Yogyakarta

Tim KKN UMY Ini Berdayakan Masyarakat dengan Pelatihan Pengawetan Cabai

Mahasiswa ini membuat inovasi dengan cara mengawetkan cabai dengan menjadikannya bubuk cabai dan cabai kering yang dikemas sedemikian rupa agar tahan

Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Ari Nugroho
IST
Pelatihan pengawetan cabai dengan cara dijadikan bubuk dan dikeringkan oleh mahasiswa KKN UMY di dusun Balong, Donoharjo, Ngaglik, Sleman. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Berawal dari keprihatinannya terhadap naik turunnya harga cabai di pasaran membuat mahasiswa kelompok 005, KKN Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membuat pelatihan pengolahan cabai di Dusun Balong, Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.

Mahasiswa ini membuat inovasi dengan cara mengawetkan cabai dengan menjadikannya bubuk cabai dan cabai kering yang dikemas sedemikian rupa agar tahan lama.

Untuk keawetan cabai kering dan bubuk ini sendiri sekitar 6 bulanan, dimana cara pengolahannya sangat sederhana dan hanya memerlukan alat dan bahan yang mudah dijumpai.

Baca: Berdayakan Masyarakat dengan Pelatihan Pengawetan Cabai

Alat yang diperlukan sendiri yakni oven, blender, wajan, loyang, toples, dan kompor.

Sedangkan untuk bahan yang diperlukan yakni cabai rawit, cabai keriting, bawang merah, bawang putih, ketumbar, gula, dan garam

Penanggungjawab kegiatan ini, Gilang Zainul Irfan menerangkan jika cuaca yang tidak menentu menjadikan cabai mudah busuk dan sering menjadikan petani merugi.

Oleh karenanya dia beserta teman-temannya tergerak untuk membuat pelatihan pengawetan cabai agar meminimalisir kerugian yang dialami petani, dimana sebagian besar masyarakat dusun Balong bermata pencaharian sebagai petani ataupun buruh tani.

"Nilai cabai yang seharusnya menjadi komoditi yang harganya dapat dikontrol oleh pemerintah dan pasar namun dalam kenyataannya sering merugikan petani. Pelatihan ini kami pilih agar nantinya bisa memberdayakan masyarakat dusun Balong," ungkapnya.

Baca: Memasuki Musim Hujan, Hama Mulai Serang Tanaman Cabai di Bantul

Dia menerangkan jika potensi sumber daya alam berupa pertanian, terkhusus cabai di dusun Balong sangatlah banyak.

Dimana terdapat sebanyak 116 warga yang juga menjadikan pertanian sebagai mata pencaharian utama.

"Melihat kondisi umum masyarakat dusun yang masih menjual hasil pertanian secara langsung dari lahan memunculkan ide bagi kami untuk membuat olahan dari hasil pertanian. Selain itu, cabai juga merupakan salah satu bumbu dapur utama yang dibutuhkan setiap harinya, oleh karenanya, kami membuat pelatih ini," terangnya

Gilang mengatakan jika pengawetan cabai ini cukup bermanfaat bagi masyarakat, dimana nantinya ketika harga cabai merosot masyarakat tidak dirugikan lagi karena mereka dapat mengawetkan cabai, saat harga naik turun naik turun masyarakat tidak perlu kebingungan lagi.

Selain itu, cabai yang telah diolah ini juga aman digunakan, karena tidak menggunakan tambahan bahan pengawet, melainkan semua bahan berasal dari bahan alami.

Baca: Peluang Usaha: Cabai Giling Kemasan

Untuk pengolahan cabai bubuk sendiri yakni cabai dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan air yang mengalir agar kotorannya terbuang semua.

Kemudian cabai dipanaskan di terik matahari selama sehari.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved