Bantul

Bupati Bantul Kunjungi Sukasni, Ibu Dua Anak di Dlingo Penderita Kanker Stadium 4B

Dalam kunjungan itu, Bupati dan sang Istri terlihat berbincang cukup akrab bersama Sukasni dan suaminya, Dargito.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Bupati Bantul Drs Suharsono didampingi sang Istri Erna Suharsono mengunjungi Sukasni, Penderita kanker Nasofaring Carcinoma di Pakis 1, Desa/Kita Dlingo, Bantul, Jumat (25/1/2019) 

Laporan Reporter Tribun Jogja Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Bupati Bantul Suharsono mengunjungi Sukasni, di padukuhan Pakis 1, Rt 03, Desa/kecamatan Dlingo, Jumat (25/1/2019) sore. Sukasni merupakan Ibu dua anak penderita kanker ganas
Nasofaring Carcinoma stadium 4B.

Suharsono datang didampingi sang Istri, Erna Suharsono.

Kedatangan mereka memberikan sejumlah bantuan berupa peralatan bayi, susu, mainan anak, sabun bayi, pampers, hingga alat kesehatan untuk bayi.

"Saya datang untuk mengunjungi warga yang perlu bantuan, perlu perhatian dari Pemerintah," tuturnya.

Dalam kunjungan itu, Bupati dan sang Istri terlihat berbincang cukup akrab bersama Sukasni dan suaminya, Dargito.

Mereka memberikan motivasi dan semangat supaya keluarga itu tegar dalam menghadapi cobaan.

Baca: Perjuangan Sukasni, Ibu Dua Anak di Bantul Melawan Kanker Tenggorokan Stadium 4

Sukasni merupakan perempuan tangguh.

Hampir satu tahun ini ia berjuang melawan rasa sakit di tenggorokan akibat kanker ganas nasofaring carcinoma yang diketahui ternyata sudah stadium 4B.

Sang suami, Dargito menceritakan, kanker yang mulai menyerang istrinya itu muncul saat tengah mengandung anaknya yang kedua.

Dargito memiliki dua anak.

Anak pertama bernama Geri Angga Devanisa berusia 14 tahun, saat ini menjadi santri di sebuah pondok pesantren.

Sementara si bungsu, baru berusia tiga bulan, bernama Salim Abdul Hafidz yang lahir prematur dalam usia kandungan 7 bulan.

Baca: Waspadai 5 Hal Sepele yang Bisa Jadi Pemicu Kanker Ini

Menurut Suharsono, meskipun terlahir prematur, kondisi dan perkembangan fisik dari anak bungsu Sukasni itu cukup baik.

Ia mengaku telah memerintahkan Puskemas Dlingo untuk rutin selalu meninjau perkembangan kesehatan Sukasni dan anaknya, Salim Abdul Hafidz.

"Saya minta dari Puskesmas suruh memantau perkembangan ibu dan anak. Sang Ibu kan diperiksa (operasi) ke Rumah sakit Sardjito. Nanti menggunakan fasilitas ambulans gratis. Anaknya, juga saya suruh monitor terus perkembangan fisiknya," tutur Bupati.

Turut hadir juga dalam kesempatan ini, kepala Dinas Kesehatan Bantul, drg Maya Sintowati Pandji bersama jajaran Muspika Kecamatan Dlingo dan Pemerintah Desa Dlingo.

Dikatakan Suharsono, dalam kunjungan ini pemerintah Bantul ingin memperhatikan warga yang membutuhkan uluran bantuan.

Bahkan ia menegaskan, bukan hanya bagi warga yang menderita sakit saja namun warga yang rumahnya tidak layak huni ataupun terkena musibah.

"Harus kita support, kita berikan semangat," ujar dia.

Baca: Bupati Bantul Akan Bawa Jatilan Diponegaran Tampil di Hadapan Gubernur

Lebih lanjut, mantan perwira menengah kepolisian ini juga mengimbau kepada segenap Lurah dan Camat di Kabupaten Bantul untuk memperhatikan setiap warganya.

"Apabila ada yang kurang mampu dan membutuhkan bantuan segara dilaporkan," tegasnya.

Untuk diketahui, Sukasni dan Dargito merupakan keluarga kurang mampu.

Diceritakan Dargito, sebelum diketahui mengidap kanker, tubuh istrinya itu muncul benjolan seukuran biji buah salak pada leher sebelah kiri.

"Saat itu diperiksa ke rumah sakit di Bantul dan disarankan untuk rawat jalan. Katanya istri saya infeksi radang, lama-lama nanti akan hilang," tutur Dargito, menirukan saran dokter kala itu.

Dargito menuruti saran dokter.

Ia rutin membawa istrinya berobat selama 4 kali ke rumah sakit.

Namun karena keterbatasan biaya dan tidak ada kendaraan, pengobatan itu akhirnya mandeg.

Baca: Peneliti Temukan Penanda Unik Sel Kanker

"Kendaraan untuk membawa istri saya berobat itu tidak ada. Kalau mau berobat harus minjem dulu," kenangnya.

Dargito sendiri hanya seorang buruh kayu.

Ia bekerja membuat pintu rumah dengan penghasilan tak seberapa.

Ia menjadi tulang punggung bagi dua anak, istri dan kedua orang tuanya yang sudah berusia lanjut.

Pengobatan berhenti.

Dargito berharap benjolan pada leher istrinya itu akan segera hilang.

Namun tanpa disangka, benjolan itu justru tumbuh semakin besar dan sangat cepat.

"Hanya selang tiga bulan. Benjolan di leher sebelah kiri istri saya langsung tumbuh membesar. Kemudian muncul benjolan lagi di sebelah kanan dan langsung besar," tutur dia menceritakan.

Seiring dengan membesarnya benjolan itu, kata Dargito istrinya sering mengeluhkan sakit.

Pandangan sering kabur berkunang-kunang.

Bahkan terkadang sampai lupa diri atau kehilangan kesadaran.

"Kalau orang menyebutnya sampai ngebleng, lupa kesadaran," ujar dia.

Baca: Toilet Pintar Ini Bisa Deteksi Tanda-tanda Penyakit Kanker dan Diabetes

Melihat kondisi istrinya, Dargito satu ketika membawanya berobat ke rumah sakit Sardjito dan dilakukan CT scan. Hasilnya cukup mengejutkan.

"Istri saya ternyata mengidap penyakit kanker stadium 4B dan disarankan kemoterapi atau terapi radiasi," tutur dia, pasrah.

Sukasni yang saat ini berusia 40 tahun, akibat kanker yang diderita, ia mengaku kesulitan menelan makanan dan sering sakit pada bagian kepala.

"Nafas saya juga sering mampet. Jadi sulit bernafas," tutur Sukasni.

Untuk mengurangi rasa sakit yang diderita, Sukasni selama ini mengaku pasrah dan rutin berdoa, bermunajat pada Tuhan.

Selain itu, Ia juga menjalani pengobatan alternatif di daerah Gabusan dan saat ini tengah menunggu giliran untuk kemoterapi di Rumah sakit Sardjito.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved