Jawa
Kampanye Partai Berkarya di Kota Magelang Sepi, Tutut Soeharto Tak Datang, Massa Akhirnya Pulang
Terjadi miskomunikasi antara panitia penyelenggara, dimana acara seharusnya dimulai pukul 09.00 WIB pagi, tetapi ada yang disampaikan jam 12.00 WIB.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Kampanye Partai Berkarya 'Silaturahmi Tutut Soeharto Bersama Masyarakat Magelang di Gedung Tribhakti Kota Magelang di Kota Magelang sepi, dan hanya dihadiri segelintir orang saja, Minggu (17/2/2019).
Dari pantauan Tribunjogja.com, akhirnya acara bubar sekitar pukul 12.30 WIB, tanpa kehadiran Tutut Soeharto.
Padahal, acara tersebut menggunakan gedung berkapasitas besar yang bisa menampung 5.000 orang.
Panggungnya sudah disetting megah, terpasang poster raksasa bergambar Tutut Soeharto, Hutama Mandala Putra, juga Caleg DPR RI Dapil 6 Jateng, Milasari Kusumo Anggraini, dan logo partai Berkarya yang cukup besar.
Penampilan seni dan hiburan juga ditampilkan, berikut makanan untuk para tamu, tapi massa yang datang hanya sekitar 50 orang saja.
"Kami sudah menata kursi itu sebanyak 2.000 kursi, sejak semalam. Acara jadwalnya itu jam 08.00 pagi, tapi belum ada yang datang. Lalu jam 10.00 itu saya diminta merapikan 500 kursi, dan jam 11 diminta merapikan semua kursi, kecuali yang diduduki oleh puluhan tamu yang datang," ujar Sulami, seorang karyawan Gedung Tri Bhakti, Kota Magelang saat ditemui Tribunjogja.com di lokasi acara, Minggu (17/2/2019).
Baca: Palette: Tips Memakai Maskara untuk Pemula
- Ular Piton Ditelan Ular Indigo, Coba Melawan dengan Melilit tapi Usahanya Sia-sia
-
Jadwal MotoGP 2019, Tes Pramusim MotoGP Qatar hingga Lorenzo Bicara Marquez dan Rossi
Acara pun seharusnya dimulai pukul 09.00 WIB, tetapi baru dimulai sekitar pukul 10.30 WIB.
Ketua Panitia Penyelenggara yang juga caleg DPR RI Dapil 6 Jateng, Milasari Kusumo Anggraini yang juga berkampanye di acara tersebut, beralasan terjadi kesalahan teknis atas jadwal acara.
Ia mengatakan, terjadi miskomunikasi antara panitia penyelenggara, dimana acara seharusnya dimulai pukul 09.00 WIB pagi, tetapi ada yang disampaikan jam 12.00 WIB siang.
Sementara itu ada acara serupa yang diadakan di Purworejo pada pukul 14.00 WIB.
"Ini miskomunikasi saja, undangan jam 9 pagi, yang sampai jam 12 siang, sedangkan jam 2 itu ada acara di Purworejo. Jadi ada miskomunikasi, disampaikan ke undangan jam 12. Jadi, sebagian undangan yang belum datang kemudian dialihkan ke Purworejo, lalu yang ada biar di sini saja," kata Milasari.
Baca: Terkait Pembatasan Kampanye Via Media Online, KPU DIY Tunggu Instruksi Pusat
Milasari sendiri menampik ada 2.000 massa yang datang sesuai kapasitas gedung dan kursi yang disediakan.
Ia mengatakan hanya mengundang 300 undangan pada acara tersebut.
Namun, ditunggu hingga pukul 12.00 WIB, hanya terkumpul massa sebanyak 50 orang saja.
"Nggak lah, kami cuma undang 300 orang saja, dari petani dan pelaku UKM di sini. Tapi memang ada miskomunikasi, jadi yang ada saja biar tetap di sini, sementara sisa undangan akan dialihkan langsung ke Purworejo," ujarnya.
Mereka pun menunggu hingga pukul 12.30 WIB, tetapi Tutut tak kunjung hadir.
Sampai penyelengara memberitahukan bahwa Tutut tidak hadir dikarenakan sedang tidak enak badan.
Massa pun diminta pindah ke Mall Artos untuk bertemu dengan Tutut.
"Mohon maaf Bu Tutut tidak bisa hadir karena tidak enak badan. Undangan bisa datang langsung ke Artos Mall untuk bisa bertemu beliau," kata seorang panitia melalui pengeras suara.
Baca: Bawaslu Pergoki Oknum Kadus dan Perangkat Desa di Magelang Ikut Kampanye Caleg
Sebagian undangan pun pergi bertemu Tutut di Mall Artos, sementara sebagian lainnya memilih untuk pulang.
"Saya pulang saja karena ada acara lainnya. Jam acaranya mundur," ujar Marwati, seorang peserta.
Meski Tutut tak hadir, caleg DPR RI Dapil 6 Jateng, Milasari menyempatkan diri untuk menyapa para tamu di acara tersebut.
Ia berbicara soal ekodaya, menawarkan ekonomi kerakyatan digabung dengan budaya.
Satu dari ebebrapa program yang disampaikan seperti Goro (Gotong Royong), semacam toko yang ada akan dikembangkan di setiap Kabupaten atau Kota.
"Seperti di Goro Wonosobo yang sudah berjalan, ini akan dikembangkan di Magelang, karena mampu membangun angin segar bagi masyarakat, baik dari pelaku UKM atau petani. Setiap kota kabupaten harus ada, per kecamatan kami bangun satu," kata Milasari. (*)