Kisah Penembak Runduk Kurdi yang Berhasil Tewaskan 250 Militan ISIS di Suriah
Pada 2013, dia telah tiba di negara yang sedang dilanda perang itu. Azad bergabung dengan kelompok relawan tentara Kurdi, YPG, untuk melawan ISIS
"Terkadang kematian terasa sangat dekat sehingga memaksa untuk mencari cara agar bisa bertahan, salah satunya adalah dengan balik melawan."
"Kami harus berhadapan dengan situasi yang sulit. Terkadang harus kehilangan rekan dan kadang juga tak sengaja menembak teman sendiri," ujarnya.
Tembak 250 Anggota ISIS
Azad meyakini dirinya telah menembak dan membunuh hingga 250 militan ISIS selama menjadi sniper. Namun dia juga mengatakan, banyak rekannya yang membunuh sampai dua kali lipat.
Hal itu menunjukkan seberapa efektifnya peran seorang penembak runduk dalam mengurangi kekuatan ISIS satu demi satu.

Namun Azad harus meninggalkan medan perang di Suriah setelah sebuah serangan dari militan ISIS yang menembakkan roket dan melukai kakinya.
Azad beruntung karena dirinya masih dapat keluar dari medan perang dalam keadaan hidup untuk menceritakan kisahnya.
London Digegerkan Paket Bom dari Irlandia, Dikirim dengan Prangko Bergambar Hati
Dia mengaku tidak memiliki pandangan romantis tentang peperangan yang dijalaninya, tidak demi surga, kemewahan, atau bahkan julukan sebagai pahlawan.
"Alasan saya melakukan apa yang saya lakukan adalah saya ingin membela tanah saya, orang-orang saya, para warga sipil," ungkapnya.
Azad kini telah kembali ke Inggris, jauh dari peperangan di Suriah. Meski demikian dia masih berjuang setiap hari dengan mencoba kembali menjalani kehidupan normal, bertemu dengan orang-orang untuk membicarakan apa yang terjadi.
Tulis Buku "Long Shot"
Azad pun menuliskan kisahnya menjadi sebuah buku yang berjudul "Long Shot", yang menceritakan selama dia menjadi seorang penembak runduk yang berperang melawan ISIS di Suriah.
Dia juga menyadari bahwa ada pendukung ISIS di Inggris maupun Eropa, dan tindakannya menulis buku itu bisa membawanya ke peringkat atas dalam daftar sasaran balas dendam mereka.
"Saya sudah siap mati saat itu dan saya siap untuk mati demi memperjuangkan rakyat kami, ide-ide kami, dan komunitas kami."
Kini, Azad berharap suatu saat dapat kembali ke Kohani, bukan untuk berperang, namun membantu komunitas Kurdi di sana membangun kembali kota mereka yang hancur setelah perang selama bertahun-tahun. (Agni Vidya Perdana)
.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mantan "Sniper" Kurdi Iran Ungkap Kisah Tembak 250 Militan ISIS di Suriah"