainnya.

Puas bermain di ketiga curug, saatnya beralih lagi ke gerbang masuk.

Untuk yang hobi swafoto atau selfie, tempat tersebut sangat cocok.

Ada kurang lebih 15 wahana swafoto yang unik, mulai dari rumah pohon, Kingkong, jembatan putus, sangkar burung, dan ayunan, kapal, bumi gantung, vespa, dan kincir angin. 

Ada juga gardu pandang dengan ketinggian 17 meter untuk melihat panorama alam yang luas.

Di sebelah Delimas, juga ada camping ground dan outbond yang dapat disewa setiap saat untuk berkemah atau berkegiatan outdoor.

Fasilitas di Delimas, toilet, kamar mandi sampai musholla semua tersedia.

Baca: Meriahnya Perayaan Cap Go Meh di Kota Magelang, Sun Go Kong Turut Beraksi Hibur Masyarakat

Tempat parkir pun juga cukup memadai.

Sodiqin (31),  seorang pengelola mengatakan, wisata Delimas pertama kali dikembangkan pada tahun 2015 lalu, bertepatan dengan program mahasiswa KKN dari sebuah perguruan tinggi di Semarang.

Obyek wisata ini semula masih curug dan hutan alami yang belum terawat.

Kemudian, para mahasiswa, karangtaruna, dan warga mengembangkan tempat tersebut menjadi obyek wisata Curug Delimas.

Seluruhnya digerakkan oleh masyarakat, dan biaya juga dilakukan secara swadaya masyarakat. 

"Sebagian warga menggunakan tanah pribadi mereka, termasuk tanah bengkok dari desa yang dimanfaatkan untuk pengembangan wisata. Nama Delimas sendiri adalah nama yang sudah ada sejak dahulu kala," katanya.

Setelah mengalami berbagai pengembangan, Wisata Curug Delimas pun dibuka pertama kali pada tahun 2017.

Obyek ini mulai mentereng, setelah viral di media sosial.

Di tahun 2018, kurang lebih terdapat 26 ribu orang berkunjung ke wisata ini.

Bulan Januari 2019 sendiri ada 1.400 pengunjung. Februari 2019 ada 960 pengunjung.

"Hari-hari biasa paling cuma 100 orang, tetapi kalau weekend, sekitar 300-500 orang yang datang. Wisatawan bukan hanya dominan lokal, tetapi juga mancanegara seperti New Zealand, Brunei, Malaysia. Promosi lewat media sosial instagram ini sangat membantu sekali," katanya.

Baca: Usung Tagline Magelang Moncer Serius, Ayo Ke Magelang Tahun 2020 Siap Dijalankan

Di bawah pengelolaan BUMDes Giri Indah, Delimas terus dikembangkan.

Hasil pemasukkan dari tiket masuk dibuat untuk pengembangan.

Meski belum ada donasi dari pemerintah, masyarakat dapat mandiri dengan berswadaya.

Masyarakat pun mendapatkan dampak positif dengan berkembangnya wisata baru tersebut.

Banyak berdiri warung-warung gorengan, makanan dan minuman di sekitarnya.

Pendapatan mereka bertambah, selain mengandalkan dari hasil pertanian.

"Ada efek ekonomi yang tampak. Mulai banyak lapak pedagang. Acara merti dusun tiap tahun juga diselenggarakan memberikan sumbangsih untuk pengembangan wisata di desa kami," katanya.

Delimas masih terus berbenah.

Pengelola akan menambah beberapa spot swafoto baru yang tak kalah unik dari yang sudah tersedia.

Kemudian akan dibuat taman pelangi, dimana di sana akan ditanami berbagai bunga warna-warni.

Kuliner seperti nasi jagung, cethot (sejenis makanan tradisional terbuat dari kethela yang rasanya manis) tersedia di Desa Girimulyo.

Produk pertanian warga juga beragam dari cabai hingga sayur-sayuran.

Akhirnya lengkap sudah liburan ke Magelang, saat sudah berkunjung ke Curug Delimas.(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved