Aktivitas Merapi
BPPTKG : Gunung Merapi Punya Karakteristik Tersendiri
Gunung Merapi ini memiliki keunggulan, dimana yang membedakan dari sisi banyaknya penduduk sekitar, sering mengalami aktivitas.
Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Awan panas Guguran Gunung Merapi kembali terjadi pada Minggu (3/3/2019).
Dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan oleh Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menjelaskan jika awan panas guguran tersebut terjadi pada pukul 20.54 WIB dengan jarak luncur sejauh 1,1 km, dan langsung mengarah ke Kali Gendol.
"Telah terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi pada pukul 20.54 WIB dengan jarak luncur 1,1 km, dan arah ke Kali Gendol," terangnya melalui siaran resmi yang diterima Tribunjogja.com.
Untuk Aktivitas Merapi pada Senin (4/3/2019) periode 00.00-06.00 WIB terekam Gunung Merapi mengalami enam kali gempa guguran dengan durasi 15,6-38 detik.
Baca: On Trend: 6 Gaya Mix and Match Koleksi Terbaru Gaudi Clothing
Selain itu, dari CCTV juga terpantau terjadi satu kali guguran dengan jarak luncur 350 meter yang mengarah ke Kali Gendol.
Sedangkan pada periode 06.00-12.00 terekam delapan kali gempa guguran dengan durasi 10-76 detik.
Dia menerangkan jika aktivitas Gunung Merapi tersebut termasuk kecil.
Hanik mengatakan jika erupsi Gunung Merapi besar pernah terjadi pada tahun 1822, 1872 dan 2010.
Untuk erupsi besar ini jangka waktunya tidak bisa ditentukan, bisa puluhan bahkan ratusan tahun.
"Erupsi besar di tahun 1822, 1872 dan 2010. Jangka waktu tidak bisa ditentukan, akan tetapi bisa sampai puluhan bahkan ratusan tahun. Kalau yang kecil-kecil bisa 2 tahun, 3 tahun, 7 tahun. Namun rata-rata 4 tahun sekali," jelasnya.
Baca: Pembaruan Aktivitas Gunung Merapi, Terekam 8 Kali Gempa Guguran pada Senin Siang Ini
Hanik menjelaskan jika Merapi ini memiliki karakter berbeda dengan Gunung-gunung Merapi lainnya.
Dia mengungkapkan jika erupsi Merapi bisa kecil maupun besar.
"Gunung semua ada karakternya. Kelud beda, Dieng beda, Agung beda, Krakatau juga beda, ini memang sudah kekayaan Indonesia. Gunung Merapi ini memiliki keunggulan, dimana yang membedakan dari sisi banyaknya penduduk sekitar, sering mengalami aktivitas, dan tipe erupsinya bisa, besar bisa kecil," ungkapnya.
Dia menambahkan, jika selama 24 jam, timnya selalu monitoring dan evaluasi aktivitas Merapi.
"24 jam kita evaluasi, parameter monitoring 24 kita evaluasi, kita pantau, kalau misalnya ada yang urgen di hari libur kita masuk. Koordinasi dengan tim kita bagus, jadi kita menanggungnya bersama-sama, kita ada tim evaluasi, dokumentasi, komunikasi dan informasi, analisis data, juga ada bagian logistik. Semuanya bekerja bersama," ucapnya.
Untuk saat ini, Hanik tingkat aktivitas Gunung Merapi masih Waspada (level II).
Oleh karenanya masyarakat dihimbau untuk tetap waspada dan beraktivitas seperti biasa.
Baca: Aktivitas Gunung Merapi Hari Ini, BPPTKG Pantau Telah Terjadi Enam Kali Gempa Guguran
Sementara itu, Biwara Yuswantana Kepala Pelaksana BPBD DIY masih menghimbau masyarakat agar tetap bisa beraktivitas seperti biasa, sesuai dengan rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh BPPTKG.
Berkenaan dengan abu tipis yang sempat terjadi pada Sabtu (2/3/2019), Biwara menyatakan pihaknya sudah menyediakan masker yang disiapkan di desa-desa sekitar Gunung Merapi sebanyak 4000 buah, dan di BPBD serta Dinas Kesehatan Sleman juga disediakan sebanyak 500.000 buah.
Namun, Biwara menerangkan jika sampai saat ini sebaran abu belum membahayakan, sehingga masyarakat belum ada yang meminta masker.
"Untuk masker sudah kita siapkan. Sehingga bila masyarakat membutuhkan karena terdampak debu Merapi, masker sudah tersedia dan siap didistribusikan. Namun, sampai saat ini sebaran abu masih belum membahayakan, sehingga masyarakat belum meminta masker," ungkapnya.
Lebih lanjut, Biwara mengatakan ketika masker tersebut sudah mulai dibutuhkan, maka dari desa, relawan, TRC maupun Posko siap untuk mendistribusikan. (*)