Bisnis
Tanggapi Keluhan Penumpang KA Prameks, KAI: Aplikasi Masih Terus Disempurnakan
Pihak PT KAI mengaku bahwa memang aplikasi layanan pemesanan tiket online yang baru ini memang belum sempurna.
Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Belum lama ini, seorang pengguna KA Lokal Prameks mengeluhkan pelayanan terkait tiket kereta yang ia pesan lewat aplikasi tiket online.
Keluhan itu kemudian ia unggah melalui sosial media Facebook dengan nama akun Citty Silallahi.
Menanggapi keluhan pelanggan KAI tersebut pihak PT KAI mengaku bahwa memang aplikasi layanan pemesanan tiket online yang baru ini memang belum sempurna.
Eko Budiyanto, Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta menerangkan penyempurnaan aplikasi masih akan terus dilakukan untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan setia KAI khusunya KA lokal Prameks
"Memang masih ada keluhan seperti itu tapi kami sadar bahwa aplikasi itu belum sempurna masih terus kita kembangkan," katanya saat ditemui TribunJogja.com, Kamis (14/2/2019).
Baca: Kenaikan Jumlah Penumpang Kereta Api Capai 8 Persen
Terkait kasus tersebut, pihaknya mengaku akan melakukan perbaikan dalam waktu singkat sehingga tak menimbulkan masalah serupa dikemudian hari.
Pihaknya juga terbuka bagi masyarakat yang ingin menyampaikan keluhan, saran maupun kritik yang membangun untuk meningkatkan pelayanan KAI.
"Kita juga melihat komplain dari pelanggan dan kita tindak lanjuti sebagai penyempurnaan," terangnya.
Ia tak menampik bahwa kasus serupa terjadi sekali saja.
Kasus yang sama juga pernah terjadi meski tidak sering. Kendati demikian pihaknya meminta maaf atas ketidaknyamanan yang harus dialami oleh penumpang KA Prameks kemarin.
"Secara prosedur memang satu akun aplikasi hanya bisa memesan satu tiket saja namun kemarin kan kasusnya bisa memesan sampai tiga jadi itu murni kesalahan sistem, harusnya satu tiket saja kecuali beda tanggal, waktu dan rute perjalanan itu baru bisa memesan lebih," terangnya.
Untuk meminimalisir kejadian serupa, Eko menyarankan penumpang yang ragu dapat membeli tiket KA Prameks melalui loket offline.
Baca: Dijual Lewat KAI Access, E-Tiket KA Prameks Banyak Diburu
"Tiket KA Prameks mulai dijual satu minggu sebelum keberangkatan, kalau di loket satu orang bisa membeli sampai maksimal empat tiket," tambahnya.
KA Prameks sendiri, kata Eko, memang menjadi KA Lokal favorit. Setiap hari rata-rata 10.794 penumpang berebut untuk menaiki kereta subsidi ini.
Keluhan ini tentu akan menjadi perhatian serius pihak PT KAI untuk terus mengembangkan layanan pembelian tiket secara online ini. Pasalnya layanan ini baru saja diresmikan pada awal Februari lalu.
Kasus ini sempat menjadi perbincangan lantaran unggahan akun Facebook Citty Silallahi yang mengeluhkan layanan KA Prameks usai membeli tiga tiket lewat aplikasi tiket online yang baru diluncurkan.
Dari unggahan tersebut, disebutkan kronologis kejadian saat pihaknya membeli tiket secara online KA Prameks pada Rabu (13/2/2019) pagi untuk keberangkatan sekitar pukul 06.00 Wib.
Ia dan keluarganya berjumlah tiga orang memesan tiga tiket (suami, stri dan anak) melalui satu akun aplikasi pembelian tiket online kereta api lokal.
Baca: Mulai 1 Februari, Tiket KA Prameks Bisa Dipesan Lewat Aplikasi KAI Access
Namun dalam perjalanannya, saat petugas yang pemeriksaan tiket datang, sang petugas meminta satu tiket untuk satu pemesanan online.
Akibatnya, rombongan keluarga ini terpaksa membeli tiket kembali lantaran tiga tiket miliknya dibeli melalui satu akun aplikasi layanan online tersebut.
Hingga akhirnya, pihaknya menanggung biaya pembelian tiket ulang atau jika tidak akan diturunkan di stasiun terdekat yang waktu itu berada di stasiun Wates.
TribunJogja.com sempat berusaha menghubungi pengunggah dan mengkonfirmasi terkait hal tersebut, namun TribunJogja.com belum mendapatkan respon dan jawaban hingga berita ini ditulis.
Berikut kronologis lengkap sesuai unggahan Facebook milik Citty Silallahi.
"Pagi ini niat banget jam 6 pagi kita berangkat naik kereta prameks dari st.yogyakarta ke st.kutoarjo. Aplikasi pembelian tiket online kereta lokal yang baru2 ini diluncurkan kita manfaatkan untuk membeli 3 tiket (saya,suami dan anak). Pembelian tiket online sebagaimana mestinya, memasukkan no ktp dan data anak. Masuk peron kita melakukan scan barcode kereta dan bisa masuk sebagaiman biasanya.
Tak lama kereta berjalan dan tiba dipemeriksaan tiket, saya ingatttt nama pemeriksa tiket Pak RAIS didampingi 2 petugas keamanan.
Baru juga menunjukkan tiket online kami si petugas keamanan langsung nyeletuk 1 ID 1 tiket, disambung dengan Pak Rais yang juga mengatakan hal yang sama.
Suami bengong...*bingung* "Nanti harus turun di stasiun wates dan beli tiket lagi 2 untuk istri dan anak, supaya bisa melanjutkan perjalanan" kata PAK RAIS
Spontan kita menjawab, kalo 1 ID 1 tiket kenapa kita bisa membeli online 3 tiket untuk jam yg sama??? PAK RAIS menjelaskan "di aplikasi kita bisa beli tiket sampai 8 tiket untuk tujuan kemana saja, tapi untuk sekali perjalanan hanya bisa dipakai 1 tiket"
Halooooooo Pak, kalo seperti itu aturanya kenapa kita bisa beli 3 tiket dan mengisi data diri masing2 saat pembelian??? Dijelaskan lagi, "ya memang aplikasinya belum sempurna" mba tapi memang begitu peraturanya. Di gerbong2 sebelumnya juga ada yg sama dan saya minta beli lagi nanti di wates.
Krik...krik.... Udah tau sistemnya belum sempurna dan kita juga baru pertama menggunakan apliksi itu, heraaanya yang namanya PAK RAIS mengakui sistem belum sempurna kok kita disuruh beli tiket lagi???? Bukan masalah nominalnya,, tapi kenyamananya..kita seperti penumpang yang nylonong masuk tanpa tiket dan harus turun di stasiun terdekat untuk beli tiket lagi. Padahal secara online kita sudah membeli 3 tiket (tidak ada warning 1 id 1 tiket juga, masuk peron juga diperiksa, discan barcode tiketny juga)
Disitu saya jd emosi, saya minta suami ambil foto petugas keretanya, keamanan tau dan seolah takut kejadian ini di blow up. Menegur suami dan minta foto dihapus.
TIDAK HABIS PIKIR DENGAN POLA PIKIRNYA, Kalau tahu sistem belum benar, kasihlah pemberitauan dulu, kita bukan "maling","
(TRIBUNJOGJA.COM)