Yogyakarta

Sssssstttt! Ada Wajah “Jokowi” di Lukisan Sosok Pangeran Diponegoro Muda

Sssssstttt! Ada Wajah “Jokowi” di Lukisan Sosok Pangeran Diponegoro Muda yang Dipamerkan di Jogja Gallery.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo
Lukisan karya Sigit Santoso menggambarkan sosok Diponegoro muda dalam wajah muda, dipamerkan di Jogja Gallery, Jumat (1/2/2019) 

TRIBUNJOGJA.COM – Sosok itu masih tampak muda. Mengenakan udeng atau sorban ala Turki sebagai penutup kepalanya, bajunya surjan polos hijau lumut yang tampak sudah pudar warnanya.

Pakaian bawahnya sarung merah marun yang digulung simple di bagian pinggangya. Warna sarung itu juga tampak sudah pudar dan lusuh. Tangan kanannya terangkat di sisi tubuhnya, jari telunjuk menunjuk ke atas.

Tangan kirinya menggenggam kuat warangka keris yang diselipkan di perutnya. Tubuh pemuda itu terlihat kurus, tulang dada tampak bertonjolan. Wajahnya? Nah, wajah sang pemuda ini sepertinya tak asing lagi.

Ada wajah “Jokowi” di lukisan figur Abdurohim alias Diponegoro saat berusia 20 tahun ini. Pelukisnya Sigit Santoso, seniman lulusan ISI Yogyakarta yang tinggal di Sleman. Ia dikenal dengan karya-karyanya yang tidak biasa.

Setiap goresan di kanvas atau medium lukis lain, selalu memiliki makna-makna simbolik, filsafat seni, ungkapan kritik, simbol perlawanan, dan lain sebagainya. Tidak selalu mudah memahami karya-karya Sigit Santoso.

Lukisan Diponegoro muda ini dipajang di nomer urut ketiga dari 50 babak adegan Babad Diponegoro pada Pameran Sastra Rupa Gambar Babad Diponegoro. Event bersejarah ini digelar di Jogja Gallery, Pekapalan Alun-alun Utara, 1-24 Februari 2019.

Baca: Dubes RI untuk China Buka Pameran 51 Lukisan Babad Diponegoro

Penggambaran masa pemuda Diponegoro itu diambil dari pupuh Babad Diponegoro, yang menceritakan pada usia 20an tahun. Diponegoro yang menyamar pakai nama Abdurohim, berkelana ke hutan dan gua-gua.

Ia juga mengunjungi pondok-pondok pesantren, menyesap ilmu dan spiritualitas, dalam pengembaraannya sebagai pangeran muda, putra raja Kasultanan Mataram. Ia hidup prihatin, jauh dari kemewahan keluarga bangsawan.

Ia ingin tampil sebagai rakyat jelata, pemuda kebanyakan, menyerupai siapa saja yang hidup dalam kesederhanaan. Wajah kebanyakan itulah yang dipilih untuk menggambarkan Abdurohim alias Diponegoro saat muda.

Sigit memberi judul karyanya itu "Abdulrohim Jokowibowo Namaku". “Wajah dan tubuh figur itu mewakili kita kebanyakan,” kata Sigit Santoso di rumahnya beberapa waktu lalu.

Saat itu ia sama sekali belum mulai menggoreskan kuas dan cat. “Kanvasnya itu juga baru datang,” imbuhnya sembari terkekeh.

Baca: Sore Ini Panitia Mulai Tata Karya Lukis Babad Diponegoro

Sigit agaknya termasuk seniman paling akhir yang menyetorkan karyanya ke panitia pameran. “Saya kirimkan Kamis siang,” kabarnya pada Tribunjogja.com, Rabu (30/1/2019) malam.

Meski sudah disiapkan sejak Agustus 2018, Sigit mengaku sangat lama bergumul dengan proses karyanya. Meski sudah disediakan teks berdasar babad yang ditulis Diponegoro, tidak mudah memvisualisasikan dalam gambar.

Masalah besarnya, tidak pernah ada data sketsa, drawing, apalagi foto yang bisa menunjukkan wajah Diponegoro saat usia 20 tahun. Ini membuat intrepretasi, tafsir wajah muda Diponegoro menjadi sangat relatif.

“Pernah terlintas di ide, saya ingin menggambarkannya serupa sosok-sosok santri zaman now, zaman milenial yang rambutnya gondrong. Kontemporer pokoknya,” jelas teman sekolah penyair Wiji Thukul yang raib pada masa gejolak reformasi 97/98.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved