Yogyakarta

Masyarakat Tak Tahu Menahu Soal Rencana Restorasi Pojok Beteng Timur Laut

Masyarakat Tak Tahu Menahu Soal Rencana Restorasi Pojok Beteng Timur Laut

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Agung Ismianto
Sepanjang jalan ibu Ruswo atau kawasan Plengkung Wijilan ke arah timur hingga Jalan Brigjend Katamso berjejer toko, hotel dan rumah. Kawasan ini rencananya akan menjadi untuk restorasi pojok beteng timur laut. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNJOGJA.COM - Masyarakat yang tinggal dan memanfaatkan bangunan di sepanjang jalan Wijilan hingga Jalan Brigjend Katamso mengaku belum mengetahui adanya rencana restorasi pojok beteng ini.

Mereka bahkan tidak mengetahui cikal bakal bangunan yang digunakan sebagai rumah atau toko saat ini.

Pantauan Tribun Jogja, Senin (4/2/2019) di sepanjang jalan ibu Ruswo atau kawasan Plengkung Wijilan ke arah timur hingga Jalan Brigjend Katamso berjejer toko, hotel dan rumah.

Daerah tersebut lalu lintasnya cukup padat karena menjadi alternatif menuju alun-alun utara atau Wijilan.

Baca: Dinas Kebudayaan DIY Akan Susun DED Pojok Beteng Timur Laut Tahun Ini

Baca: Proyek Restorasi Pojok Beteng Timur Laut, Ketua DPRD DIY : Harus Ada Komunikasi Dengan Masyarakat

Kini, bangunan bersejarah yang disebut-sebut Pemrpov DIY sudah menghilang, yakni fasad pojok beteng sisi timur laut tak lagi terlihat. Banyaknya bangunan tersebut, terkesan menyembunyikan bagaimana bentuk beteng sebagai warisan budaya.

Nuri, salah satu penjaga toko buku di kawasan tersebut mengaku tak tahu menahu mengenai rencana restorasi pojok beteng tersebut. Restorasi ini, otomatis bisa menggusur bangunan tempatnya bekerja sejak tahun 2008 ini.

“Informasi yang saya dapat sejak bangunan ini berdiri tahun 1989 sudah jadi milik pribadi,” katanya.

Baca: HUT ke-100, Skill Competition Pemadam Kebakaran Bakal Digelar di Bantul

Hanya saja, dia tidak mengetahui secara detail bagaimana proses kepemilikan tanah dan bangunan tersebut. “Itu yang tahu bos saya,” urainya.

Namun, jika memang benar ada restorasi, Nuri berharap harus ada komunikasi dan sosialiasi pada warga dan pemilik toko di kawasan ini. Sehingga, bisa ada solusi terbaik dan tidak sekadar asal menggusur bangunan.

Sementara, Purwanti, salah satu penjaga toko seragam dan kebutuhan alat sekolah mengaku tak tahu menahu dengan status tanah. Dia mengaku bangunan berlantai dua di toko tersebut sudah milik pribadi.

“Saya tahunya milik pribadi dan tak tahu kalau ada restorasi,” jelasnya.(tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved