Lifestyle
Solusi Hindari Cedera Punggung Anak Karena Beban Tas
Solusi untuk menghindari cedera punggung pada anak akibat membawa tas gendong yang terlalu berat.
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Hari Susmayanti
Laporan Reporter Tribun Jogja Yudha Kristiawan
TRIBUNJOGJA.COM - Tas gendong untuk anak membawa buku dan bekal ke sekolah memang sudah menjadi kebutuhan primer. Apalagi ketika anak bersekolah denhan sistem full day.
Anak memiliki jam di sekolah lebih lama dibandingkan sekolah biasa, alhasil bekal anak anak tersebut semakin banyak.
Beberapa orang tua sadar bahwa anak anak, khususnya yang masih duduk di bangku SD memiliki kemungkinan besar mengalami cedera punggung bila dalam kurun waktu yang lama terkondisikan harus menggendong tas sekolah mereka yang bebanya cukup berat.
Riris Paputi salah satunya. Untuk menghindari beban yang berlebihan pada tas sekolah anak, ia selalu memberikan dua tas untuk mengurai beban.
Baca: Hadirkan Lagu Penawar Rindu
Satu tas gendong untuk membawa buku pelajaran dan alat tulis, satu lagi goody bag untuk membawa bekal makanan dan minuman.
Repot memang resikonya. Namun, langkah ini diambil Riris agar punggung anak tidak terlalu berat menahan bawaan di dalam tas. Bila semua benda masuk ke dalam anak, maka kerja punggung anak semakin besar.
"Kalau bawa satu tas jelas terlalu berat untuk anak meskipun tas digendong. Ada baiknya membagi beban dengan dua tas. Agak sedikit repot tapi punggung anak tidak rawan cedera," kata Riris.
Lain halnya dengan Kurnia, ibu dua anak ini menghindari anak membawa tas gendong. Ia memilihkan anak nya yang masing duduk di bangku kelas TK dan SD dengan tas beroda yang bisa ditarik seperti koper. Langkah ini ia ambil karena khawatir anak mengalami cedera punggung ketika memakai tas gendong dengan beban berlebih dalam waktu lama.
Kurnia melihat beberapa teman anaknya sekolah nampak kesusahan berjalan yang ia yakini lantaran membawa beban yang terlalu berat di tas yang mereka gendong. Ketika ditanya anak memang merasa tidak ada masalah, karena memang harus membawa buku pelajaran, alat tulis, bekal makanan dan minuman memakai botol minum yang otomatis menambah berat isi tas tersebut.
Baca: Pengin Punya Sekolah Dansa Sendiri
"Kalau dikurangi bebannya tidak mungkin, karena memang kebutuhan setiap hari begitu, yang bisa kita lakukan dengan memperingan cara membawa, aku pilihkan tas koper. Kalau terpaksa pakai tas gendong, aku pilih bawakan tas itu sampai ke kelasnya, bukan berarti memanjakan anak, tapi menghindari cedera punggung saja karena kan bawa tas tahunan ke sekolah, " kata Kurnia.
Mengurangi Bawaan Yang Kurang Efisien
Mengurangi bawaan anak ke sekolah yang kurang efisien adalah cara terbaik agar beban tas anak ke sekolah bisa berkurang. Hal ini disampaikan oleh dokter Andhiko yang juga pegiat literasi kesehatan anak.
Menurut Andhiko, mengurangi bawaan anak bisa dilakukan misalnya, membawakan tumbler atau botol minum kosong yang nanti bisa diisi di sekolah,dengan catatan pihak sekolah memang menyediakan air putih isi ulang untuk kebutuhan minum pada siswanya.
Selanjutnya memastikan jadwal pelajaran si anak sehingga tidak semua buku pelajaran berada di dalam tas dan dibaca setiap hari. Bisa juga mengurangi beban bawaan anak dengan memilihkan bekal makanan yang tidak berat atau repot karena harus memakai wadah yang besar.
"Kadang orang tua juga cuek saja ketika jadwal pelajaran anak apa yang dibawa anak ternyata semua dengan alasan mengantisipasi kalau salah jadwal atau lupa. Ini salah satu yang membuat bebas di tas anak itu jadi berat, alangkah baiknya orang tua selalu memastikan jadwal,bila ragu bisa bertanya di grup sekolah biasanya ada," kata Andhiko.
Baca: Poka Ribs Hadirkan Pengalaman Seru Menikmati Kuliner
Andhiko merasakan memang ketika anaknya sekolah, apalagi saat ada jadwal les atau privat di luar sekolah, kebutuhan si anak menjadi bertambah. Beberapa anak sekolah yang pernah ia lihat bahkan terlihat sangat kesusahan, karena harus menggendong tas dengan beban berat ditambah membawa alat musik.
"Penting memperhatikan beban yang di bawa si anak. Ini kan berlangsung tahunan, kalau dibiarkan terus anak membawa beban berat di punggungnya, dikhawatirkan akan terjadi cedera punggung yang bisa menghambat pertumbuhan si anak," kata Andhiko.(tribunjogja)