Pendidikan

Mahasiswa UNY Berhasil Membuat Alat Terapi Sederhana untuk Anak Penderita ADHD

Inovasi dan kreativitas tidak henti-hentinya dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Ari Nugroho
Dok Humas UNY
Mahasiswa UNY sedang menguji Alat Terapi Sederhana yang diperuntukkan untuk Anak Penderita ADHD 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Inovasi dan kreativitas tidak henti-hentinya dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Kali ini, Deanira Mareta Vernelya prodi ilmu keolahragaan, Dzikrina Saras Kurnia prodi PJKR dan Firhan Dedy Pramudya prodi pendidikan teknik mesin berhasil menciptakan permainan yang ditujukan untuk penderita ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Mereka bertiga berhasil membuat alat terapi sederhana berupa modifikasi sensor motorik pada permainan sederhana untuk melatih kemampuan koordinasi dan keseimbangan pada anak ADHD.

Tidak hanya itu, alat tersebut juga bisa berfungsi sebagai arena permainan untuk anak-anak.

Baca: Jerawat Salah Satu Tanda ADHD?

Deanira Mareta Vernelya mengungkapkan, ADHD sendiri merupakan gangguan yang mencakup tiga aspek, yaitu sulit memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsivitas.

Dia menerangkan jika anak-anak ADHD cenderung rendah diri, sulit berteman, serta memiliki prestasi yang kurang memadai.

"ADHD tidak dapat disembuhkan akan tetapi dapat dikurangi gejalanya, antara lain terapi, obat, lingkungan dan perubahan tingkah laku. Oleh karenanya diperlukan terapi khusus. Untuk menanganinya, juga diperlukan modifikasi perilaku dan kesediaan orangtua untuk mengubah pola asuh mereka," terangnya.

Deanira, menerangkan ketika kondisi ADHD dialami oleh anak-anak, maka dapat menyebabkan berbagai kesulitan belajar, kesulitan berperilaku, kesulitan sosial dan kesulitan-kesulitan lain yang saling berkaitan.

Baca: Unisa Buka Klinik Fisioterapi, Hadirkan Pemain Timnas U-23

"Secara umum ADHD adalah suatu kondisi ketika seseorang memperlihatkan gejala-gejala kurang konsentrasi, hiperaktif dan impulsif yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagian besar aktivitas hidup mereka," terangnya.

Firhan Dedy Pramudya mengungkapkan, untuk perancangan desain alat dimulai dengan mengumpulkan dasar teori masing-masing komponen. Kemudian membuat rancangan fisik.

Untuk peralatan dan bahan yang harus dipersiapkan adalah papan, bola mainan, LED, sensor IR, komponen elektronik kontrol.

"Modifikasi sensor motorik pada permainan sederhana untuk melatih kemampuan koordinasi dan kesabaran pada anak ADHD dirancang bekerja secara otomatis ketika sensor IR mendeteksi seseorang sedang memegang salah satu bola. Telapak tangan transparan dibuat untuk memudahkan pencahayaan dari LED sehingga telapak tangan transparan akan memancarkan warna sesuai dengan LED yang menyala," jelasnya.

Firhan mengatakan, agar tidak terjadi tabrakan warna, maka dipasang sistem interlocking LED, sehingga hanya akan ada satu warna yang menyala.

"Tetapi ketika ada dua anak memegang bola pada papan maka maksimal warna yang boleh menyala pada bermain juga ada dua. Artinya jumlah warna LED yang boleh menyala menyesuaikan dengan jumlah anak yang ada di dalam papan bola," katanya.

Untuk pengujian sendiri terdiri dari beberapa tahap. Dzikrina Saras Kurnia, menjelaskan, tahapan itu sendiri yakni pengujian desain alat, pengujian sensor dan sistem alat, dan pengujian alat secara langsung kepada anak ADHD.

Baca: Hilangkan Kerutan dengan Terapi Bekam, Begini Caranya

Untuk tahap pengujian pertama yakni pengujian desain alat dengan menguji daya tarik alat yang dibuat kepada anak-anak.

Tahapan pengujian kedua adalah pengujian sensor dan sistem alat untuk mengetahui bahwa sistem yang dirancang bekerja secara benar dan tidak menimbulkan kekacauan tampilan warna.

Untuk tahap pengujian terakhir yaitu pengujian alat secara langsung kepada anak ADHD.

"Untuk pengujian terakhir, dilakukan dengan cara anak ADHD diperintahkan untuk memegang bola yang ada di papan yang sudah terdapat sensor dari lampu LED di dalam kotakan yang sudah dibuat. Pada salah satu bola didalam kotak akan menyala jika disentuh dengan tangan dengan warna yang berasal dari pancaran LED. Anak ADHD akan diperintahkan untuk mengikuti arah warna tersebut," katanya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved