Kisah Wiwit, Potret Hidup Seorang Ibu Tiga Anak di Bantul yang Masih Hidup dalam Garis Kemiskinan

Ibu tiga anak ini tinggal di rumah sederhana, tanpa memiliki pekerjaan lantaran dirinya sedang sakit-sakitan

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Wiwit Citra Ningsih dan anak bungsunya Junianto Ramadhan, sedang duduk depan rumahnya di Wijirejo, Pandak, Bantul. 

Namun ketika melihat anak-anaknya yang masih kecil dan sejatinya masih membutuhkan sosok sang ayah, beberapa kali ia tampak mengusap matanya.

Untuk kebutuhan makan setiap harinya, Wiwit mengaku mengandalkan bantuan dari pemerintah melalui program keluarga harapan (PKH) senilai Rp500 ribu.

Jumlah tersebut diakuinya jauh dari kata cukup karena pencairannya pun tiga bulan sekali.

Ia mengaku sering juga dibantu berupa bahan makanan oleh tetangganya yang dermawan, semisal beras, mi instan dan juga telor.

Namun demikian, semua itu dirasakan oleh Wiwit belum juga cukup untuk memberi makan dirinya dan ketiga anak-anaknya.

Tak ayal, jika dalam kondisi sangat terdesak, tak ada bahan makanan untuk dimasak untuk anak-anaknya ia terpaksa harus berhutang di warung yang ada di kampungnya.

"Kalau nanti sudah ada uang, saya bayar," ungkapnya.

Soal biaya pendidikan anak-anak, Wiwit sedikit beruntung karena anak-anaknya selama ini mendapatkan bantuan biaya. 

"Hanya untuk makan setiap hari yang kesulitan," tuturnya, pasrah.

Menengok ke dalam rumah, kondisinya tampak berantakan dan bahkan bisa dikatakan kurang layak huni.

Barang-barang berserakan dimana-mana.

Hanya ada almari dan buku yang dicampur dengan almari pakaian, kondisinya cukup memperihatinkan.

Di sudut ruang depan, ada televisi sekitar 14 inchi.

Bisa jadi, televisi itu merupakan satu-satunya hiburan yang paling berharga dari keluarga ini.

Memasuki ruang tengah kondisinya sama saja. Berantakan.

Ada meja kecil yang digunakan untuk menaruh makanan.

Tapi terlihat kotor dan tampak tak terawat.

Satu kamar diruangan ini juga berantakan.

Dipenuhi oleh setumpuk baju-baju yang tampak kotor.

Di bagian belakang, ada dapur dari tungku dan gas melon beserta sumur kondisinya sama saja, terlihat tak terawat dan berantakan. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved