Sains
Penting Dipahami, Ini yang Sebenarnya Dibutuhkan Pasien DBD
Cairan pengganti ini diberikan kepada pasien sebanyak yang dia mampu, tanpa batasan ataupun pemaksaan.
“(Jadi) yang lebih tepat untuk lihat keparaan DBD itu tingkat hematokritnya, bukan trombositnya,” kata Leonard.
Penanganan utama dari kebocoran plasma adalah pemberian cairan pengganti, disertai dengan istirahat, obat penurun panas, dan memonitor kondisi pasien.
Baca: Waspada Demam Berdarah, Inilah 3 Fase Penyakit DBD yang Patut Diketahui
Dalam hal ini, Leonard menekankan kata “cairan pengganti” karena air putih biasa tidak cukup.
Cairan pengganti ini harus mengandung glukosa dan elektrolit, misalnya susu, jus buah, isotonik elektrolit, teh manis dengan garam dan gula, atau cucian beras.
Cairan pengganti ini diberikan kepada pasien sebanyak yang dia mampu, tanpa batasan ataupun pemaksaan.
Dalam studi yang dipublikasikan di Indian Journal of Community Medicine pada 2017, Leonard dan kolega menemukan bahwa pemberian cairan isotonik bagi pasien DBD lebih menjanjikan daripada air putih biasa.
Hal ini karena glukosa dan natrium pada cairan isotonik membawa air ketika diserap oleh usus sehingga penyerapannya lebih banyak daripada air putih biasa.
Terkait transfusi trombosit, Leonard berkata bahwa yang membutuhkannya adalah pasien dengan trombosit di bawah 100.000 /µl disertai pendarahan masif, seperti mimisan yang tidak bisa berhenti dan berak darah.
Bila tidak terjadi pendarahan, maka penangannya bukan transfusi trombosit.
“Target kita bukan mengobati trombosit yang rendah, tetapi hematokritnya,” kata Leonard.(TRIBUNJOGJA.COM)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan Transfusi Trombosit, Inilah yang Dibutuhkan oleh Pasien DBD"
Penulis : Shierine Wangsa Wibawa
Editor : Shierine Wangsa Wibawa